news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Francis Yonga: Pernah Nekat Tolak Persija demi Bela Persikota

28 Juni 2019 13:27 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Francis Yonga saat membela Persikota Tangerang. Foto: Dok. Francis Yonga
zoom-in-whitePerbesar
Francis Yonga saat membela Persikota Tangerang. Foto: Dok. Francis Yonga
ADVERTISEMENT
Pada masa kejayaanya, Persikota tak hanya menggebrak lewat prestasi. Klub berjuluk 'Bayi Ajaib' ini juga sukses menghasilkan pemain-pemain serta pelatih sukses di belantika sepak bola Indonesia.
ADVERTISEMENT
Beberapa penggawa Persikota tak jarang menghiasi skuat Timnas Indonesia pada medio 1990-an. Mulai dari Firmansyah, Hari Saputra, Yandri Pitoy, hingga Gendut Doni adalah nama-nama yang besar di Persikota hingga mendapat kesempatan berseragam skuat 'Garuda'.
Tak hanya pemain, Persikota juga berhasil mengangkat sejumlah nama pelatih seperti Rahmad Darmawan dan Sutan Harhara. Bahkan, RD--sapaan Rahmad Darmawan--hingga kini masih menjadi salah satu pelatih papan atas yang dimiliki Indonesia.
Pendar Persikota juga semakin terang berkat performa legiun asing mereka yang memikat. Tak hanya hebat, penggawa asing Persikota juga tergolong setia. Mereka adalah Epalla Jordan, Joao Bosco Cabral, dan Francis Yonga.
Khusus untuk Yonga, pemain yang kini menjadi agen pesepak bola itu masih memberi perhatian kepada Persikota. Pria 44 tahun itu mengaku masih mengikuti perkembangan dari klub yang berasal dari Kota Tangerang itu.
ADVERTISEMENT
kumparanBOLA berkesempatan mewawancarai Yonga, yang kini menetap di Ibu Kota. Pria berkewarganegaraan Kamerun itu lantas menceritakan pengalaman manisnya selama memperkuat Persikota serta kesannya kepada Benteng Mania--sebutan suporter Persikota. Berikut petikan wawancaranya.
Bagaimana ceritanya Anda bisa datang ke Indonesia dan bergabung dengan Persikota?
Awalnya, saya waktu itu sedang bermain di Liga China bersama klub Guandong Hong Yen. Kemudian, rekan saya Maboang Kessack (pemain Pelita Jaya ketika itu) mengajak untuk bermain di Indonesia.
Saya lalu datang ke Jakarta dan sempat latihan dengan Persija. Mereka (Persija) menawari kontrak tapi saya tolak. Setelah itu saya ditawari untuk ikut seleksi bersama Persikota dan kemudian saya terima.
Masih Ingat itu di tahun berapa?
ADVERTISEMENT
Saat itu sekitar tahun 1996.
Sebelum gabung dengan Persikota, Anda sudah mengetahui tim ini?
Belum tahu apa-apa tentang Persikota. Saya juga baru pertama kali datang ke Indonesia saat itu.
Francis Yonga Foto: Instagram @francisyonga5
Apa yang membuat Anda menerima pinangan Persikota?
Maboang Kessack cerita tentang target tinggi dari tim. Persikota ingin lolos ke Divisi Utama waktu itu, mereka juga memiliki pemain-pemain bagus. Setelah saya masuk tim, saya kerasan dan jatuh cinta dengan Persikota.
Apa yang membuat Anda langsung jatuh cinta?
Sambutan dari manajemen dan pemain lain yang hangat dan kekeluargaanya sangat terasa. Saya juga langsung klop dengan mereka.
Bagaimana dengan Benteng Mania?
Waktu itu kompetisi belum mulai, karena masih latihan-latihan saja. Kemudian saat mulai uji tanding, suporter banyak sekali yang datang dengan warna biru kuning. Ah, mereka luar biasa sekali.
ADVERTISEMENT
Mulai saat itu saya langsung terkesan dengan suporter. Apalagi mereka selalu datang di mana pun kami bermain.
Punya momen yang tak terlupakan ketika berseragam Persikota?
Kenangan yang tidak saya lupa saat berseragam Persikota ketika tahun 1996. Waktu itu kami menjadi juara Divisi I. Itu merupakan musim pertama saya di Persikota dan Liga Indonesia, kami langsung meraih gelar juara.
Selain itu, bersama Persikota saya juga dikenal oleh masyarakat luas. Saya jadi memiliki ikatan batin dengan Persikota.
Apa yang membuat Anda memutuskan hengkang dari Persikota pada 2004?
Ya, setelah delapan musim dengan Persikota saya rasa perlu untuk mencari tantangan baru.
Francis Yonga saat membela Persikota Tangerang. Foto: Dok. Francis Yonga
Sepuluh tahun setelah itu, tepatnya pada 2014, Persikota kolaps. Bagaimana Anda melihatnya?
ADVERTISEMENT
Saya tahu, saat itu saya sangat sedih sekali apalagi Persikota tim pertama saya di Indonesia. Tapi, saya dengar mereka ingin bangkit lagi.
Mudah-mudahan mereka benar bangkit, saya akan ikuti perkembangannya. Saya masih memantau terus Persikota karena saya mau Persikota kembali berjaya.
Apa perbedaan Persikota saat Anda bermain dengan sekarang?
Jauh berbeda, ya. Dahulu Persikota banyak uang dan memiliki pemain-pemain hebat. Itu yang membuat nama Persikota besar.
Apa pesan Anda untuk Persikota saat ini?
Untuk pengurus, tolong diperhatikan pemain serta infrastruktur tim. Lalu, pemain harus terus berpikir prestasi agar Persikota kembali berjaya. Kemudian, suporter juga tetap mendukung agar Persikota bisa jaya seperti dulu.