Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.1
ADVERTISEMENT
La Liga adalah liganya Jose Bordalas . Memang ada nama-nama yang jauh lebih tenar daripada dirinya seperti Zinedine Zidane atau Diego Simeone tetapi tak ada sosok yang pengaruhnya lebih besar dibanding pelatih Getafe tersebut.
ADVERTISEMENT
Sejak ditunjuk menjadi pelatih Getafe pada 2016, apa yang ingin dilakukan Bordalas sudah terlihat jelas. Pria 55 tahun itu ingin agar tim asuhannya bermain sebagaimana dia menjalani hidupnya.
Bordalas tidak lahir dari keluarga berada. Dia punya sembilan saudara kandung dan harus bekerja keras di masa kecilnya untuk membantu ayah dan ibunya. Berjualan koran, memetik semangka dan melon, semua dia lakoni.
Pada akhirnya, kesempatan untuk mencari penghidupan lebih baik datang lewat sepak bola. Akan tetapi, Bordalas tidak pernah benar-benar sukses sebagai pemain. Malah, di usia 29 tahun, dia sudah harus gantung sepatu karena cedera.
Segala kesulitan yang dia temui di masa muda itu membentuk karakter Bordalas. Dia menjadi sosok pekerja keras yang tidak pernah memberi toleransi pada rasa malas. Itu menjadi kredo suci yang kini dia tularkan kepada Getafe.
ADVERTISEMENT
Sepak bola ala Bordalas sebenarnya sederhana. Sebelas pemain disusun dalam pakem dasar 4-4-2, di mana pertahanan menjadi fokus utama. Mereka bertahan dengan pressing di area tengah lalu menyerang balik lewat umpan panjang.
Simpel, sederhana, tetapi begitu efektif. Di musim pertamanya sebagai pelatih Getafe, Bordalas sukses mempersembahkan tiket promosi ke La Liga. Lalu, setelah sampai La Liga, Getafe dibawanya finis di urutan kedelapan.
Musim lalu, prestasi El Geta semakin menterang saja. Sampai pekan-pekan terakhir mereka masih punya kans lolos ke Liga Champions meskipun akhirnya 'hanya' bisa mengakhiri musim di peringkat kelima.
Meski demikian, momentum yang didapat musim lalu itu tidak langsung bisa direplikasi pada awal musim ini. Dalam tujuh pertandingan pertama, Getafe hanya mampu meraih satu kemenangan, yaitu atas Real Mallorca.
ADVERTISEMENT
Tak heran jika pada permulaan musim Getafe terjerembab di papan bawah. Namun, manajemen tetap menaruh kepercayaan kepada Bordalas. Pasalnya, mereka tahu bahwa masa sulit itu bisa dilewati.
Pada tujuh laga perdana itu Getafe memang menghadapi banyak lawan sulit. Ada Atletico Madrid, Athletic Club, Real Betis, Valencia, sampai Barcelona. Namun, dua klub yang bisa menundukkan mereka hanyalah Atletico dan Barcelona.
Itu artinya, kualitas Getafe sebenarnya tidak buruk. Mereka hanya apes karena harus berhadapan dengan banyak tim kuat dalam satu sekuens. Setelah sekuens itu dilewati, hasil positif pun langsung kembali akrab dengan mereka.
Dalam 15 laga selanjutnya, Getafe berhasil memenangi 10 di antaranya, termasuk pertandingan di kandang Athletic Club, Minggu (2/2/2020) lalu. Getafe menang 2-0 berkat gol-gol Damian Suarez dan Jaime Mata.
ADVERTISEMENT
Berkat tambahan tiga angka dari San Mames itu, Getafe pun kini berhak duduk di urutan ketiga. Hanya Real Madrid dan Barcelona yang posisinya lebih tinggi dari mereka.
Keberhasilan Getafe inilah yang membuat Bordalas jadi pelatih paling berpengaruh di La Liga. Metode permainannya saat ini ditiru oleh banyak sekali klub, termasuk Athletic Club sendiri.
Selain Athletic, Marca menyebut ada tujuh klub lain yang mencoba meniru gaya permainan Getafe ala Bordalas. Mereka adalah Deportivo Alaves, Real Valladolid, Leganes, Espanyol, Eibar, Granada, dan Osasuna.
Ada benang merah yang tampak jelas di sana. Minus Athletic, klub-klub tersebut adalah yang termiskin di La Liga . Mereka tak punya sumber daya melimpah dan harus mencari cara untuk bertahan.
ADVERTISEMENT
Getafe di bawah Bordalas pun menjadi semacam proyek percontohan ideal. Sejak 2016, klub ini benar-benar dijalankan secara cerdas dan penuh perhitungan. Tak heran jika mereka kini berada di jajaran elite La Liga.
Di lapangan, kolektivitas menjadi modus operandi. Ini yang membuat mereka begitu kokoh dalam bertahan dan tajam saat menyerang. Tengoklah catatan memasukkan dan kemasukan mereka kalau tak percaya.
Getafe saat ini merupakan tim terproduktif keenam (32 gol) dan tim dengan pertahanan terbaik keempat (20 gol) di La Liga. Untuk urusan selisih gol (12), mereka adalah yang terbaik ketiga, sesuai dengan peringkatnya.
Dari situ, yang paling menarik adalah tingginya jumlah pencetak gol yang dimiliki Getafe. Total, ada 12 pemain yang sudah mencatatkan nama di papan skor, termasuk bek yang sudah hengkang, Leandro Cabrera.
ADVERTISEMENT
Memang, di skuat Getafe sekarang tetap ada pemain-pemain yang menonjol seperti Angel Rodriguez dan Jaime Mata yang mencetak separuh dari total gol tim. Ada pula Marc Cucurella dan David Soria yang tak pernah absen.
Namun, tetap saja kolektivitas yang dibalut dengan kerja keras menjadi ciri khas utama. Mereka meminimalisir kelemahan dengan mengoptimalkan kelebihan yang dimiliki.
Dengan jalan kesatria seperti itulah Getafe melaju kencang di La Liga . Jangan tanya kapan mereka bakal melambat karena tim ini tidak didesain untuk memberi kejutan sesaat, tetapi merusak tatanan yang ada.