Glenn Sugita Bicara soal Hukuman Persib, Suporter, hingga Keamanan

2 Oktober 2018 15:08 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Glenn Sugita, Direktur PT Persib Bandung Bermartabat saat ditemui kumparan, Senin (1/10). (Foto: Cornelius Bintang/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Glenn Sugita, Direktur PT Persib Bandung Bermartabat saat ditemui kumparan, Senin (1/10). (Foto: Cornelius Bintang/kumparan)
ADVERTISEMENT
Sudah sejak beberapa waktu lalu, kami memburu sesi wawancara dengan perwakilan PT Persib Bandung Bermartabat, antara Glenn Sugita atau Teddy Cahyono. Namun, mereka enggan memberikan kesediaan segera.
ADVERTISEMENT
Glenn, misalnya, memang memilih diam untuk merespons keramaian tentang klubnya, Persib Bandung. Karena yang disoroti publik bukan bagaimana Persib mengalahkan musuh bebuyutannya, Persija Jakarta, melainkan isu yang lebih sensitif, yakni kematian suporter bernama Haringga Sirla menjelang pertandingan.
Saat Persib terus disudutkan dan sejumlah petinggi klub berupaya melakukan pembelaan di sejumlah acara televisi swasta, Glenn tak turut serta untuk berkomentar. Dia sekadar mengucapkan belasungkawa via akun Twitter pribadinya. Karena pada dasarnya, dia berbeda dibandingkan sosok petinggi lainnya alias ogah tampil di publik. Dan sebab lainnya, Glenn ingin mencari tahu dulu duduk perkara secara komprehensif, baru bicara.
Baru pada Senin (1/10), kumparanBOLA mendapatkan kesempatan menemui Glenn di kantornya di Jakarta Selatan. Turut hadir dua orang sebagai pendamping Glenn, tetapi bukan Teddy yang merupakan kolega dekatnya di PT PBB.
ADVERTISEMENT
Menjamu kami di ruang rapat yang tak begitu besar, Glenn tampak fokus. Tak sekalipun dia menyentuh gawai yang diletakkan di dekat tangan kanannya dalam wawancara lebih dari satu jam. Kabarnya, ruangan ini memang steril dari beberapa sinyal operator. Benar-benar pas untuk wawancara.
Dalam kesempatan tersebut, Glenn berbicara panjang lebar tentang fenomena kekerasan suporter dan bagaimana situasi ketika kasus Haringga terjadi. Ditambah lagi solusi yang tengah digodok agar rivalitas Persib vs Persija tak lagi memakan korban.
Ada keinginan kuat dari Glenn. Wajar lantaran sebagai pengusaha yang menghabiskan banyak waktu di Jakarta tetapi ikut mengelola klub besar di Bandung, dia ingin agar kebencian antara Jakmania dan Bobotoh bisa mereda, minimal suporter tandang boleh ke stadion tanpa larangan dari kepolisian lagi.
ADVERTISEMENT
Bagaimana Glenn melihat kasus Haringga dan solusinya yang tengah digodok manajemen Persib? Berikut selengkapnya:
Bagaimana komunikasi PT PBB dengan tim pencari fakta?
Saya baru ketemu tim pencari fakta tadi siang (Senin, 1 Oktober, red) jam 11. Saya beberkan semua dari sisi kami seperti apa. Ada beberapa pertanyaan yang ditujukan kepada saya dan Pak Teddy yang menurut saya sangat bagus, proporsional.
Ada Pak Gusti, Yoyok, Nugroho, dan beberapa teman lain. Pak Nugroho 'kan security officer PT LIB. Mereka menanyakan pertanyaan-pertanyaan seperti, bagaimana hubungan suporter dengan panpel, bagaimana antara manajemen dengan Bobotoh. Terakhir menanyakan juga, apa hukuman yang sekiranya pantas.
Dari kacamata Pak Glenn sebagai Direktur Persib, bagaimana tim pencari fakta seharusnya bekerja? Karena wacana hukuman untuk Persib sudah ramai.
ADVERTISEMENT
Saya bilang nomor satu, panpel 'kan punya SOP. Sudah baku karena panpel sudah menyelenggarakan pertandingan. Biasanya tidak ada insiden berarti, kecuali beberapa insiden melawan Persija. Bisa dilihat bagaimana rekam jejak panpel
Satu yang di luar dugaan karena Persib 'kan tidak pernah nomor satu ketika melawan Persija dalam beberapa tahun terakhir. Ini kebetulan kami sedang nomor satu dan Persija membuntuti di belakang. Jadi mungkin antusiasmenya jauh lebih besar daripada sebelum-sebelumnya. Karena kalau dari pengalaman kami juga, kalau Persib lagi jelek, penonton tidak banyak. Begitu prestasinya bagus, penonton banyak. Jadi kami melihat ada antusiasme penonton. Di luar ada 80.000 orang, sedangkan di dalam sekitar 30.000-40.000
Saya juga mengapresiasi aparat keamanan karena tidak ada insiden sama sekali di lapangan. Bayangkan saja, ada puluhan ribu orang mau masuk semua ke dalam. Jadi saya apresiasi karena bisa menjaga di dalam dan luar lapangan.
ADVERTISEMENT
Khawatir hukuman menjadi pengurangan poin yang bisa merugikan Persib dalam perjalanan di Liga 1?
Memang 'kan selalu ada teori konspirasi. Karena kami nomor satu, banyak yang mau kami tidak di nomor satu lah. Namun, saya melihat satu per satu, bagaimana internal dan panpel kami seperti apa. Menurut laporan yang saya terima, panpel sudah melakukan tugasnya. Katanya panpel bertanggung jawab sampai ring 3A. Ini kejadian di 3B, jadi di luar area panpel. Jadi, saya melihat panpel sudah melakukan tugasnya. Kejadiannya juga tiga jam sebelum kick off. Ada pula begitu banyak suporter yang tidak memiliki tiket, termasuk pelaku dan korban
Jadi, saya melihat dari sisi panpel kemudian bertanya, 'Salahnya apa, ya?' Maksudnya mereka sudah melakukan SOP nya dengan sebaik-baiknya. Kami melihatnya ini sebagai musibah kepada anak bangsa yang menurut saya tidak selayaknya terjadi. Tidak ada seorang pun yang pantas diperlakukan seperti itu, apalagi terhadap saudaranya. Ini masih orang Jawa Barat, istilahnya masih keluarga
ADVERTISEMENT
Saya juga melihat bagaimana short term dalam mengatasi agar tak terjadi lagi. Adapun untuk long term, bagaimana solusinya. Maka kami perlu duduk bersama dengan pemerintah, aparat keamanan, fans, klub, pihak-pihak lainnya seperti Departemen Pendidikan dan Kebudayaan untuk mengajarkan bagaimana nilai moral yang lebih baik di sekolah. Kira-kira seperti itu.
Glenn Sugita, Direktur PT Persib Bandung Bermartabat saat ditemui kumparan, Senin (1/10). (Foto: Cornelius Bintang/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Glenn Sugita, Direktur PT Persib Bandung Bermartabat saat ditemui kumparan, Senin (1/10). (Foto: Cornelius Bintang/kumparan)
Saya menyimpulkan penuturan Pak Glenn bahwa Persib dan panpel sudah berupaya maksimal memenuhi SOP. Jadi, optimistis dengan keputusan Komdis nanti?
Ini sudah menjadi semacam perhatian publik. Publik ingin melihat ke depannya bagaimana ini tidak terjadi. Saya hanya ingin melihat secara fair aja, kenapa ini bisa terjadi secara detail. Tolong lihat juga saat kami menyelenggarakan pertandingan lain tanpa insiden berarti, kecuali yang terakhir ini
ADVERTISEMENT
Apakah hukumannya tidak boleh penonton dalam duel Persib vs Persija dua sampai tiga tahun ke depan misalnya? Mungkin bisa jadi salah satu solusi. Mungkin juga tidak ada penonton dulu untuk Persib karena sementara sistem kami belum ada, kemungkinan pengumpulan massa yang tidak punya tiket juga ada. Kami, sih, berharap fair.
Dan, saya juga mengutuk para pelaku karena tidak ada satu pun anak bangsa ini patut diperlakukan seperti itu.
Pada saat bersamaan, tolong lihat juga dari sisi manajemen dan panpel apa yang sudah dilakukan. Apakah ada SOP yang dilanggar dan tidak dilaksanakan? Apakah salah antisipasi merupakan pelanggaran SOP? Kan tidak.
Kami sudah mengetahui lebih banyak orang. Maka dari 1.500 menjadi 4.300 personel keamanan. Jakmania sudah diimbau agar tidak datang. Pak Gede Widiade juga sudah mengamini. Sayang sekali, ini terjadi.
ADVERTISEMENT
SOP memang sudah kami kerjakan semua, tetapi bagaimana solusinya agar massa tidak menumpuk? Bagaimana cara mengimbau agar mereka tidak datang?
Tanpa menyudutkan pihak-pihak tertentu, apa sih sumber masalah yang sudah ditemukan Persib sehingga kekerasan suporter kerap terjadi? Soalnya, kekerasan ini sebetulnya tidak terjadi di level atas, melainkan akar rumput.
Saya melihat bahwa kejadian ini terjadi karena pertandingan sepak bola yang menimbulkan pengumpulan massa. Kalau tidak ada pertandingan sepak bola, tidak ada pengumpulan massa dan kejadian seperti ini.
Oke, bagaimana caranya agar tidak ada pengumpulan massa ke depannya? Apakah itu dengan meniadakan pertandingan sepak bola? Tidak tentunya. Kami sudah sejak awal tahun untuk melakukan sejumlah langkah agar lebih bagus lagi. Apalagi dengan adanya kemungkinan menyewa GBLA lebih panjang, tidak cuma satu hari atau hari H pertandingan. Dengan mengelola sendiri, kita bisa lebih baik lagi dalam mengantisipasi sistem keamanan atau bagaimana arus penonton saat masuk dan keluar.
ADVERTISEMENT
Kalau bisa ke depannya, yang tidak punya tiket tidak perlu datang. Sudah dimulai dari satu tahun lebih yang lalu kami menerapkan tiket online. Dulu 'kan punya voucher datang ke stadion. Orang juga berpikir masih bisa tiket di stadion. Massa akhirnya lebih banyak. Padahal, orang tidak tahu yang sisa tiket 3.000 dan yang datang 30.000.
Kalau sudah online, kami bisa mengurangi hal-hal semacam itu. Kami sendiri sudah setengah lebih alokasi tiket dijual online. Untuk ke depannya, bagaimana agar yang tak punya tiket agar tak datang? Kalau kemarin orang tanpa tiket tidak datang, kejadian seperti ini tak ada. Mungkin salah satunya kami menggunakan Fan ID dengan tiket.
Ilustrasi Viking Jakarta. (Foto: Fitra Andrianto/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Viking Jakarta. (Foto: Fitra Andrianto/kumparan)
Tadi sempat disinggung tentang GBLA. Bagaimana perkembangan sejauh ini terkait upaya Persib melakukan pengelolaan bersama stadion untuk jangka panjang?
ADVERTISEMENT
Kami sedang berbicara dengan pengelola GBLA untuk menyewa jangka panjang. Sekali menyewa sudah. Hari itu dikasih kunci, hari yang sama mengembalikan. Banyak problemnya kalau cuma harian. Kalau kami bisa menyewa jangka panjang, ada beberapa measurement untuk apa yang harus dilakukan agar pertandingan bisa nyaman. Kami sedang berpikir bersama dengan konsultan yang sudah mengerti supaya orang tidak datang dan berpikir bisa dapat tiket dari calo. Kalau tidak ada calo, penonton tanpa tiket tidak akan datang juga.
Terkait pengelolaan GBLA untuk jangka panjang pasti 'kan biayanya cukup besar. Persib juga sebetulnya merupakan salah satu klub mapan di Indonesia. Dari perhitungan finansial, apakah memang akan menguntungkan?
Ini yang sedang kami hitung. Ya, bisa saja malah jadi rugi. Untuk saat ini, kami masih melakukan penghitungan apa-apa saja yang harus dilakukan pada hari ketika tidak ada pertandingan. Karena kami cuma menggunakannya dalam 17 dari 365 hari (untuk pertandingan Liga 1). Yang pasti, pengelolaan GBLA secara jangka panjang bisa berguna untuk latihan, diklat, dan akademi.
ADVERTISEMENT
Tiket online, fan ID, dan upaya lebih terlibat dalam pengelolaan GBLA. Apa lagi opsi yang tengah dikaji Persib?
Ketiga, saya juga meminta agar semua menahan provokasi kepada klub lawan atau siapa pun juga. Sehingga mengurangi risiko kejadian seperti ini. Kalau perlu, ada hukuman untuk orang yang melakukan provokasi. Jadi sama, di mana-mana provokasi bisa sama bahayanya dengan apa yang akan terjadi setelahnya. Ini yang mau kita lihat bagaimana cara mengatasi provokasi.
Kalau itu bisa, provokasi dilarang dan diberi pelajaran, kemudian tidak ada lagi pengumpulan massa dari orang-orang yang tidak punya tiket, saya rasa kejadian seperti ini bisa sangat dikurangi.
Satu lagi, Persib juga akan menunjuk konsultan yang direkomendasikan FIFA untuk memaksimalkan perbaikan.
ADVERTISEMENT
Final Piala Presiden 2015, begitu banyak Bobotoh datang ke Senayan. Mereka dikawal oleh aparat dari Bandung sampai Jakarta. Khusus duel Persib-Persija ke depannya, mungkinkah cara seperti itu diterapkan meskipun tidak dalam jumlah masif atau dibatasi?
Saya rasa semua bisa dilakukan. Saya juga ingin agar dalam beberapa tahun ke depan, bisa menonton Persib melawan Persija baik itu di GBK maupun Bandung, dengan suporter kedua belah pihak ada. Itu nyaman sekali. Saya senang sekali kalau bisa kejadian.
Ada berapa Jakmania yang datang. Atau bisa sebaliknya? VIking atau Bomber beberapa datang ke Jakarta untuk nonton di GBK? Apakah bisa tahun depan? Saya sih berharap secepat mungkin, tetapi untuk realistis butuh beberapa tahun.
ADVERTISEMENT
Saya kira fanatisme itu perlu, tetapi pas pertandingan saja, boleh teriak-teriak asal jangan rasialis di stadion. Namun, setelah pertandingan, siapa pun yang menang, semua kembali lagi seperti semula.
PSSI, melalui Ketua Umum Edy Rahmayadi, sempat mengatakan bahwa klub harus turut bertanggung jawab dalam pembinaan suporter agar kasus kekerasan tak terulang. Apakah Persib sudah mengambil peran dalam hal ini?
Ada. Kami secara formal dan informal. Kami pernah membuat konsep Bobotoh Bageur bagaimana supaya Bobotoh menjadi bageur. Kami juga berkomunikasi terus dengan petinggi-petinggi suporter. Tapi, mereka yang terlibat kejadian kemarin kan bukan anggota kelompok suporter. Mungkin pesan yang disampaikan tidak sampai. Ini yang agak sulit. Kalau bukan anggota, ya, mungkin lingkungan atau sekolahnya. Lalu, bagaimana cara agar mereka menjadi Bobotoh yang bageur? Saya mungkin juga menganjurkan agar mendukung Persib dengan menjadi anggota sehingga bisa terkoordinasi.
ADVERTISEMENT
Persib dan Bobotoh (Foto: istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Persib dan Bobotoh (Foto: istimewa)
Bagaimana dengan sponsor? Apakah kasus kekerasan suporter ini memiliki dampak terhadap kepercayaan sponsor untuk mendukung sepak bola Indonesia, khususnya Persib?
Pertanyaan yang sangat bagus. Ada satu atau dua sponsor yang sudah bicara. Namun, saya mengatakan agar menunggu tim pencari fakta dan hasilnya, bagaimana kejadian sebenarnya? Karena waktu itu, saya juga belum mengetahui detail kejadian, di mana kejadiannya, di lapangan atau luar lapangan, apakah mereka memiliki tiket, apa penyebabnya, apakah senggol-senggolan, awalnya kami tidak tahu sama sekali. Makanya sepekan terakhir saya tidak mau bicara karena belum mengetahui detailnya. Maka saya bilang tunggu dulu.
Kemudian, kami memetakan apa yang sudah menjadi SOP dan telah dilakukan. Apa pula yang kami bisa improve, meski tidak ada di dalam SOP. Itu yang akan komunikasikan dengan sponsor. Sponsor pasti concern, tidak cuma klub, tetapi juga liga. Kalau diasosiasikan dengan jumlah korban, suporter tentu berpikir dua kali. Namun, semua orang harus memikirkan bagaimana agar kejadian ini tidak terulang.
ADVERTISEMENT
Mengenai sistem yang tengah digodok Persib agar kasus kekerasan suporter tak terulang, dalam hal ini penggunaan tiket online, apakah akan diterapkan secara umum di tim-tim Liga 1 lainnya?
Di internal dulu, baru kami ajukan ke liga untuk diterapkan klub lain. Kami juga tidak mau kejadian seperti ini terulang di tempat lain. Kalau memang berhasil, kenapa tidak diadaptasi? Kami 'kan ingin liga lebih baik.
Melihat situasi kini, Persib sangat mungkin tampil di Asia musim depan dan berpotensi mendapatkan sorotan lebih luas secara internasional. Apakah solusi menyoal kasus kekerasan suporter ini menjadi urgensi? Yakin bisa tuntas sebelum Liga 1 2018 yang tinggal hitungan bulan lagi?
Ya, ini fokus kami sekarang, solusi untuk short term atau long term. Untuk penyelesaiannya, saya berharap dan yakin bisa tuntas segera karena ini memang harus cepat agar tak terulang kejadian yang sama.
ADVERTISEMENT
***
Satu hari setelah wawancara ini, Selasa (2/10/2018), PSSI akhirnya menjatuhkan sanksi terhadap Persib. Total, ada 9 sanksi yang dijatuhkan, termasuk untuk klub, panpel, dan pemain.
Beberapa sanksi tersebut menyebutkan, Persib dilarang tampil di Pulau Jawa untuk pertandingan kandang mereka sampai musim 2018 selesai. Persib juga mendapatkan perintah bermain tanpa penonton sampai pertengahan musim 2019.