Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Tidak ada yang bisa menjadi selamanya. Begitu pula dengan superioritas Bayern Muenchen. Barangkali mereka akan tetap menutup musim 2019/20 dengan gelar juara. Namun, dalam perjalanannya Bayern juga bisa bertanding sebagai tim yang buruk.
ADVERTISEMENT
Itulah yang terjadi di babak 32 besar DFB Pokal 2019/20 ketika Bayern berlaga melawan VfL Bochum. Pertandingan yang berlangsung pada Rabu (30/10/2019) di Vonovia Ruhrstadion itu memang diselesaikan Bayern dengan kemenangan 2-1.
Akan tetapi, Serge Gnabry dan Thomas Mueller baru bisa mencetak gol pada menit 83 dan 89. Bayern bahkan sempat tertinggal 0-1 akibat gol bunuh diri Alphonso Davies pada menit 36.
Ivan Perisic, Gnabry, dan Kingsley Coman dipilih Niko Kovac untuk turun sebagai starter di lini serang dalam formasi 4-3-3. Leon Goretzka, Thiago, dan Corentin Tolisso menopang dari lini kedua.
Thomas Reis yang mengasuh Bochum menginstruksikan timnya turun dengan skema 4-2-3-1. Silvere Ganvoula menjadi penyerang tunggal, sedangkan Anthony Losilla dan Robert Tesche bertugas sebagai poros ganda.
ADVERTISEMENT
Kovac menyebut Bochum bermain dengan fantastis hari ini. Segala hal yang dilakukan Bochum mengingatkan orang-orang bahwa status unggulan tidak penting-penting amat. Atau malah tidak penting sama sekali.
"Bochum bertanding dengan fantastis. Mereka menunjukkan bahwa para underdog bisa mencuri kesempatan di pertandingan seperti ini. Kami bermain buruk selama 60 hingga 70 menit. Umpan-umpan kami tidak ada gunanya," jelas Kovac, dikutip dari laman resmi Bayern.
Bochum tidak mengaplikasikan taktik yang baru di laga ini. Jangan coba-coba untuk nekat bermain terbuka jika yang menjadi lawan adalah Bayern. Alih-alih mencetak gol, malah disikat.
Menggunakan garis pertahanan rendah dan menumpuk pemain di area pertahanan adalah cara paling masuk akal. Hasilnya tidak mengecewakan. Goretzka, Thiago, dan Tolisso yang ngepos di second line kesulitan untuk merangsek masuk ke jantung pertahanan.
ADVERTISEMENT
Akibatnya, para pemain Bayern menyerang dengan sporadis. Tembakan-tembakan mereka kehilangan akurasi, baik karena dilepaskan dari jarak jauh atau saat dalam keadaan tertekan. Ada tujuh tembakan tidak tepat sasaran dari 13 percobaan yang dibuat Bayern.
Sudah begitu, Bayern dihantam gol bunuh diri Davies pada menit 36. Pemain 18 tahun itu salah mengantisipasi umpan dari sisi kiri sehingga bola malah masuk gawang sendiri.
Tertinggal 0-1 di babak pertama, Bayern berupaya bangkit di paruh kedua. Masalahnya, pemain-pemain Bochum makin kreatif dalam memangkas kreativitas Bayern dengan tekanan terstruktur.
Kovac tidak punya pilihan. Para penggawa utama mesti dimasukkan. Perisic, Tolisso, dan Goretzka ditarik dan masing-masing digantikan oleh Robert Lewandowski, Mueller, serta Philippe Coutinho.
ADVERTISEMENT
Keberadaan amunisi baru memberi nyawa pada permainan Bayern. Serangan-serangan mereka jadi lebih berani dan efektif. Hasilnya baru bisa dinikmati pada menit 83 berkat keberhasilan Gnabry mengonversi umpan Josua Kimmich.
Bayern akhirnya merasakan keunggulan. Semenit sebelum waktu normal beres, Mueller mencetak gol dengan meneruskan sodoran Coman.
Keunggulan 2-1 Bayern bertahan hingga wasit meniup peluit panjang. Bayern lolos dari lubang jarum, Bayern berhasil menyegel tiket babak 16 besar DFB Pokal 2019/20.