Griezmann ke Barcelona, Bisa Apa?

15 Mei 2019 21:20 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Selebrasi Antoine Griezmann. Foto: REUTERS/Sergio Perez
zoom-in-whitePerbesar
Selebrasi Antoine Griezmann. Foto: REUTERS/Sergio Perez
ADVERTISEMENT
Antoine Griezmann membuat langkah mengejutkan. Ia memilih untuk meninggalkan Atletico Madrid di akhir musim nanti.
ADVERTISEMENT
Belum diketahui secara pasti destinasi Griezmann selanjutnya. Akan tetapi, hampir bisa ditebak bila ia akan segera merapat ke Barcelona. Toh, sudah setahun lebih Blaugrana memendam hasrat untuk memboyongnya.
Fabrizio Romano, jurnalis asal Italia sekaligus pakar transfer, menyebut Barcelona telah berniat menebus klausul pelepasan senilai 125 juta euro demi mengakuisisi eks pemain Real Sociedad tersebut.
So, tak ada salahnya, dong, kalau kami mulai menimbang kontribusi Griezmann di Barcelona nanti?
Nilai plus utama Griezmann adalah kemampuannya untuk beroperasi sebagai winger dan penyerang tengah. Ini penting, mengingat Ernesto Valverde kini beralih dari pakem 4-4-2 ke 4-3-3.
Gamblangnya, Barcelona butuh satu personel klinis lagi selain Lionel Messi dan Luis Suarez di garda terdepan--lebih dari Philippe Coutinho, Ousmane Dembele, serta Malcom. Perlu digarisbawahi, ketiganya merupakan kreator serangan, bukan berpredikat sebagai produsen gol aktif.
ADVERTISEMENT
Dembele, misalnya, yang sukses jadi penyumbang assist terbanyak Dortmund dengan torehan 12, pada akhirnya cuma mencetak 11 gol selama dua musim berseragam Barcelona. Sementara, Coutinho memang sempat menjadi pencetak gol terbanyak Liverpool di edisi 2016/17. Namun, perlu diingat bahwa saat itu belum ada Mohamed Salah yang notabene diplot sebagai mesin gol The Reds.
Nyatanya mantan penggawa Inter Milan itu cuma mampu mengemas 5 gol hingga pekan ke-37 La Liga. Malcom lebih parah lagi karena hanya menyumbang sebiji gol. Meski, ya, itu juga tak terlepas dari menit bermainnya yang minim.
Bila dikalkulasi, gol Coutinho, Dembele, dan Malcom pun masih berada jauh di bawah Suarez. Bukan berarti ketiga pemain di atas buruk. Akan tetapi, Barcelona membutuhkan sosok ketiga yang bisa diandalkan untuk mencetak gol--selain Messi dan Suarez.
ADVERTISEMENT
Kekalahan 0-4 dari Liverpool di leg kedua semifinal Liga Champions lalu bisa diambil hikmahnya. Ya, matinya Suarez dan Messi jadi alasan kekalahan memalukan Barcelona di Anfield. Nama yang disebut belakangan tercatat telah 8 kali kehilangan penguasaan bola. Sementara Suarez, hanya mampu melepaskan satu tembakan sepanjang laga.
Sialnya, Dembele masih belum bisa diturunkan karena cedera. Makin apes lagi karena Coutinho tampil buruk. Malcom yang baru dimasukkan pada menit 80 pun gagal membuat perbedaan.
Barcelona gagal ke final Liga Champions 2018/19. Foto: Reuters/Carl Recine
See? Sampai di sini terlihat tingginya urgensi Barcelona terhadap pemain yang tajam alias piawai dalam mencetak gol.
Wajar kalau mereka mengincar Griezmann. Sembilan musim mentas di La Liga bersama Real Sociedad dan Atletico membuatnya lebih balig ketimbang Dembele, Coutinho, ataupun Malcom.
ADVERTISEMENT
Itu dari segi adaptasi, belum dari kuantitas gol serta assist yang dibuatnya dalam beberapa musim terakhir. Total 94 gol dibuatnya di La Liga sejak memperkuat Atletico 2014/15 silam atau 18,8 gol per musim bila dirata-rata.
Perannya di Atletico juga kian kompleks dalam tiga musim ke belakang. Tidak hanya mencetak gol, tetapi juga memprakarsai peluang. Musim lalu misalnya, ia menjadi pendulang gol dan assist terbanyak di Atletico dengan torehan 19 gol 9 assist.
Mampu mencetak gol dan assist sama baiknya, demikian perbedaan mendasar Griezmann dengan Dembele, Coutinho, dan Malcom.
Oh, ya, Griezmann juga pernah diganjar sebagai pemain terbaik La Liga edisi 2016 dan juga Liga Europa musim 2017/18. Belum lagi dengan catatan emasnya bersama Tim Nasional Prancis: Sepatu Emas Piala Eropa 2016 serta Trofi Piala Dunia 2018.
ADVERTISEMENT
Antoine Griezmann merayakan kesuksesan Timnas Prancis menjuara Piala Dunia 2018. Foto: Christian Hartmann/Reuters
Lalu, di posisi mana Valverde bakal memfungsikan Griezmann?
Sebagai penyerang modern, Griezmann tak hanya terpatok pada satu pakem saja. Ia bermain sebagai penyerang dalam wadah 4-4-2 yang diusung Atletico.
Sementara saat berseragam Prancis, Griezmann mengisi pos penyerang tengah. Secara posisi itu memang berbeda. Akan tetapi, Griezmann mengemban peran serupa di sana.
Saat bersua Belgia pada babak semifinal Piala Dunia 2018, misalnya, pemain berusia 28 tahun itu cenderung aktif bergerak horizontal--dari tepi kiri hingga kanan. Berbeda dengan Olivier Giroud yang bergerak vertikal.
Pun demikian saat Griezmann berduet dengan Diego Costa serta Alvaro Morata di Atletico. Area jelajah yang lebih luas kian memperlebar ruang bagi rekan-rekan setimnya. Menjadi penting karena Griezmann punya kemampuan olah bola dan visi yang oke.
ADVERTISEMENT
Format 4-3-3 jadi wadah ideal Griezmann di Barcelona. Dengan slot tiga penyerang, artinya Valverde bisa menurunkannya di pos winger kiri--berbarengan dengan Suarez dan Messi.
Selebrasi Antoine Griezmann seusai menggetarkan jala gawang Getafe. Foto: REUTERS/Javier Barbancho
Singkatnya, Valverde tak perlu repot untuk mengganti pakemnya. Andai kembali berpaling ke formasi dasar 4-4-2, pun tak jadi soal. Meski konsekuensinya, ia tak bisa memainkan ketiganya secara bersamaan.
Namun, bukan tak mungkin juga Griezmann bakal menggeser salah satu dari Suarez atau Messi sekalipun. Toh, tak berlebihan untuk mengatakan bahwa perekrutan Griezmann merupakan langkah antisipasi mencari suksesor Messi.