Guendogan Ungkap Alasan Jerman Tak Lagi Pose Tutup Mulut di Piala Dunia

29 November 2022 17:31 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemain Timnas Jerman menutupi mulut saat foto bersama sebelum pertandingan melewan Jepang pada Grup E Piala Dunia 2022 Qatar di Stadion Internasional Khalifa, Doha, Qatar. Foto: Annegret Hilse/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Pemain Timnas Jerman menutupi mulut saat foto bersama sebelum pertandingan melewan Jepang pada Grup E Piala Dunia 2022 Qatar di Stadion Internasional Khalifa, Doha, Qatar. Foto: Annegret Hilse/REUTERS
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pemain Timnas Jerman, Ilkay Guendogan mengungkapkan alasan timnya tidak melakukan pose tutup mulut kala bersua Spanyol dalam laga kedua Piala Dunia 2022 pada Senin (28/11) dini hari WIB.
ADVERTISEMENT
Pemain 32 tahun itu menyebut timnya ingin fokus sepenuhnya pada pertandingan di lapangan. Maka dari itu, pose tutup mulut seperti kala bersua Jepang tak diulangi lagi oleh Jerman.
Jerman sebelumnya melakukan pose menutup mulut saat sesi foto sebelum pertandingan melawan Jepang di partai pembuka fase grup, Rabu (23/11). Aksi ini sebagai bentuk protes kepada FIFA soal pelarangan memakai ban kapten 'OneLove' di Piala Dunia kali ini.
Pemain Timnas Spanyol Sergio Busquets berebut bola dengan pemain Timnas Jerman Ilkay Gundogan pada pertandingan Grup E Piala Dunia 2022 Qatar di Stadion Al Bayt, Al Khor, Qatar. Foto: Matthew Childs/REUTERS
Guendogan kemudian menjelaskan alasan timnya melakukan hal tersebut. Itu lantaran keputusan bersama sebagai sebuah tim mengingat ada beberapa pemain yang ingin melayangkan protes kepada FIFA.
"Kami memiliki beberapa pemain yang marah kepada FIFA, karena jelas ada hal-hal yang direncanakan dari tim," jelasnya.
"Kami melakukan diskusi di tim dan pada akhirnya diputuskan bahwa kami akan melakukan gerakan ini [pose menutup mulut] melawan FIFA. Jika anda melakukan sesuatu, anda melakukannya sebagai sebuah tim," ucap pemain Manchester City itu.
ADVERTISEMENT
Pemain Timnas Spanyol Jordi Alba berebut bola dengan pemain Timnas Jerman Jamal Musiala pada pertandingan Grup E Piala Dunia 2022 Qatar di Stadion Al Bayt, Al Khor, Qatar. Foto: Albert Gea/REUTERS
Federasi Sepak Bola Jerman (DFB) juga menulis pernyataan soal sikap yang diambil melalui akun media sosial resminya. Menurut DFB, protes dilakukan oleh timnya sebagai wujud keinginan mempertahankan nilai-nilai negaranya yakni keberagaman dan penghormatan.
"Kami ingin menggunakan ban kapten kami untuk mempertahankan nilai-nilai yang kami anut di tim nasional Jerman: keberagaman dan saling menghormati," bunyi pernyataan DFB, pada Rabu (23/11).
"Bersama dengan bangsa lain, kami ingin suara kami didengar. Ini bukan tentang membuat pernyataan politik–hak asasi manusia tidak dapat dinegosiasikan. Itu harus diterima begitu saja, tetapi tetap saja tidak demikian. Itulah mengapa pesan ini sangat penting bagi kami," lanjutnya.
"Menolak kami memakai ban kapten sama dengan menolak kami bersuara. Kami berdiri dengan posisi kami," tegas pernyataan tersebut.
Selebrasi pemain Timnas Jerman usai mencetak gol ke gawang Timnas Spanyol pada pertandingan Grup E Piala Dunia 2022 Qatar di Stadion Al Bayt, Al Khor, Qatar. Foto: Kai Pfaffenbach/REUTERS
Adapun pada partai kontra Spanyol, Der Panzer hanya mendapat satu angka karena imbang 1-1. Juara dunia empat kali itu kini mengantongi satu angka dari dua laga berkat sekali imbang serta kalah.
ADVERTISEMENT
Berikutnya, Jerman akan melakoni laga 'hidup-mati' lawan Kosta Rika, Jumat (2/12) dini hari WIB. Anak asuh Hansi Flick wajib menang dan berharap Spanyol melibas Jepang di pertandingan lainnya supaya mereka bisa melaju ke babak 16 besar Piala Dunia 2022.
Penulis: M. Fadhil Pramudya P.