Hendro Kartiko, Fabien Barthez dari Indonesia

24 April 2020 20:21 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Hendro Kartiko, jadi pelatih kiper di PSM. Foto: Dok. @hendro34kartikocoach
zoom-in-whitePerbesar
Hendro Kartiko, jadi pelatih kiper di PSM. Foto: Dok. @hendro34kartikocoach
ADVERTISEMENT
Jika mendengar nama Hendro Kartiko, apa yang terbayang dalam benak kalian? Tampang sangar? Kepala plontos? Kiper Timnas Indonesia?
ADVERTISEMENT
Ya, itu semua benar adanya. Hendro memang memiliki perawakan yang cukup menakutkan. Tatapannya tajam. Jarang juga terlihat rambut lebat yang menutupi kepalanya.
Namun, di balik itu semua, Hendro adalah sosok yang disegani di kancah sepak bola Indonesia. Kariernya sebagai pemain panjang membentang sejak 1989 (level junior) hingga tahun 2012, saat ia memutuskan pensiun setelah membela Mitra Kukar.
Dari semua perjalanan yang sudah ia tempuh, ada satu kisah menarik yang sempat membuatnya mendapat julukan apik: Barthez dari Indonesia. Itu terjadi pada 2000-an silam, saat ia membela Timnas Indonesia di ajang Piala Asia 2000.
***
Di level klub, karier Hendro sudah tidak perlu ditanyakan lagi kecemerlangannya. Memulai karier dari Persid Jember, ia pernah mengantarkan PSM dan Persebaya menjuarai gelar Liga Indonesia.
ADVERTISEMENT
Banyak juga klub-klub besar lain yang sudah dibela Hendro. Selain PSM dan Persebaya, Hendro pernah membela Arema, Persija, Sriwijaya FC, serta PSPS Pekanbaru. Ia juga pernah menjajal karier di Mitra Surabaya.
Karier gemilangnya di level klub ini membuat Hendro jadi langganan Timnas Indonesia. Sejak 1996, ia rutin bermain untuk Timnas di ajang-ajang bergengsi antar negara Asia maupun Asia Tenggara. Ia bahkan masuk skuat Timnas untuk Piala Asia 1996.
Namun, salah satu pengalaman tak terlupakan Hendro terjadi di ajang Piala Asia 2000. Saat itu, Timnas Indonesia memang tidak lolos ke fase gugur setelah digebuk oleh China dan Korea Selatan di babak grup.
Meski begitu, penampilan Indonesia ketika menahan imbang Kuwait mengundang decak kagum. Nah, salah satu yang menyorot perhatian adalah aksi-aksi menawan Hendro. Ia menghalau semua serangan yang dilancarkan Kuwait ke gawang Indonesia.
ADVERTISEMENT
Banyaknya penyelamatan yang dilakukan Hendro ini membuat ia mendapatkan gelar Man of the Match di pertandingan itu. Dari situlah, julukan 'Barthez dari Indonesia' tersemat pada dirinya. Mengapa demikian?
Pada era 2000-an, nama Barthez memang sedang menggema di seluruh dunia. Ia adalah bagian dari skuat Timnas Prancis yang memenangi gelar Piala Dunia 1998 dan Piala Eropa 2000. Ia mempunyai ciri khas berupa kepala yang plontos.
Kebetulan, kepala Hendro juga plontos ketika ia tampil di Piala Asia 2000. Alhasil, ia pun mendapatkan julukan sebagai 'Barthez dari Indonesia'. Ia andal sebagai "shot stopper" dan mampu mengatur pertahanan dengan baik.
Penampilan gemilangnya berlanjut di ajang Piala Asia 2004. Dalam laga perdana fase grup menghadapi Qatar, Hendro kembali tampil apik. Bedanya, kali ini Timnas Indonesia berhasil meraih kemenangan dengan skor 2-1.
ADVERTISEMENT
Hendro pun kembali mendapatkan gelar Man of the Match selepas laga. Julukan 'Barthez dari Indonesia' pun tetap tersemat kepadanya.
Sayang, selama membela Timnas, Hendro tidak pernah mempersembahkan gelar. Tiga final Piala AFF (2000, 2002, dan 2004) ia lalui, namun tak satu pun titel juara yang digenggam. Ada Thailand dan Singapura yang menghalangi jalan mereka.
Ya, terkadang, ketika bergelimang gelar di level klub, seorang pemain belum tentu bisa menyalinnya ketika tampil di level Tim Nasional. Namun, Hendro tetaplah 'Barthez dari Indonesia', yang dikenal karena penyelamatan-penyelamatan apiknya.
***
Hendro masih berkutat di sepak bola. Sekarang, ia fokus melatih kiper-kiper di klub-klub Indonesia. Harapannya, agar kelak Indonesia mampu melahirkan talenta yang hebat dan apik, seperti atau bahkan melebihi dirinya.
Hendro Kartiko bersama kiper Timnas Indonesia. Foto: Dok. @hendro34kartikocoach
Beberapa klub pernah menjadi tempat Hendro menjajal karier sebagai pelatih kiper, seperti Arema, Sriwijaya FC, dan Madura United. Selain itu, Hendro juga pernah mengecap karier sebagai pelatih kiper Timnas, yakni di Timnas U-19 dan Timnas U-22.
ADVERTISEMENT
Sekarang, Hendro melatih di PSM, klub yang sukses ia antar meraih gelar juara saat masih jadi pemain. Ada beberapa pemain seperti Hilman Syah maupun Miswar Saputra yang harus ia didik dan latih agar kelak jadi kiper yang baik untuk PSM dan Indonesia.
Memasuki 24 April 2020 ini, usia Hendro memasuki angka 47 tahun. Mari berharap agar ia bisa terus aktif di dunia sepak bola, serta mampu melahirkan sosok-sosok yang ciamik dalam menjaga mistar gawang bagi Timnas Indonesia.
Selamat Ulang Tahun, Barthez dari Indonesia!
===
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona
===
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona