Hugo Lloris Tegaskan Virus Bukan Sebab Prancis Gagal Juara Piala Dunia

19 Desember 2022 10:26 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemain Argentina Lionel Messi mencetak gol pertama mereka saat melawan Prancis pada final Piala Dunia 2022, di Stadion Lusail, Lusail, Qatar, Minggu (18/12/2022). Foto: Hannah McKay/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Pemain Argentina Lionel Messi mencetak gol pertama mereka saat melawan Prancis pada final Piala Dunia 2022, di Stadion Lusail, Lusail, Qatar, Minggu (18/12/2022). Foto: Hannah McKay/REUTERS
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Hugo Lloris beberkan penyebab utama kekalahan Prancis atas Argentina di final Piala Dunia 2022, Minggu (18/12) malam WIB. Menurutnya, bobroknya permainan Les Bleus di babak pertama menjadi faktor utama kegagalan 'Ayam Jantan' untuk meraih gelar juara. Sebelum laga, beberapa penggawa Prancis dikabarkan kena virus
ADVERTISEMENT
Virus yang dikenal dengan nama flu 'Camel' tersebut memang sempat menyerang lima pemain Prancis. Pada akhirnya keseluruhan pemain yang diduga terinfeksi tetap bermain di partai final. Mereka tetap merumput layaknya tak ada penyakit yang diderita.
"Meskipun demikian [terkena virus], para pemain harus menaikkan level untuk mengatasinya. Saya pikir itu berhasil, adrenalin para pemain pun meningkat meski ada gejala flu yang diderita. Walau pada akhirnya gagal, saya tidak ingin menyalahkan faktor ini," tegas Lloris, dikutip dari Mundo Deportivo.
Prancis langsung menemui kesulitan tatkala Argentina mampu mencetak gol lebih dulu di paruh pertama. Bagi Lloris ini adalah faktor krusial.
Pemain Argentina Lionel Messi mencetak gol ketiga mereka saat melawan Prancis pada final Piala Dunia 2022, di Stadion Lusail, Lusail, Qatar, Minggu (18/12/2022). Foto: Hannah McKay/REUTERS
Adalah Lionel Messi (23') dan Angel Di Maria (36') yang sukses meluluhlantakkan pertahan Prancis dalam kurun waktu tak sampai 15 menit. Berkat dua gol tersebut, Les Bleus akhirnya kehilangan momentum untuk memegang kendali permainan.
ADVERTISEMENT
"Ini adalah kisah yang menyakitkan. Kami melewatkan babak pertama dengan sangat buruk," ujar Lloris kepada GFFN.
"Kami banyak melakukan kesalahan-kesalahan sendiri. Mulai dari kesalahan teknis, kalah dalam berduel, dan pada akhirnya kami menemui kesulitan yang tak berkesudahan," lanjutnya.
Sebagai seorang kapten, Hugo Lloris juga tak menampik bahwa dirinya memiliki penyesalan yang cukup mendalam atas kekalahan ini. Apalagi, ia gagal membawa Prancis menjuarai Piala Dunia secara back-to-back.
Padahal, Lloris mampu mengukir sejarah anyar andai mampu merengkuh gelar juara. Ya, kiper Tottenham Hotspur itu akan menjadi kapten pertama yang menjuarai dua edisi Piala Dunia berturut-turut.
Pemain Prancis Kylian Mbappe beraksi bersama pemain Argentina Lionel Messi pada final Piala Dunia 2022, di Stadion Lusail, Lusail, Qatar, Minggu (18/12/2022). Foto: Paul Childs/REUTERS
"Lionel Messi adalah pemain hebat. Semua orang tahu apa yang dia wakilkan dalam ajang olahraga sepak bola. Tapi, ini adalah laga Prancis vs Argentina, tak hanya Messi yang berhak mewakilkan suara banyak orang. Kami juga ingin menulis sejarah kami sendiri," imbuh Lloris dikutip dari Mundo Deportivo.
ADVERTISEMENT
"Sepanjang sejarah, [Argentina] selalu dihuni nama-nama besar. Dulu [Diego] Maradona, sekarang Lionel Messi. Itulah mengapa selalu menimbulkan ekspektasi yang tinggi kepada tim tersebut. Namun, ketika Anda adalah orang Prancis, Anda juga tak boleh kalah. Kami seharusnya bisa lebih baik di final," tukasnya.
Pemain Prancis Olivier Giroud bereaksi saat diganti pada final Piala Dunia 2022, di Stadion Lusail, Lusail, Qatar, Minggu (18/12/2022). Foto: Franck Fife/AFP
Prancis ditekuk Argentina dengan skor 4-2 via adu penalti. Bertanding di Lusail Iconic Stadium. pertandingan harus dilanjutkan melalui drama tos-tosan usai skor 3-3 bertahan hingga extra time berakhir.
Dengan kemenangan Argentina, La Albiceleste mengakhiri puasa gelar yang diderita lebih dari tiga dekade terakhir. Argentina diketahui merasakan gelar juara terakhirnya pada 1986 tatkala diperkuat Maradona.