Ibrahim Afellay: Muslim Teladan Belanda yang Gigih Jaga Puasa Ramadhan

Ibrahim Affelay, eks pemain Barcelona. Foto: Christof Koepsel/Bongarts/Getty Images

Sebagai seorang muslim, Ibrahim Afellay tentu ingin menjalani puasa Ramadhan dengan baik. Akan tetapi, hal itu tidak mudah ia lakukan karena kariernya sebagai seorang pesepak bola profesional.

Pemain asal Belanda itu tetap harus berlatih, bahkan mesti bertanding di bulan Ramadhan. Bukan hal yang mudah. Namun, Afellay tetap mampu menjaga puasanya.

"Saya tetap bermain di laga-laga berat yang tentu melelahkan. Saya memang merasa lelah, tetapi saya tahu alasan kenapa melakukan puasa ini dan mendapat banyak tenaga dan energi. Bahkan, saya sampai tak sadar belum makan seharian," kata Afellay kepada media Belanda, Wij Blijven Hier.

"Orang-orang harusnya tidak perlu terlalu bangga kalau saya tampil di laga sambil berpuasa. Ini adalah bagian kepercayaan dari saya yang juga sangat penting bagi diri saya sendiri," lanjut dia.

Ibrahim Affelay, eks pemain Barcelona. Foto: David Ramos/Getty Images

Ibrahim Afellay sendiri sempat mendapat penghargaan sebagai seorang Muslim. Dia dinobatkan sebagai Moslim Van Het Jaar atau Muslim Teladan Belanda pada 2005 saat masih membela PSV.

Ia pun tetap berpuasa Ramadhan saat hijrah ke Barcelona pada 2010. Hal itu membuat Xavi Hernandez kagum pada Afellay.

"Eric Abidal, Seydou Keita, dan Afellay adalah Muslim yang luar biasa," ucap Xavi dilansir El Heddaf.

"Mereka mampu berpuasa dalam waktu yang lama. Sungguh luar biasa. Saya sangat menghormati mereka beribadah," tambahnya.

Ibrahim Affelay, eks pemain Barcelona. Foto: Christof Koepsel/Bongarts/Getty Images

Sayangnya, karier Ibrahim Afellay tenggelam usai pindah ke Barcelona. Cedera menjadi penyebab utamanya. Selama menghuni Camp Nou, ia cuma tampil 35 kali dan mencetak dua gol.

Ia pun dikirim ke Schalke dan Olympiacos sebagai pemain pinjaman sebelum akhirnya dilepas permanen ke Stoke City pada 2015.

Pada 2019, Afellay dan Stoke pisah jalan. Ia pun kembali ke PSV dan mengumumkan gantung sepatu pada 31 Januari 2021.

"Apa yang saya inginkan tidak tercapai. Namun, saya tidak penasaran. Anda tahu bahwa momen ini akan datang cepat atau lambat. Tidak apa semua berakhir begini," ucap Afellay dalam wawancara dengan NOS tentang pensiun di usia 34 tahun.

***