Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Mencetak gol adalah perkara biasa bagi Joao Felix. Tapi, menjadi satu-satunya pemain Atletico Madrid yang mencetak gol ke gawang Juventus adalah perkara lain.
ADVERTISEMENT
Berkat torehan itu Atletico menutup ICC 2019 dengan manis: Kemenangan 2-1 atas Juventus. Dua gol Felix pada menit 24 dan 33 hanya mampu dibalas Juventus lewat gol Sami Khedira pada menit 29.
Laga yang digelar di Friends Arena, Swedia, pada Sabtu (10/8/2019) ini memang bukan turnamen kompetitif. Anggaplah sebagai pertandingan pemanasan. Tapi, pemanasan yang benar juga dapat menghindarkan seseorang dari cedera.
Dalam kasus pertandingan ini, Maurizio Sarri dan Diego Simeone sama-sama diberikan pemahaman mendalam akan kondisi tim mereka agar tak mati kutu ketika mengarungi musim 2019/20.
Apa pun turnamennya, Juventus melakoni laga dengan kompetitif. Peluang demi peluang diciptakan oleh pasukan Sarri meski laga baru berjalan kurang dari 20 menit.
ADVERTISEMENT
Mulai dari tendangan sudut Miralem Pjanic yang disambut dengan tandukan Matthijs De Ligt, sepakan Giorgio Chiellini, hingga tendangan jarak jauh Cristiano Ronaldo--semuanya belum mampu mengantarkan Juventus pada keunggulan pertama.
Sial bagi Juventus karena ironi menghampiri. Bukannya mencetak gol lebih dulu, Juventus malah tertinggal.
Felix, penyerang muda yang diboyong dari Benfica itu, menyambar umpan Thomas Lemar dengan sepakan voli ke arah pojok kiri gawang. Szczęsny yang bersiaga di depan gawang tak mampu mengantisipasi sehingga Atletico mengemas keunggulan 1-0 pada menit 24.
Meski demikian, bukan berarti Juventus langsung gigit jari. Tendangan menyusur tanah yang dilepaskan Khedira dari luar kotak penalti mengubah kedudukan menjadi sama kuat 1-1 lima menit berselang gol pertama tadi.
ADVERTISEMENT
Kerja sama Lemar dan Felix kembali berujung untung pada menit 33. Felix yang berhasil masuk merangsek ke kotak penalti langsung menyambar umpan terobosan jauh Lemar.
Yang menjadi kunci di sini adalah akurasi dan kematangan umpan Lemar. Kualitas itu dibalut dengan kecerdikannya membangun koneksi dengan Felix. Berangkat dari situ, tanpa kesulitan berarti Felix membobol gawang Juventus untuk kali kedua.
Setelah Maurizio Sarri memasukkan nama-nama seperti Gianluigi Buffon, Paulo Dybala, Mario Mandzukic, Alex Sandro, hingga Danilo pada babak kedua--akhirnya Juventus bermain seperti Juventus yang selama ini kita kenal.
Performa mereka tetap meledak, tapi tidak sporadis seperti babak pertama. Alhasil, serangan-serangan Juventus menjadi lebih terukur dan tepat sasaran.
Dybala bahkan berulang kali membikin Jan Oblak kerepotan di depan gawang menahan gempuran. Meski demikian, gempuran serangan Juventus itu belum sanggup membuat mereka mencetak gol penyama kedudukan.
ADVERTISEMENT
Untuk menyadari seofensif apa Juventus, kita hanya perlu melihat statistik laga. Hingga menit 88, Atletico hanya membuat 10 tembakan. Sementara, Juventus tampil agresif lewat 27 tembakan. Dari 27 upaya itu, ada enam tembakan yang mengarah gawang. Berkaca dari sini, mau tidak mau kita harus angkat topi untuk Oblak.
Dan benar saja. Tak ada gol tambahan yang lahir di babak kedua. Kedudukan tak berubah, Juventus menutup ICC 2019 dengan kekalahan 1-2 dari Atletico. Kekalahan ini agaknya memaksa Sarri untuk merumuskan ulang perhitungan taktik agar Juventus tak tenggelam di 2019/20.