Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
ADVERTISEMENT
Citra sepak bola nasional yang sudah buram semakin tercoreng menyusul dugaan penganiayaan pemain terhadap wasit . Peristiwa itu terjadi dalam sebuah laga antar kampung (tarkam) di Stadion Patriot Candrabhaga, Kota Bekasi, Minggu (12/7) lalu.
ADVERTISEMENT
Wahyudin, wasit yang memimpin, ditendang hingga tersungkur oleh pemain tim Champas FC. Tak cukup sampai di situ, seorang pemain juga kedapatan menginjak wajah wasit 29 tahun ini.
Kejadian itu lantas viral di media sosial. Banyak pihak mengecam kelakuan para pemain. Apalagi, pertandingan tersebut hanya bersifat fun football alias tak resmi.
Untuk mengetahui detail kejadian, kumparan kemudian menghubungi Wahyudin pada Selasa (14/7). Dari perbincangan tersebut, terdapat sejumlah hal yang terungkap.
Berawal dari Tawaran Teman
Wahyudin mengaku mengaku mendapat tawaran dari rekannya sesama wasit untuk memimpin pertandingan bertajuk fun football itu. Ia menerima tawaran itu karena ingin menambah jam terbangnya sebagai pengadil di lapangan hijau.
“Saya dapat tawaran dari teman yang juga wasit, tapi dia enggak punya lisensi, kalau saya lisensi C2 (setingkat provinsi). Kebetulan teman saya sempat cedera, makanya dia nawarin ke saya. Tawarannya saya terima, karena tujuan buat sambil belajar,” kata Wahyudin.
ADVERTISEMENT
Cuma dibayar Rp 250 Ribu
Turnamen tersebut diikuti delapan tim yang berlangsung hanya sehari pada Minggu (12/7) sejak pukul 12:00 WIB. Dari situ, Wahyudin mengaku hanya mendapat bayaran Rp 250 ribu.
Karena bertajuk fun football, dia hanya memimpin seorang diri tanpa bantuan dua hakim garis. Wahyudin memimpin sebanyak 12 partai ketika itu.
Gara-gara Keputusan Off-side
Menurut Wahyudin, insiden dugaan penganiayaan terhadap dirinya bermula ketika ia mengambil keputusan off-side untuk tim Champas FC. Keputusan itu ternyata tak diterima oleh pemain dari tim tersebut hingga akhirnya langsung mengerubunginya.
Ketika dikerubungi pemain, tiba-tiba ada tendangan melayang ke punggungnya. Wahyudin lantas jatuh tersungkur di tengah-tengah pemain yang tengah berkumpul.
“Setelah wajah saya diinjak, ada lagi pemain yang nendang dan injak-injak saya. Jadi setelah wajah saya diinjak seperti foto yang viral, mereka belum berhenti,” ucapnya.
ADVERTISEMENT
Setelah kejadian itu, Wahyudin mengaku punggungnya terasa nyeri dan wajahnya memar.
Pemain yang Diduga Menganiaya Dikenal Emosional
Pemain yang kedapatan menginjak wajah Wahyudin diduga berinisial NM, berdasarkan foto yang beredar. NM terlihat menginjam wajah wasit Wahyudin.
Ketua Asosiasi Provinsi (Asprov) DKI Jakarta, Uden Kusuma, mengatakan N pernah bermain untuk Jakarta United pada Liga 3 wilayah DKI pada musim 2018 dan tercatat sebagai pemain terbaik kompetisi.
Meski demikian, di balik pencapaiannya, N selama berada di atas lapangan beberapa kali pernah mendapatkan kartu merah.
Putuskan Lapor Polisi
Wahyudin akhirnya melaporkan peristiwa itu ke Polres Bekasi Kota sehari setelah pertandingan atau pada Senin (13/7). Dari situ, ia resmi melaporkan dua orang pemain Champas FC atas dugaan penganiayaan yakni Nager Dumatubun dan Iner Sontani.
ADVERTISEMENT
Ditawari Uang Damai Rp 20 Juta
Wahyudin sejatinya sempat dipertemukan dengan panitia pelaksana dan pengurus tim Champas FC di Polres Kota Bekasi. Kedua belah pihak sempat melakukan dialog dengan adanya tawaran uang damai dari pihak Champas FC.
Wahyudin mengaku awalnya ditawari uang sebesar Rp 5 juta, kemudian dinaikkan menjadi Rp 20 juta karena dia menolaknya. Akan tetapi, tawaran itu ditolak mentah-mentah oleh Wahyudin.
Baginya, peristiwa itu bukan lagi persoalan materi, melainkan sudah menyangkut harga dirinya, keluarga, dan profesinya sebagai wasit. Ia akhirnya menolak damai dan tetap memproses kejadian itu melalui jalur hukum.
Polisi Segera Panggil Saksi
Kasat Reskrim Polres Bekasi Kota AKBP Heri Purnomo membenarkan laporan yang diajukan Wahyudin pada Senin (13/7). Laporan itu tertuang dalam nomor: STPL/1.088/K/VII/2020/SPKT/Restro Bks Kota.
ADVERTISEMENT
Heri mengatakan pihaknya juga sudah memeriksa pelapor. Pihaknya juga berencana segera memanggil sejumlah saksi yang berada di Stadion Patriot ketika peristiwa itu terjadi.
***
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona .
Live Update