Jadi Wing-back atau Full-back, Bukayo Saka Sama Baiknya

13 Desember 2019 17:16 WIB
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Freddie Ljungberg saat memimpin Arsenal. Foto: Reuters/Eddie Keogh
zoom-in-whitePerbesar
Freddie Ljungberg saat memimpin Arsenal. Foto: Reuters/Eddie Keogh
ADVERTISEMENT
Bukayo Saka menyelamatkan Arsenal dari kekalahan. Matchday keenam Liga Europa 2019/20 melawan Standard Liege ditutup Arsenal dengan skor imbang 2-2.
ADVERTISEMENT
Kalau tak ada Saka, bukan tak mungkin Arsenal bakal kalah. Hingga menit 69, Arsenal tertinggal 0-2. Pertama, Saka menciptakan assist untuk gol Alexandre Lacazette pada menit 78.
Kedudukannya masih 1-2. Pada menit 81, giliran Saka yang mencetak gol dengan memanfaatkan assist Gabriel Martinelli.
Saka, ya, pantas senang dengan catatan tersebut. Namun, siapa yang menyangka pula bahwa sebelum laga itu benar-benar tuntas, Saka mesti berhadapan dengan perubahan taktik pelatihnya, Freddie Ljungberg, yang membuatnya memainkan dua arketipe dalam satu pertandingan?
Bukayo Saka di laga Standard Liege vs Arsenal. Foto: REUTERS/Francois Lenoir
"[Saka] luar biasa. Saya pikir awalnya ia kesal dengan saya karena ia harus bermain sebagai wing-back dulu, lalu full-back. Saya kira, ia tidak menyukai perubahan macam ini," jelas Ljungberg, dikutip dari laman resmi SkySports.
ADVERTISEMENT
"Ternyata tidak demikian. Ia talenta menakjubkan dan kalian bisa lihat sendiri seperti apa ia. Sentuhan akhirnya selalu efektif dan segala sesuatu yang dia kerjakan selalu ada hasilnya," kata Ljungberg.
Saka bermain sebagai wing-back sejak awal laga sampai menit 69 alias sebelum Arsenal tertinggal 0-2. Dalam kurun tersebut, Saka berlaga sebagai wing-back kiri dalam formasi 3-4-3.
Kalau dilihat-lihat lagi, wing-back dalam formasi 3-4-3 lebih sesuai disebut sebagai wide-midfielder karena pergerakan Saka hanya sampai lapangan tengah selayaknya midfielder.
Bukayo Saka di laga Standard Liege vs Arsenal. Foto: REUTERS/Francois Lenoir
Jadi, Ljungberg mengintruksikan Saka bermain di sekitar tengah lapangan ketika Arsenal menyerang. Namun, Saka diminta untuk menjaga area lebar lapangan saat Arsenal bertahan.
Karena Arsenal sudah tertinggal dua gol, Ljungberg membutuhkan timnya bermain lebih seimbang. Dari situ, ia mengubah formasi menjadi 4-2-3-1 yang lebih kokoh untuk bertahan.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, skema 4-2-3-1 bisa menjadi agresif karena memiliki dua full-back yang turut membantu serangan. Nah, dalam kondisi inilah Saka berlaga sebagai full-back kiri.
Keputusan Ljungberg tidak keliru. Saka mendapat keleluasaan untuk membantu serangan sehingga mampu menciptakan masing-masing satu assist dan gol.
Selain mencetak satu assist dan gol, Saka juga terlibat aktif dalam skema penyerangan Arsenal di sepanjang laga. Ia membuat lima percobaan dengan tiga di antaranya mengarah gawang.
Pun dengan perannya sebagai kreator serangan. Saka mencatatkan empat umpan kunci. Kedua torehan tersebut menjadi yang tertinggi di antara semua pemain kedua tim di laga ini.
Bagi Bukayo Saka, ini malam yang hebat. Menyelamatkan Arsenal dari kekalahan adalah privilege bagi para pemain, termasuk pemain muda sepertinya.
ADVERTISEMENT
Hasil imbang ini membuat Arsenal jadi juara Grup F berbekal 11 poin. Eintracht Frankfurt yang kalah 2-3 dari Vitoria de Guimares menyandang status runner up dengan koleksi sembilan poin.
"Malam ini begitu indah bagi saya. Mencetak assist dan gol membuat malam ini terasa begitu baik. Selama pertandingan, kami tidak tahu apa yang terjadi di luar sehingga kami berkeras untuk mencetak gol ketiga," ujar Saka, dikutip dari laman resmi Arsenal.
"Namun, di ruang ganti, Freddie [Ljungberg] menjelaskan kepada kami bahwa Frankfurt kalah. Setelahnya kami menyadari bahwa tim ini jadi pemuncak grup," jelas Saka.
===
Mau nonton bola langsung di Inggris? Ayo, ikutan Home of Premier League. Semua biaya ditanggung kumparan dan Supersoccer, gratis! Ayo, buruan daftar di sini. Tersedia juga hadiah bulanan berupa Polytron Smart TV, langganan Mola TV, dan jersi original.
ADVERTISEMENT