Jangan Kira Fakhri Husaini Tak Pernah Digoda dengan Tawaran Match Fixing

23 Juni 2020 19:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pelatih Timnas U-19, Fakhri Husaini, memberikan keterangan kepada awak media usai mendampingi latihan di Lapangan A, SUGBK, Kamis (7/11). Foto: Alan Kusuma/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pelatih Timnas U-19, Fakhri Husaini, memberikan keterangan kepada awak media usai mendampingi latihan di Lapangan A, SUGBK, Kamis (7/11). Foto: Alan Kusuma/kumparan
ADVERTISEMENT
Bertahun-tahun hidup di ranah sepak bola, ada banyak hal yang dialami Fakhri Husaini, entah saat aktif jadi pemain maupun pelatih.
ADVERTISEMENT
Fakhri menceritakan kisah ini dalam acara YouTube Hanif & Rendy Show, yang tayang pada Senin (22/6/2020).
Terus menikmati sepak bola adalah hal dipegang kuat-kuat saat masih menjadi pemain. Meski perjalanannya sebagai pemain tidak terlalu sukses, ia berusaha untuk sejujur mungkin menjalani karier.
Fakhri tidak memungkiri bahwa tawaran untuk terlibat dalam pengaturan laga datang kepadanya saat masih jadi pemain. Tawaran serupa bahkan juga datang saat ia sudah berstatus sebagai pelatih. Berpegang teguh pada prinsip, itulah senjata Fakhri untuk menangkal godaan tersebut.
Pelatih timnas Indonesia U-19 Fakhri Husaini meluapkan kegembiraan susai melawan timnas Korea Utara U-19 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta. Foto: ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
"Saya pernah mendapatkan ujian juga saat masih menjadi pemain. Saya pernah mendapatkan godaan juga. Syukur alhamdulillah semua ujian dan godaan itu bisa saya lewati meski tidak semua orang suka dengan apa yang saya lakukan," ujar Fakhri.
ADVERTISEMENT
"Begitu juga pada saat saya sebagai pelatih, cobaan itu juga cukup luar biasa gitu. Syukur alhamdulillah saya masih punya komitmen. Artinya, saya masih bisa membanggakan diri bahwa sampai sejauh ini saya tidak pernah sekalipun terlibat dalam tindakan-tindakan yang sifatnya mengkhianati sepak bola," tambahnya.
Fakhri tidak menampik bahwa godaan-godaan kepada pemain dan pelatih, terutama pengaturan laga, masih terjadi hingga kini.
"Saya sebagai pelatih pernah dapat momen ini. Bontang FC itu pernah minta kepada saya supaya mengalah. Saat saya pegang tim Bontang, ya, di musim terakhir pengurus datang ke saya untuk minta (mengalah), saya terang-terangan menolak. Namun, siapa jamin bahwa penolakan saya itu akan dipatuhi oleh semua pemain?" ujarnya.
Pelatih Timnas U-19, Fakhri Huaini, ketika memberikan keterangan usai anak asuhnya gagal menjalani ofisial training di Stadion Madya. Foto: Alan Kusuma/kumparan
"Namun, sekali lagi saya sampaikan bahwa kasus seperti ini biasanya lebih sering menyerang klub yang kondisi keuangannya sedang sulit. Kondisi seperti ini rentan sekali dimasuki oleh orang-orang yang ingin memanfaatkan sepak bola untuk mencari keuntungan pribadi."
ADVERTISEMENT
"Saya bilang, agak sulit kita untuk membuktikannya (pengaturan skor). Untuk membuktikan itu, gitu. Akan tetapi, ini kan perlu pembuktian. Perlu pembuktiannya itu harus tangkap basah," tambahnya.
Selain kisahnya bersama Bontang FC, Fakhri menjabarkan ceritanya saat satu tim dengan pemain dan pelatih yang terlibat dalam pengaturan laga.
Fakhri menolak jika diminta untuk bermain mata seperti itu. Ia tidak ingin mengkhianati harapan para penonton yang sudah datang ke stadion untuk menyaksikan laga.
Pelatih Fakhri Husaini bercanda bersama para pemain Timnas U-19. Foto: PSSI
"Kalau saya diminta oleh pelatih, disuruh atur-atur pertandingan, itu sudah pernah. Saya sampaikan ke pelatih itu, kalau kamu pasang saya, saya akan buat gol, saya enggak peduli tim ini menang. Akan tetapi kalau memang kalian mau atur, jangan mainkan saya," ujar Fakhri.
ADVERTISEMENT
"Akhirnya kesepakatan itu saya dikeluarin di babak kedua. Ya, terserah kalau memang babak kedua di atur-atur, yang penting saya enggak ikut main. Itu sudah saya lakukan."
"Buat saya, dosa itu adalah ketika kita mengkhianati penonton, ketika kita mengkhianati penonton yang datang ke stadion."
"Ada 20.000 sampai 30.000 penonton yang datang ke stadion, kemudian kita sudah tahu hasil pertandingan itu seperti apa. Ini pengkhianatan yang luar biasa, ini kejahatan yang luar biasa," tambahnya.
Fakhri berpesan kepada para pemain muda agar tidak terjerumus ke dalam pengaturan laga. Tahan godaan, gunakan bakat untuk kebaikan, dan carilah nafkah yang halal lewat sepak bola. Intinya, jangan mengkhianati sepak bola.
"Kalau bakat itu diberikan ke kalian, gunakanlah bakat itu untuk kebaikan. Kalau misalnya untuk mencari nafkah, carilah nafkah dengan cara yang halal melalui sepak bola. Saya enggak penginlah melihat kemuliaan sepak bola itu rusak hanya karena beberapa oknum yang tidak mampu menahan godaan."
ADVERTISEMENT
"Sekali lagi saya sampaikan bahwa saya sudah pernah mengalaminya, baik sebagai pemain maupun pelatih. Saya ditawar, makanya saya ngomong. Kalau saya enggak pernah, mungkin orang akan bilang paling cuma ngomong aja, tetapi saya sudah pernah," ujar Fakhri Husaini.
===
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona. Yuk, bantu donasi atasi dampak corona!