Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Jesse Lingard dan Keberuntungannya di Partai Puncak
24 Mei 2017 20:34 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:16 WIB
ADVERTISEMENT
Jose Mourinho dikenal karena beragam alasan. Salah satunya adalah menyingkirkan pemain yang dianggapnya tak sesuai dengan apa yang dikehendaki. Sebagai contoh: Jesse Lingard.
ADVERTISEMENT
Lingard memang tercatat sebagai salah satu pemain dengan menit bermain yang tak sedikit musim ini. Tetapi, melihat apa yang terjadi pada musim lalu, status Lingard, jelas turun dari first team ke rotation. Dari total 2.251 menit yang musim lalu dia dapatkan, pada musim ini Lingard hanya mendapatkan 1.879 menit berada di lapangan.
Namun, selayaknya pemain yang rajin memberikan kejutan, kontribusi Lingard tak menurun. Meski jumlah menit bermainnya berkurang, Lingard tak kehilangan ketajaman. Total empat golnya musim ini menyamai total golnya pada musim lalu.
Oleh karena itu, tak mengherankan jika Lingard jadi harapan Manchester United di partai terakhirnya musim ini, di final Liga Europa 2016/17. Jelang laga puncak yang bakal dimainkan Kamis (24/5) dini hari WIB, nama Lingard bahkan disebut bakal bermain sejak menit perdana.
ADVERTISEMENT
Menilik beberapa catatan, wajar rasanya jika demikian. Pertama, Lingard adalah sosok yang konsisten di musim ini, penampilannya memang tak mengagumkan, tetapi juga tak buruk-buruk amat. Kedua, Lingard, memiliki nasib yang bagus ketika tampil di partai final. Dua pertandingan final (atau turnamen dengan pertandingan tunggal) terakhir yang dimainkan oleh United, yakni Piala FA 2016 dan Community Shield 2016, jadi buktinya.
Pada Piala FA 2016, kala United menghadapi Crystal Palace, Lingard menjadi pahlawan. Masuk menggantikan Juan Mata pada menit ke-90, Lingard tak langsung memberikan respons positif. Kehadirannya seakan hanya untuk menggenapi jumlah pemain di lapangan.
Sembilan menit berada di lapangan, Lingard mulai menunjukkan tajinya. Lewat umpan silangnya, Marouane Fellaini nyaris mencetak gol andai tembakannya dari dalam kotak penalti tak dihalau oleh pemain Palace.
ADVERTISEMENT
Sepuluh menit berselang, pilihan pelatih United saat itu, Louis van Gaal, untuk memasukkannya tidak salah. Memanfaatkan situasi sulit yang ditimbulkan oleh Antonio Valencia dari sisi kiri pertahanan Palace, Lingard memecahkan kebuntuan yang akhirnya menjadi gol kemenangan. Statistiknya dalam partai tersebut pun sempurna: satu percobaan yang berbuah satu gol kemenangan.
Tiga bulan setelah final Piala FA, Lingard lagi-lagi menunjukkan bahwa dirinya adalah spesial partai penting. Menghadapi juara Premier League musim 2015/16, Leicester City, Lingard kembali tampil sebagai pencetak gol.
Tampil sejak menit pertama, Lingard berhasil mencatatkan namanya sebagai pencetak gol pada percobaan dribel perdananya. Setelah melewati empat pemain Leicester, lulusan akademi United ini mengakhirinya dengan sebuah gol setelah sepakan pelannya tak mampu dihalau oleh Kasper Schmeichel.
ADVERTISEMENT
Melihat itu, tidak mengherankan jika Lingard diharapkan bakal kembali mengadopsi dua penampilan baiknya dalam dua partai puncak sebelumnya dalam laga ini. Jelang partai final yang digelar di Friends Arena, Stockholm, dia mengaku bahwa United siap mengakhiri pertandingan ini dengan kemenangan.
“Kami telah melalui jalan yang cukup panjang dan telah menghadapi banyak kesebelasan berbeda. Kami juga telah mempertaruhkan banyak hal untuk mencapai partai ini. Oleh karena itu, kami ingin mengakhiri turnamen ini sebagai pemenang,” kata Lingard seperti dilansir dari Mirror.
Jika United kesulitan, boleh jadi mereka berharap pada Lingard. Siapa tahu Lingard bisa kembali mengulang keberuntungannya dan memberikan United gelar perdana pada kompetisi ini.