Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Yang menarik dari Jose Mourinho bukan hanya perkara taktik, omongan-omongan, dan kontroversinya, tetapi juga tindak-tanduknya di pinggir lapangan.
ADVERTISEMENT
Kita pernah menyaksikan bagaimana Mourinho, dengan arogan dan santainya, menyalami asisten-asistennya di bangku cadangan. Padahal ketika itu pertandingan belum selesai. Namun, dengan menjabat tangan asisten-asistennya, Mourinho sudah yakin bahwa Chelsea, tim yang dibesutnya waktu itu, sudah pasti menang.
Jauh sebelum menukangi Chelsea, Mourinho juga pernah merayakan gol FC Porto di Old Trafford —ketika raksasa Portugal itu bertemu Manchester United di perempatfinal Liga Champions— dengan berlari menyusuri sisi lapangan. Tidak hanya itu, ia melakukannya sembari mengepalkan dan bersorak lantang.
Aksi yang satu itu konon sempat bikin kesal Sir Alex Ferguson, yang waktu itu masih membesut United. Tapi, justru dari situ perkenalan keduanya berawal.
Masih kurang? Ingat bagaimana aksinya ketika menyingkirkan Barcelona di semifinal Liga Champions 2009/2010? Ya, tepat sekali… Mourinho rela berlari menyeberangi lapangan untuk menghampiri suporter Inter Milan sembari mengacungkan jari.
ADVERTISEMENT
Aksi tersebut dianggap kiper Barcelona waktu itu, Victor Valdes, tidak menghormati timnya sehingga ia sempat berusaha menghentikan Mourinho. Tapi, ya, tidak berhasil juga. Pada akhirnya, justru Valdes yang dilerai dari hadapan Mourinho.
Kamis (25/5/2017) dini hari WIB, tak lama setelah Manchester United memenangi Liga Europa musim ini —dengan menundukkan Ajax 2-0—, Mourinho mengacungkan empat jari ke hadapan kamera jurnalis.
Apa maksudnya?
Yah, mudah ditebak. Buat pria asal Setubal, Portugal, tersebut, ini adalah trofi keempatnya di kancah kejuaraan antarklub Eropa. Hebatnya, Mourinho melakukannya hanya dalam empat kesempatan saja. Artinya, tiap kali melaju ke final kejuaraan antarklub Eropa, Mourinho tidak pernah kalah.
Ia menang di Sevilla dan Gelsenkirchen bersama FC Porto. Ia kemudian meraih kejayaan di Madrid bersama Inter dan terakhir berpesta di Stockholm bersama United. Dua trofi Liga Europa (dulu Piala UEFA) dan dua trofi Liga Champions dia dapatkan.
ADVERTISEMENT
Dengan demikian, Mourinho berada sejajar dengan tiga pelatih legendaris Eropa lainnya, Sir Alex Ferguson, Nereo Rocco, dan Bob Paisley, dengan empat trofi kejuaraan antarklub Eropa di tangan. Ia hanya kalah dari Giovanni Trapattoni yang sudah mengoleksi lima trofi kejuaraan antarklub Eropa.
Fakta ini masih ditambah bahwa dari 14 final kejuaraan mayor yang dilakoninya selama jadi manajer, baik di kancah domestik ataupun Eropa, Mourinho sudah menang 12 kali.
Spesial, bukan?
“Rasanya, tentu saja, amat luar biasa,” ujar Mourinho setelah pertandingan melawan Ajax.