Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Jurnal Foto: Jejak Drupadi dan Anjani di AIA Championship 2019
9 Maret 2019 16:14 WIB
Diperbarui 20 Maret 2019 20:08 WIB
ADVERTISEMENT
Hari Perempuan Internasional yang jatuh pada Jumat (8/3/2019) dirayakan Indonesia dengan perjuangan dua tim sepak bola wanitanya, Drupadi dan Anjani, di putaran regional AIA Championship 2019.
ADVERTISEMENT
Semakin menggembirakan karena Drupadi berhasil melangkah ke putaran final AIA Championship 2019. Itu berarti, Drupadi akan berlaga di Enfield Training Centre, London, alias pusat latihan Tottenham Hotspur pada 9-13 Mei 2019.
Kepastian ini didapat usai menutup laga semifinal putaran regional kategori AIA Championship for Women dengan kemenangan 2-1 atas wakil China, AIA SH Chili Peppers (percayalah penampilan mereka tak sekocak namanya), di SCG (Muangthong United FC) Stadium, Bangkok.
Namun selayaknya kemenangan, ia tak datang sendirian tanpa dijemput, tanpa diupayakan, tanpa diperjuangkan. Jika ada tantangan terberat di sepanjang kompetisi, itu adalah laga perempat final melawan kompatriot sekaligus rival, Anjani.
Buktinya, waktu normal pertandingan tuntas dengan hasil imbang 0-0. Itu berarti, adu penalti menjadi jalan untuk menentukan siapa yang berhak berlaga di semifinal.
ADVERTISEMENT
Yang menjadi tantangan selanjutnya adalah aturan penalti five-a-side-football itu sendiri. Bedanya dengan sepak bola biasa, penalti dalam sepak bola jenis ini hanya bisa dilakukan dengan satu langkah.
Jika kau mengambil ancang-ancang sambil berlari saja, maka sepakanmu dinyatakan tidak sah. Jika tercipta gol dalam kondisi seperti itu, maka sepakan penalti mesti diulang.
Pada akhirnya, laga perempat final memang dimenangi oleh Drupadi dengan skor 2-1. Tapi, Anjani juga tak lantas angkat kaki dari turnamen karena mereka berhak untuk bertanding di semifinal fase Plate.
Sayangnya, meski menutup laga semifinal dengan kemenangan 2-0, Anjani mesti mengakui keunggulan (1-1) 3-2 wakil Australia-Selandia Baru, Kozzies, di partai final. Karena waktu normal tuntas dengan kedudukan imbang 1-1, Anjani mesti kembali melakoni laga satu lawan satu di babak adu penalti.
ADVERTISEMENT
Kekalahan memang persoalan menyebalkan. Tapi serupa kemenangan, kekalahan tidak pernah menjadi perkara mutlak. Sehebat-hebatnya kemenangan, ia bisa beralih rupa menjadi kekalahan bila tak dirawat, bila tak dijaga dengan sekuat-kuatnya.
Dan sebaliknya, semenyedihkan apa pun kekalahan, ia sanggup berubah wujud menjadi kemenangan jika yang berlaga tak berhenti untuk berbenah, mengejar, dan merebutnya dari tangan siapa pun.
***
Kredit Foto: Ahmad Fuad Sufyan/The Footballicious .