Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Kakak Marselino Ferdinan Kecewa pada Erick Thohir, Ini Alasannya
4 Mei 2024 11:02 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Ketum PSSI, Erick Thohir , mendapat kritikan dari kakak Marselino Ferdinan , Oktafianus Fernando alias Ofan. Pemain Persebaya Surabaya itu merasa ada omongan Erick yang agak menyudutkan satu atau dua pemain Timnas U-23.
ADVERTISEMENT
Itu adalah kalimat yang dilontarkan Erick dalam video di media sosial usai Timnas U-23 Indonesia dikalahkan Irak 1-2 via extra time dalam laga perebutan tempat ketiga Piala Asia di Stadion Abdullah bin Khalifa, Kamis (2/5) malam WIB.
"Kita jatuh bersama, bangun Bersama, sepak bola bukan permainan 2 orang tapi permainan 11 orang," ujar Erick dalam video yang diunggah ke akun Instagram pribadinya, Jumat (3/5).
Ofan merasa kalimat itu agak menyudutkan pemain tertentu. Apalagi, sang adik, Marselino Ferdinan, menjadi salah satu pemain yang dituding egois oleh beberapa netizen. Oleh karena itu, Ofan kecewa karena menurutnya Erick bisa lebih bijak dalam mengolah kata motivasi.
"Sebagai keluarga, sebagai kakak dari Marselino, saya kecewa dengan update-annya Erick Thohir. Pak Erick harusnya menjadi bapaknya pemain timnas. Harusnya kalau menyemangati jangan seperti itu," terang Ofan saat dihubungi kumparan, Jumat (3/5).
ADVERTISEMENT
"Dia mengatakan bahwa permainan sepak bola itu 11 orang, bukan 2 orang. Nah, itu menggiring," tambahnya.
Di mata eks pemain PSIS Semarang itu, Timnas U-23 adalah kumpulan pemain muda berbakat. Bahkan, Marselino juga masih berusia 19 tahun. Ofan berharap Erick Thohir lebih melakukan pendekatan yang lebih personal dalam memotivasi pemain.
"Kalau dia mau mengkritik, mau kasih pemahaman ke pemain, ya dia ketemu, sharing sebagai orang tua, sebagai bapak, sharing ke pemain, tanyakan apa sih kesulitan mereka," jelas Ofan.
"Jangan kalau menang di-up segala macam, senang, bangga, tapi kalau saat, tim seperti ini, dia statement seperti itu [sepak bola bukan permainan 2 orang tapi permainan 11 orang], yang mungkin memojokkan 1-2 pemain, kan enggak bisa seperti itu. Pendekatannya juga harus bagus. Sebagai keluarga jujur kecewa," tambahnya.
Ofan sudah sering melihat banyak pemain muda potensial Indonesia yang kariernya redup cepat. Ia merasa itu karena tekanan yang besar dan kurangnya dukungan.
ADVERTISEMENT
"Jadi, harus menjaga agar jangan sampai banyak pemain-pemain muda yang meredup. Itu salah satunya karena tekanan dan kurang support system. Jangan saat menang saja euforia, jangan saat sudah sampai target, tapi saat pemain lagi di bawah atau lagi butuh support juga harus diperhatikan," beber Ofan.
"Marselino itu main full terus di setiap pertandingan, lah itu harus dilihat secara fisiknya, secara psikisnya juga. Jangan itu tadi, malah tampak menyudutkan. Itu maksud saya," tandasnya.
Akan tetapi, Ofan memastikan Marselino tidak langsung jatuh mentalnya karena kekalahan dari Irak. Ia memastikan mental sang adik masih kuat untuk menghadapi laga berikutnya.
"Marselino orangnya memang kuat [mentalnya], dia bagus, dia tidak peduli dengan itu [komentar buruk netizen]. Dia tidak memedulikan omongan-omongan di luar dan komen segala macam," tandasnya.
ADVERTISEMENT
Kans terakhir ‘Garuda Muda’ lolos Olimpiade adalah wajib kalahkan Guinea dalam laga playoff di INF Clairefontaine, Prancis, pada 9 Mei mendatang. Sebelumnya, Erick Thohir telah meminta pasukan Timnas U-23 tetap optimistis.
"Garuda Muda membanggakan, pencapaian Garuda Muda di Piala Asia U-23 begitu luar biasa. Tampil sebagai tim debutan, tapi mampu menjadi salah satu dari empat tim terbaik di turnamen ini. Seluruh masyarakat bersatu mendukung Timnas U-23 yang sudah memberikan yang terbaik. Ini bukan akhir, melainkan babak baru sepak bola Indonesia yang bersih dan berprestasi," kata Erick, dikutip dari situs web resmi PSSI.
"Peluang kita untuk bisa tampil di Olimpiade masih terbuka. Kita harus berjuang di pertandingan melawan Guinea. Ini merupakan kesempatan terakhir untuk bisa tampil di Olimpiade, harus kita manfaatkan sebaik-baiknya. Bismillah," tukas Erick.
ADVERTISEMENT