Kalteng Putra Terdegradasi dari Liga 1

13 Desember 2019 1:18 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemain Kalteng Putra mempertahankan bola. Foto: Dok. LIB
zoom-in-whitePerbesar
Pemain Kalteng Putra mempertahankan bola. Foto: Dok. LIB
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Malang benar nasib Kalteng Putra. Liga 1 2019 belum selesai, mereka sudah jadi tim pertama yang dipastikan terdegradasi dari Liga 1.
ADVERTISEMENT
Kepastian ini didapat setelah dalam laga pekan 32 Liga 1 2019 yang digelar di Stadion Tuah Pahoe, Kamis (12/12/2019), Kalteng Putra hanya meraih hasil imbang 0-0 melawan Persipura Jayapura.
Dengan begini, Kalteng Putra sejauh ini hanya mengoleksi poin 31 dari 32 laga. Dengan sisa laga Liga 1 yang hanya tinggal dua lagi, mereka sudah tidak mungkin mengejar Persija Jakarta yang berada di posisi 15 dengan raihan poin 38.
Lalu, apa sih, yang sebenarnya terjadi dengan tim berjuluk 'Enggang Borneo' tersebut, hingga akhirnya mereka harus terdegradasi dari Liga 1?
***
Setelah memastikan diri lolos ke Liga 1 2019 usai meraih tempat ketiga di ajang Liga 2 2018, Kalteng Putra langsung bersiap. Mereka merekrut beberapa pemain kenamaan semacam Patrich Wanggai maupun Ferinando Pahabol ke dalam tim.
Skuat Kalteng Putra di Liga 1 2019. Foto: Dok. PT LIB
Kalteng Putra juga merekrut pelatih apik bernama Gomes de Oliviera, sosok yang juga pernah menangani Madura United. Semua persiapan ini dilakukan agar Kalteng Putra tidak menjadi tim yang hanya numpang lewat di Liga 1 2019.
ADVERTISEMENT
Perjalanan Kalteng Putra di 2019 ini dimulai saat mereka ikut turnamen Piala Presiden 2019. Di ajang ini, Kalteng Putra menunjukkan performa yang terbilang apik. Mereka sukses menembus babak semifinal.
Dalam perjalanannya di Piala Presiden 2019, mereka sanggup mengimbangi tim-tim besar macam Persipura, PSM Makassar, maupun Persija Jakarta. Performa apik mereka ini berlanjut di enam laga awal Liga 1 2019.
Dari enam laga tersebut, 'Enggang Borneo' hanya kalah dua kali. Sisanya, mereka mampu menang dua kali dan meraih hasil imbang dua kali. Mereka sempat mencicipi papan atas klasemen Liga 1 2019 untuk beberapa saat.
Sialnya, begitu memasuki pertengahan musim, performa Kalteng Putra merosot. Memasuki pekan 7 hingga pekan 17, Kalteng Putra mulai karib dengan kekalahan. Mereka bahkan menderita empat kekalahan beruntun dari pekan 7 hingga 10.
Penyerang Persebaya, Osvaldo Haay (Tengah), berdel dengan bek Kalteng Putra Foto: Persebaya
Beruntung, di pekan 11 dan 12, mereka mampu meraih enam poin, hasil kemenangan atas Semen Padang dan Arema FC. Namun, memasuki pekan 13 hingga 17, mereka mencatatkan tiga kekalahan, diselingi dengan sekali imbang dan sekali menang.
ADVERTISEMENT
Performa Kalteng Putra benar-benar anjlok saat Liga 1 2019 memasuki putaran kedua. Di tujuh laga awal putaran kedua, mereka hanya sekali meraih kemenangan, yakni ketika bersua Persela Lamongan.
Sisanya, mereka kalah empat kali dan imbang tiga kali. Di titik ini, posisi Kalteng Putra perlahan mulai merosot ke papan bawah. Kekhawatiran akan bayang-bayang degradasi mulai menyeruak.
Akhirnya, bayang-bayang degradasi itu jadi nyata. Dimulai dari kekalahan 0-2 atas Persib Bandung di pekan 25, mereka semakin jauh dari kemenangan. Hanya dua kemenangan yang mampu mereka bukukan.
Puncaknya, hasil imbang lawan Persipura menjadi penegas, bahwa Liga 1 tidak lagi menjadi tempat mereka berkompetisi musim depan.
Selain perkara performa, ada juga faktor-faktor non-teknis yang disinyalir menjadi sebab dari terdegradasinya Kalteng Putra ini. Salah satu yang muncul adalah masalah gaji pemain.
ADVERTISEMENT
Di tengah berjalannya Liga 1, sempat ada peristiwa ketika para pemain Kalteng Putra mogok latihan, padahal staf pelatih dan ofisial tim sudah berada di Stadion Tuah Pahoe. Hal ini disinyalir karena manajemen telat membayar gaji para pemain.
Suporter Kalteng Putra, yang tergabung dalam Kalteng Mania, sempat menuntut agar manajemen berbenah. Mereka mengeluarkan pernyataan sikap yang diunggah di akun Instagram resmi yang mereka miliki.
"Kami (suporter) langsung kumpul begitu mendengar soal pemain mogok latihan. Kami membuat pernyataan meminta manajemen (Kalteng Putra) menyelesaikan kewajiban," ujar Edy Shahbana, Ketua Kalteng Mania, saat dihubungi kumparanBOLA pada Oktober 2019.
"Tuntutan kami cuma pembenahan manajemen biar lebih profesional. Selama ini, seakan-akan manajemen tidak jalan sebagaimana mestinya," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Kalteng Putra juga sempat kena tegur BOPI (Badan Olahraga Profesional Indonesia). Mereka dianggap menelantarkan David Bala, pemain asing yang mereka miliki.
David Bala tidak mendapatkan fasilitas medis mumpuni tatkala mengalami cedera lutut pada akhir September 2019 silam. Pemain asal Brasil itu juga dikabarkan belum menerima gaji sepeser pun saat itu.
"BOPI sangat menyayangkan terjadinya kasus kepada David Bala di Palangkaraya, Kalimantan Tengah. Terkait permasalahan keimigrasian dan ketenagakerjaan seharusnya tidak boleh terjadi di olahraga profesional," bunyi rilis BOPI pada Rabu (4/12/2019).
"BOPI mengharapkan penyelesaian kasus David Bala dilakukan dengan segera oleh pihak-pihak yang bertanggung jawab terhadap keberadaan pemain bersangkutan," lanjut pernyataan dalam rilis tersebut.
Segala faktor non-teknis inilah yang menjadi warna negatif dalam perjalanan Kalteng Putra di ajang Liga 1 2019. Dipadukan dengan performa buruk mereka sepanjang musim, hasilnya adalah satu: degradasi.
ADVERTISEMENT
***
Walau musim depan terdegradasi, bukan berarti Kalteng Putra tidak punya kesempatan untuk kembali ke Liga 1. Asal bisa berkompetisi dengan apik di Liga 2, mereka bisa kembali berlaga di kompetisi level teratas sepak bola Indonesia tersebut.
Namun, berbagai masalah yang terjadi di musim ini sejatinya harus menjadi pelajaran bagi Kalteng Putra. Jika ingin berkompetisi di Liga 1, maka mereka mesti memiliki manajemen yang apik.
Karena, dengan manajemen yang apik, Kalteng Putra pun akan jadi tim yang baik. Intinya, teruslah berjuang Kalteng Putra. Semoga kelak bisa kembali lagi berkompetisi di Liga 1.