Karier Azmat Aritz Aduriz

21 Mei 2020 18:33 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Aritz Aduriz berjersi Athletic Bilbao. Foto: AFP/ANDER GILLENEA
zoom-in-whitePerbesar
Aritz Aduriz berjersi Athletic Bilbao. Foto: AFP/ANDER GILLENEA
ADVERTISEMENT
Aritz Aduriz adalah sosok spesial. Dia masih berlari saat para pemain seumurannya sudah pensiun. Ya, usianya sudah menginjak 39 tahun dan dia menghabiskan sebagian besar kariernya di Athletic Bilbao.
ADVERTISEMENT
Mulai sekarang, Aduriz telah resmi mengakhiri kariernya.
***
Aduriz lahir di San Sebastian dan mengawali kariernya bersama Antiguoko. FYI, klub itu membidani lahirnya pemain kondang Real Sociedad macam Xabi Alonso dan Mikel Arteta. Namun, tak seperti keduanya, Aduriz memilih bergabung dengan klub Basque lainnya, Athletic.
Well, karier Aduriz bersama Athletic juga tak mulus-mulus amat. Dia pernah dipinjamkan ke klub Segunda Division, Burgos, di musim ketiganya.
Aduriz juga berbeda dengan Iker Muniain yang begitu loyal dengan Bilbao. Ya, Aduriz pernah pernah meninggalkan Athletic dan pergi ke Real Valladolid di musim 2004/05.
Sempat, sih, dia pulang ke San Mames pada pertengahan musim 2005/06. Akan tetapi, Aduriz kembali pergi. Kali ini giliran Mallorca yang meminangnya.
ADVERTISEMENT
Los Bermellones kepincut dengan performa Aduriz dalam dua musim terakhir. Dia sukses mengemas 16 gol dalam durasi tersebut.
Di Mallorca, ketajamannya makin menjadi. Aduriz mengemas 11 gol di La Liga periode 2008/09 dan 12 gol semusim setelahnya. Sebagai gambaran, jumlah itu menjadi yang tertinggi di antara rekan-rekannya. Kuantitas gol Aduriz bahkan dua kali lipat lebih banyak dari lesakan bomber andalan Mallorca, Pierre Webo.
Valencia lantas memboyongnya pada musim 2010/11 dengan mahar 4 juta euro. Sayang, karier Aduriz tak mulus di Mestalla. Dia kesulitan bersaing dengan Roberto Soldado. Meski jumlah gol Aduriz tak jelek-jelek amat sebenarnya. Dua musim di sana, dia sukses mengemas 25 gol di lintas kompetisi.
ADVERTISEMENT
Aduriz pun memutuskan untuk pulang ke Athletic di awal musim 2012/13. Dia tahu betul risikonya.
Bukannya gimana-gimana, Athletic jelas kalah pamor dibanding Valencia yang rutin dapat tiket mentas ke Liga Champions. Nyatanya Fernando Llorente cs. cuma finis di peringkat ke-10 klasemen akhir La Liga 2011/12.
Benar saja, kedatangan Aduriz tak cukup untuk mengangkat martabat Athletic. Posisi mereka justru kian karam karena nangkring di posisi 12 klasemen akhir 2012/13. Padahal, Aduriz telah mengumpulkan 14 gol di pentas liga --sekaligus jadi pencapaian terbaiknya di La Liga.
Usaha tak mengkhianati hasil. Aduriz lantas berhasil membawa Athletic nangkring pada peringkat keempat di akhir musim 2013/14. Ini jelas spesial, sebab jadi pencapaian terbaik klub sejak 16 musim ke belakang. Ya, akhirnya Athletic berhasil berhasil manggung di Liga Champions semusim berselang.
ADVERTISEMENT
Mulai dari sini Los Leones mengaum dan Aduriz, jadi komandannya. Total 84 gol dibuatnya dari musim 2012/13 ke 2016/17. Itu cuma di pentas La Liga saja, lho.
Klimaksnya, tentu saja, keberhasilan Athletic menjadi raja di Piala Super Spanyol. Makin spesial karena klub yang mereka kalahkan saat itu adalah Barcelona. Tak tanggung-tanggung, Lionel Messi dan kawan-kawan mereka libas 5-1.
Hebatnya lagi, 4 gol di antaranya lahir melalui kontribusi Aduriz. Trigol pada leg pertama dan satu gol lainnya di Camp Nou.
Oh, iya, jangan lupa kalau Aduriz juga pernah menyabet gelar topskorer Liga Europa di edisi 2015/16 dan 2017/18. Striker bertinggi badan 182 sentimeter itu juga jadi topskorer sepanjang masa Timnas Basque dengan 12 gol.
ADVERTISEMENT
Sayangnya, performa Aduriz itu tak bertahan lama. Usianya sudah menginjak 37 ketika jadi pencetak gol terbanyak Liga Europa kala itu.
Itu juga berbarengan dengan perginya pemain jagoan Athletic di awal musim 2017/18: Aymeric Laporte dan Gorka Iraizoz. Eksistensi mereka pun mengendur karena cuma finis di posisi 16 di tabel akhir musim.
Athletic sempat bangkit semusim berselang. Mereka sanggup finis di peringkat kedelapan. Namun, saat itu pula peran Aduriz mulai luntur. Posisinya sebagai mesin gol mulai tergantikan oleh Inaki Williams.
Puncaknya, ya, pada periode 2019/20 ini. Aduriz bahkan belum pernah dimasukan Gaizka Garitano ke starting line-up Athletic hingga sekarang. 14 kali mentas di La Liga 2019/20, seluruhnya cuma berstatus sebagai pemain pengganti. Cedera pinggul jadi salah satu faktornya.
ADVERTISEMENT
Aritz Aduriz. Foto: AFP/ANDER GILLENEA
Belum lagi dengan pandemi virus corona juga membuat segalanya tak berjalan mulus. Semua kompetisi olahraga harus ditangguhkan, tak terkecuali La Liga dan Copa del Rey. Padahal, Aduriz punya kesempatan sempurna untuk mempersembahkan gelar kedua buat klubnya.
Makin ironis karena ini adalah momen terakhirnya. Sejak awal musim Aduriz telah mengisyaratkan bakal pensiun di akhir kompetisi. Dan sampailah dia di pengujung kariernya. Aduriz telah resmi gantung sepatu di usia 39 tahun dengan sumbangsih 172 gol dari 405 penampilan di semua ajang.
"Waktunya telah tiba. Saya sudah katakan berkali-kali, jika sepak bola akan meninggalkanmu sebelum kamu meninggalkannya. Jadi, marilah kita lupakan final yang kita mimpikan itu (Copa del Rey)," ujar Aduriz dilansir New York Times.
ADVERTISEMENT
"Intinya, kesuksesan memang penting. Namun, yang lebih penting lagi adalah bagaimana caranya orang dapat mengingatmu."
Ucapan Aduriz di atas cukup menegaskan kesetiaannya untuk Athletic. Meski pernah hengkang ke klub lain, dia tak perlu khawatir bakal dilupakan oleh publik Basque.
Aduriz jadi topskorer Athletic abad ini dengan torehan 172 golnya. Jumlah itu tertinggi ketiga sepanjang sejarah klub, di bawah penyerang ledendaris Telmo Zarra serta Daniel Ruiz-Bazan Justa. Aduriz juga jadi salah satu pemain La Liga yang selalu mencetak gol dalam 15 musim beruntun, bersama Lionel Messi dan Sergio Ramos.
===
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona. Yuk, bantu donasi atasi dampak corona!
ADVERTISEMENT