Karier Claudia Scheunemann Terancam karena Indonesia Minim Kompetisi Usia Muda

23 Juli 2022 19:07 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Claudia Scheunemann. Foto: Dok Indonesia Junior League
zoom-in-whitePerbesar
Claudia Scheunemann. Foto: Dok Indonesia Junior League
ADVERTISEMENT
Claudia Scheunemann digadang-gadang menjadi striker masa depan Timnas Wanita Indonesia U-18 di 2022. Di balik itu, ada kekhawatiran bahwa perkembangan sepak bola striker berusia 13 tahun tersebut terancam stagnan alias tak berkembang karena minimnya kompetisi sepak bola usia muda di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Claudia adalah keponakan dari eks pemain dan pelatih klub Liga Indonesia, Timo Scheunemann. Claudia viral karena menjadi penentu kemenangan Timnas Wanita U-18 saat melawan Singapura dalam laga pertama Piala AFF U-18 2022 di Stadion Gelora Sriwijaya, Palembang, Jumat (22/7).
Pada laga tersebut, Claudia yang mengenakan nomor punggung 23 menjadi satu-satunya pencetak gol Timnas Wanita U-18. ‘Garuda Pertiwi’ menang 1-0 atas Singapura.
Penampilan mengesankan Claudia mendapat sorotan dari Timo. Pria yang kini jadi Direktur Teknik Nusantara United itu senang melihat performa Claudia, tetapi khawatir terkait perkembangan sang keponakan. Hal itu tak lepas dari kurangnya kompetisi bagi pesepak bola muda di Indonesia, terutama sepak bola wanita.
Keponakan Timo Scheunemann, Claudia Scheunemann. Foto: Instagram/@timo_scheunemann
"Claudia memang banyak main kompetisi di Jakarta. Nah, sekarang sudah mau keluar dari usia 13 tahun, ini bahaya karena sudah enggak ada kompetisinya. Makanya, kalau Timnas Putri tuh kalau mau maju harus ada kompetisinya," kata Timo kepada kumparan, Sabtu (23/7).
ADVERTISEMENT
Timo menjelaskan bahwa selama ini Claudia Scheunemann mengikuti kompetisi bersama tim anak laki-laki. Sejauh ini, di mata pria yang pernah menukangi Persema Malang itu, hanya Persis Solo yang serius membina sepak bola wanita. Claudia pun sempat mendapat tawaran dari Persis Solo.
"Dari Persis sebetulnya sudah menawarkan, kami bersyukur, tetapi masalahnya sekolahnya. Claudia ini kan Sekolah Jerman di Deutsche International School. Jadi, sekolah internasional tetapi buat orang Jerman itu ada di BSD. Kalau dia ke Solo, sama juga masalahnya, dia tinggal sama siapa, sekolahnya bagaimana?" tutur Timo.
Timo berharap, perkembangan sepak bola wanita Indonesia bisa lebih baik. Ia ingin tim-tim sepak bola Indonesia lain juga bisa seperti Persis Solo.
"Di Indonesia ini butuh pihak-pihak yang serius seperti Persis Solo, yang punya program wanita dan serius. Persis itu sudah punya uang saku bulanan, jadi cukup membantu orang tua, sekolah dan kuliahnya juga dibantu. Namun, mesti banyak klub juga yang begitu," tegasnya.
Claudia Scheunemann saat bela Timnas Wanita Indonesia U-18 melawan Singapura U-18 dalam laga pertama Piala AFF U-18 Wanita 2022 di Stadion Gelora Sriwijaya, Palembang, Jumat (23/7). Foto: Dok. PSSI
Lebih lanjut, Timo menuturkan bahwa seharusnya Claudia Scheunemann sekarang menimba ilmu di Jerman. Sebab di Indonesia, sulit untuk menemukan kompetisi usia muda pada rentang usia 13-16 tahun, apalagi kompetisi anak perempuan.
ADVERTISEMENT
"Sekarang ke depannya bagaimana? Dia sudah sulit ikut kompetisi laki-laki. Nanti kalau dia sudah puber bagaimana? Harusnya, sekarang dia ke Jerman. Namun, satu, orang tuanya masih berat melepas dia," lanjut Timo.
"Dua, enggak ada asrama di klub-klub top Eropa. Jadi, untuk akademi-akademi seperti Eintracht Frankfurt, Tottenham, Wolfsburg yang bagus-bagus adanya mereka baru punya asrama akademi untuk pemain umur 16 tahun."
"Jadi, yang sekarang menjadi masalah adalah Claudia dari umur 13 ke 16 tahun ini bagaimana perkembangannya nanti? Kami keluarga masih pusing, sedang mencari solusinya," pungkas pria berusia 48 tahun ini.
Timnas Wanita Indonesia U-18 melawan Singapura U-18 dalam laga pertama Piala AFF U-18 Wanita 2022 di Stadion Gelora Sriwijaya, Palembang, Jumat (23/7). Foto: Dok. PSSI
Sebagai paman, Timo ingin melihat Claudia Scheunemann menimba ilmu di Jerman. Namun sekarang, setidaknya ia senang bisa melihat keponakannya itu bermain dengan anak perempuan.
ADVERTISEMENT
"Kalau saya sih bagaimana caranya dia harus ke Jerman. Akan tetapi, untuk saat ini, saya rasa yang penting dia bisa mendapat kesempatan pertama kali main sama cewek. Makanya, ketika cetak gol kemarin, dia terasa beda karena yang datang ke dia cewek, ngerangkul dia, jadi dia agak bingung dirangkul. Soalnya selama ini kan kalau cowok cuma tos-tos biasa," ujarnya.
"Itu menarik saya lihat. Yang penting, dia dapat pengalaman baru dengan cewek, apalagi dengan timnas. Untuk saat ini, fokusnya ke situ, menyerap pengalaman ini," pungkas Timo Scheunemann.