Kasus Korupsi Eks Pelatih China, Suap Rp 6,5 Miliar demi Tangani Timnas

11 Januari 2024 20:09 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mantan Pelatih Timnas China, Li Tie, saat memimpin China dalam Kualifikasi Piala Dunia 2022 zona Asia. Foto: Karim Jaafar/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Mantan Pelatih Timnas China, Li Tie, saat memimpin China dalam Kualifikasi Piala Dunia 2022 zona Asia. Foto: Karim Jaafar/AFP
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Mantan pelatih Timnas China, Li Tie, telah melakukan pengakuan dosa. Pria 46 tahun tersebut mengaku pernah melakukan suap demi mendapatkan jabatan sebagai pelatih kepala 'Tim Naga'.
ADVERTISEMENT
Dilaporkan Independent, pengakuan Tie disiarkan secara langsung pada Selasa (9/1) lalu. Pengakuan ini bisa dibilang menggemparkan mengingat China tengah bersiap untuk bersaing di Piala Asia.
Tie dilaporkan telah menyuap hampir USD 421 ribu atau setara Rp 6,5 miliar untuk mendapatkan posisi pelatih kepala dan mengamankan posisi itu. Selain itu, ia juga melakukan pengaturan skor selama menjabat di klub.
Mantan pelatih Timnas China, Li Tie, saat memimpin China dalam Kualifkasi Piala Dunia 2022 zona Asia. Foto: Karim Jaafar/AFP
"Saya sangat menyesal. Seharusnya saya tetap tenang dan mengikuti jalan yang benar," ungkap Tie dikutip dari Independent.
Tie menjadi caretaker Timnas China pada 2019 lalu dan diangkat menjadi pelatih kepala pada 2020. Sayangnya, Dragon's Team tak bertaji di tangan Tie.
China gagal tampil dengan baik di Kualifikasi Piala Dunia 2022 zona Asia dan akhirnya gagal melaju ke putaran final. Tie akhirnya mengundurkan diri dari jabatannya pada akhir 2021.
ADVERTISEMENT
Bukan hanya itu, Tie juga melakukan dosa selama menangani klub Wuhan Zall pada 2017 lalu. Salah satunya adalah melakukan suap untuk pengaturan skor saat melawan Hebei China.
Mantan Pelatih Timnas China, Li Tie, saat memimpin China dalam Kualifikasi Piala Dunia 2022 zona Asia. Foto: Giuseppe Cacace/AFP
"Dengan meraih kesuksesan melalui cara-cara yang tidak tepat, hal itu justru membuat saya semakin tidak sabar dan bersemangat untuk mendapatkan hasil yang cepat," terang Tie.
"Untuk mencapai performa yang baik, saya terpaksa mempengaruhi wasit, menyuap pemain dan pelatih lawan, terkadang melalui klub yang berurusan dengan klub lain,"
"Perilaku ini menjadi kebiasaan dan akhirnya bahkan ada sedikit ketergantungan pada praktik itu," tambahnya.
Tie sendiri sudah dimasukkan ke dalam penyelidikan pada 2022 lalu karena pelanggaran hukum serius. Akan tetapi, sejauh ini belum ada informasi rinci mengenai kasus tersebut yang diungkapkan ke publik.
ADVERTISEMENT