Kemenangan Jepang Jadi Pelipur Lara Setelah Gempa Osaka

20 Juni 2018 18:56 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kubu Jepang meryakan kemenangan. (Foto: REUTERS/Jason Cairnduff)
zoom-in-whitePerbesar
Kubu Jepang meryakan kemenangan. (Foto: REUTERS/Jason Cairnduff)
ADVERTISEMENT
Berita mengenai gempa kembali beriringan dengan berita Piala Dunia 2018. Sebelumnya, Mexico City bergetar oleh 'gempa buatan' yang disebabkan lompatan suporter kala Meksiko melawan Jerman, Minggu (17/6/2018) malam WIB.
ADVERTISEMENT
Kabar selanjutnya adalah gempa sungguhan yang terjadi di sebelah utara Osaka, Jepang, Senin (18/6) pagi. Dilansir Express, Rabu (20/6), gempa 6,1 magnitudo itu menewaskan 5 orang serta melukai 380 orang lainnya.
Dalam daftar tewas, ada bocah perempuan berusia 9 tahun yang tengah dalam perjalanan menuju sekolah serta pria 80 tahun. Tiga orang lain tewas karena jatuhnya perabot, yakni pria 85 tahun yang tewas setelah tertimpa rak buku, nenek 81 tahun tewas terperangkap lemari, dan pria 66 tahun jatuh tertimpa tumpukan buku.
Tentunya, Jepang berduka karena peristiwa yang terjadi sejauh 501 km dari Tokyo itu. Senin bukan hari yang gembira untuk mengawali pekan bagi warga 'Negeri Sakura'. Namun, angin segar dikirimkan Tim Nasional (Timnas) Jepang dari Rusia.
ADVERTISEMENT
Ya, Jepang sukses mengalahkan Kolombia di laga perdana Grup H melawan Kolombia keesokan harinya, Selasa (19/6) malam WIB. Jepang menang 2-1 sekaligus mencetak rekor sebagai negara Asia pertama yang mengalahkan wakil Amerika Selatan.
Para pemain Jepang tidak lantas larut dalam euforia kemenangan. Mereka tidak melupakan bahwa sebagaian masyarakatnya tengah terpuruk akibat bencana. Oleh karenanya, kemenangan atas Kolombia dipersembahkan kapten Makete Hasebe untuk korban bencana.
"Saya ingin memberikan ucapan belasungkawa kepada mereka yang terkena dampak bencana dan semoga bisa pulih secepat mungkin. Ada beberapa pemain yang keluarganya berasal dari daerah bencana. Pemain tersebut terkena dampak negatif, tetapi kami saling mendukung sebagai sebuah tim," tutur Hasebe setelah laga.
Impak kemenangan turut terasa sampai ke kota-kota di Jepang. Sepak bola (lagi-lagi) menyatukan masyarakat. Elegi berubah menjadi euforia penuh asa. Orang-orang yang menyemut di pusat keramaian langsung bertukar high-five (tos) tanpa peduli usia.
ADVERTISEMENT
Mengutip dari Reuters, surat kabar di Jepang edisi Rabu (20/6) dipenuhi headline para pejuang dengan jersi biru itu. Sementara juru bicara Pemerintah Jepang, Yoshihide Suga, menyatakan kemenangan Shinji Kagawa dan kolega sebagai sebuah momen bersejarah.
"Ini awal dari sejarah. Pemain senior dan pemain muda bekerja bersama untuk menunjukkan arti kerja tim terutama budaya Jepang," ucap Suga.
Kolombia vs Jepang (Foto: Jason Cairnduff/Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Kolombia vs Jepang (Foto: Jason Cairnduff/Reuters)
"Ketika itu terjadi, saya merasa sebuah keajaiban," begitu komentar suporter bernama Sayoko Fujisawa yang mengaku berteriak histeris kala Yuya Osako mencetak gol pada menit ke-73.
Sementara itu, mahasiswa bernama Tatsuya Abe meyakini bahwa hasil melawan Kolombia merupakan pelipur lara setelah gempa di Osaka.
"Kemenangan ini mengangkat spirit semua orang. Jika mampu mengalahkan Kolombia, mereka bisa mengalahkan rival berikutnya. Saya rasa Jepang bisa bertahan hingga babak delapan besar," ujar Abe optimistis.
ADVERTISEMENT
Well, jika harapan Abe --dan tentu akan diamini semua warga Jepang lain-- itu terkabul, maka Jepang mengukir sejarah baru. Paling bagus, 'Samurai Biru' bertahan hingga 16 besar pada Piala Dunia 2002 dan 2010.