Kemenpora Telusuri Video Pengeroyokan Suporter Indonesia ke KBRI

21 November 2019 21:16 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemain Timnas Indonesia Bayu Pradana (kanan) berebut bola dengan pemain Timnas Malaysia di Stadion Bukit Jalil, Malaysia.
 Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pemain Timnas Indonesia Bayu Pradana (kanan) berebut bola dengan pemain Timnas Malaysia di Stadion Bukit Jalil, Malaysia. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
Kasus kericuhan antar suporter Indonesia dan Malaysia saat menyaksikan laga Kualifikasi Piala Dunia 2022 di Stadion Bukit Jalil, Selasa (19/11/2019), belum juga reda. Di jagat media sosial, terekam video dua pendukung Timnas Indonesia yang mendapat serangan dari oknum suporter Malaysia.
ADVERTISEMENT
Menyikapi insiden tersebut, Kemenpora melalui Sesmenpora, Gatot S. Dewa Broto sudah menerima informasi video tersebut. Ia bahkan langsung meminta detail kronologi kepada Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Malaysia.
Aksi suporter Indonesia di pertandingan Timnas Indonesia melawan Malaysia di Stadion Bukit Jalil, Malaysia. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Ada dua pihak yang dihubungi oleh Gatot. Pertama kepada Yusron B.Ambary selaku Kepala Fungsi Konsuler KBRI Kuala Lumpur dan yang kedua Agung Cahaya Surya selaku Koordinasi Fungsi Penerangan Sosial Budaya.
Yusron menjelaskan bahwa sehari sebelum pertandingan salah satu korban pengeroyokan yang bernama Fuad menyambangi KBRI. Dari laporan yang diterima Yusron, korban mengaku bahwa paspornya diambil oleh oknum suporter Malaysia.
''Untuk itu kami bantu mengurus buatkan SPLP (Surat Perjalanan Laksana Paspor). Surat itu sebagai pendahuluan untuk membuat paspor baru di imigrasi Malaysia,'' ujar Yusron seperti yang disampaikan Gatot, Kamis (21/11) malam WIB.
ADVERTISEMENT
''Setelah dari imigrasi kami berpikir Fuad akan kembali memberikan laporan kepada kami. Tetapi nyatanya dia tidak datang dan kami berpikir dia sudah kembali ke Indonesia karena dari laporan Imigrasi Malaysia juga tidak ada kabar selanjutnya,'' imbuhnya.
Yusron menambahkan selain video tersebut ia juga menerima laporan lain yakni ada salah satu suporter Indonesia yang mengalami tusukan. Akan tetapi, terkait peristiwa itu, Yusron menggaransi bahwa tidak ada kejadian tersebut alias hoaks.
''Soal tusukan yang katanya di bagian tubuh (badan) itu tidak ada. Ada tusukan, tapi si korban berhasil mencegahnya dan mengenai tangannya lalu mengalami sobekan,'' kata dia.
Setelah merampungkan persoalan video pengeroyokan, Gatot menindaklanjuti penelusurannya kepada Agung. Pada situasi ini, Gatot meminta keterangan apakah PSSI berkomunikasi dengan KBRI.
ADVERTISEMENT
Agung mengatakan sehari sebelum pertandingan PSSI telah melaporkan bahwa ada salah satu suporter Indonesia yang ditahan oleh pihak kepolisian Malaysia.
''Hanya sampai di situ saja laporannya. Selain itu kami juga menerima informasi bahwa aliansi suporter Indonesia akan menyambangi KBRI menjelaskan kronologi kejadian yang terjadi. Tetapi, hingga siang tadi, mereka tidak datang,'' kata Agung yang juga disampaikan kembali oleh Gatot.
''Dan untuk urusan dengan kepolisian kami meminta bantuan dari Polri. Tetapi kami tidak dalam ranah kami karena itu berada di wilayah yang dipegang oleh Yusron. Bidang kami adalah satuan tugas perlindungan WNI,'' katanya.