Mauricio Pochettino (C)

Kenangan Danny Rose akan Kerasnya Mauricio Pochettino

20 Mei 2020 4:57 WIB
comment
9
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mauricio Pochettino mendampingi Tottenham dalam pertandingan menghadapi Crvena Zvezda. Foto: Reuters/Marko Djurica
zoom-in-whitePerbesar
Mauricio Pochettino mendampingi Tottenham dalam pertandingan menghadapi Crvena Zvezda. Foto: Reuters/Marko Djurica
ADVERTISEMENT
Mauricio Pochettino adalah sosok yang sukses mengangkat penampilan Tottenham Hotspur dalam beberapa musim terakhir. Di balik itu semua, ada sebuah kedisiplinan keras yang ia terapkan.
ADVERTISEMENT
Pochettino menangani Tottenham selama lima musim, yakni sejak 2014 hingga 2019. Memang, selama itu Pochettino tidak menyumbangkan trofi bagi The Lilywhites. Namun, ia berhasil membuat Tottenham jadi tim yang disegani.
Pochettino membuat Tottenham mampu tampil stabil di papan atas Premier League. Bahkan, ia sukses mengantarkan Tottenham menjadi runner-up Piala Liga Inggris pada 2014/15 serta Liga Champions pada musim 2018/19.
Nah, di balik segala penampilan apik Tottenham ini, ada sebuah disiplin keras yang diterapkan oleh Pochettino. Hal itu diingat betul oleh Danny Rose, mantan anak asuhnya yang kini membela Newcastle United.
Mauricio Pochettino usai membawa Tottenham mengalahkan Crvena Zvezda. Foto: Reuters/Marko Djurica
Rose mengenang beberapa bentuk disiplin keras yang diterapkan Pochettino. Salah satunya terjadi setelah Tottenham mengalahkan Ajax di babak semifinal Liga Champions 2018/19. Ketika itu, secara heroik Tottenham membalikkan ketertinggalan dan menang.
ADVERTISEMENT
Namun, alih-alih membiarkan anak asuhnya berpesta, Pochettino justru melarang mereka untuk minum-minum dalam perjalanan pulang ke London. Ia bahkan tidak memberikan libur bagi para pemain Tottenham.
"Di ruang ganti, ketika kita berinteraksi dengan fans di sana (Amsterdam Arena), kami merasa seperti berada di puncak dunia. Lalu, kami pulang dan rencananya kami akan minum-minum," kenang Rose, dilansir Goal International.
"Namun, ia (Pochettino) melarang kami dan seolah mengatakan 'Tidak, ingat, kita masih ada laga di hari Sabtu'. Hasilnya, malam pun usai," tambahnya.
Tidak cuma itu, Rose menyebut jika disiplin keras ala Mauricio Pochettino ini juga berlaku saat jeda internasional. Bagi pemain yang tidak membela Timnas negara mereka masing-masing, sudah ada sesuatu yang menanti mereka.
ADVERTISEMENT
"Bagi mereka yang tidak membela Timnas saat jeda internasional, mereka akan disuruh untuk berlatih. Libur paling cuma sehari, antara Sabtu atau Minggu. Bandingkan dengan Liverpool yang mungkin bisa libur sekitar 7 sampai 10 hari," ungkap Rose.
"Bahkan, Pochettino menganggap mereka yang membela Timnas itu sedang berlibur, karena ia merasa latihan bersama Timnas tidak sekeras latihan di klub," lanjutnya.
Alhasil, dengan disiplinnya Pochettino ini, Rose yakin jika suatu saat nanti, pelatih asal Argentina itu bisa saja menangani tim besar. Bahkan, Rose mengaku tidak kaget jika kelak Pochettino menangani Manchester United.
"Ya, tidak diragukan lagi (ia akan melatih tim besar). Saya kira, kelak Pochettino bisa saja jadi pelatih United," ujarnya.
Saat ini, Mauricio Pochettino masih menganggur. Namun, sudah ada beberapa klub yang dikabarkan tertarik menggunakan jasanya, seperti Real Madrid, Manchester United, dan klub yang sekarang dibela Rose, Newcastle.
ADVERTISEMENT
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona
===
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona
===
Ayo, ikutan Home of Premier League dan menangi 1 unit SmartTV dan 2 Jersi Original klub Liga Inggris. Buruan daftar di sini
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten