Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Keputusan Aneh Pelatih Jerman di Piala Dunia: Mainkan Goretzka Agar Ia Senang
8 Desember 2022 6:42 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Pelatih Jerman , Hansi Flick, membuat keputusan aneh di Piala Dunia 2022. Ia sempat memainkan Leon Goretzka bukan karena kebutuhan tim, melainkan untuk membuatnya senang.
ADVERTISEMENT
Peristiwa itu terjadi saat Jerman keok 1-2 dari Jepang di laga pembuka Grup E, Rabu (23/11) lalu. Goretzka masuk ke lapangan dengan menggantikan Ilkay Guendogan pada menit ke-67.
Bild mewartakan tak urgensi untuk memainkan Goretzka di laga tersebut. Pasalnya, Guendogan mampu tampil apik sejak awal. Gelandang Manchester City itu bahkan nyekor satu gol via penalti di menit 33.
"Tak sedikit pemain Jerman yang merasa keheranan saat Guendogan ditarik keluar. Penggantian Guendogan dengan Goretzka dinilai menjadi sebuah kerugian. Pasalnya, masuknya Goretzka menjadi penyebab utama hilangnya kendali permainan Jerman di lapangan tengah," tulis laporan Bild.
Dalam laporan yang sama menyebutkan bahwa Flick punya 'intrik' di dalam skuad Jerman. Pelatih berusia 57 tahun itu diduga lebih mementingkan pemain Bayern Muenchen ketimbang pemain lainnya.
ADVERTISEMENT
Flick diduga pilih kasih lantaran memiliki kedekatan emosional dengan penggawa Muenchen. Maklum, Flick merupakan eks pelatih Die Roten pada musim 2019-2021.
Alhasil, ada jurang pemisah yang dibangun Flick di dalam skuad Der Panzer. Adalah kubu Bayern Muenchen dan kubu non-Bayern Muenchen.
Di lain sisi, tak hanya Guendogan yang dilaporkan tak menyukai gaya kepelatihan Flick. Sederet bintang Jerman lainnya disinyalir memiliki perasaan serupa.
Salah satunya Marc-Andre ter Stegen. Kiper Barcelona itu kesal karena tak mendapat menit bermain di Qatar. Stegen menilai sang pelatih terlalu mengagung-agungkan Manuel Neuer.
Setali tiga uang, Kai Havertz diklaim memendam perasaan serupa. Penyerang Chelsea itu dibuat frustrasi lantaran tak memperoleh menit bermain yang reguler. Padahal, penampilannya di Chelsea tak kalah apik dari penyerang Jerman lainnya.
ADVERTISEMENT
Kurang harmonisnya hubungan antar pemain disinyalir menjadi penyebab utama runtuhnya Jerman di Piala Dunia 2022. Der Panzer angkat kaki lebih cepat dari Qatar usai tersingkir di fase grup.
Jerman hanya mengoleksi empat poin dari tiga laga di Grup E. Jerman kalah produktivitas gol dari Spanyol yang diketahui memiliki koleksi poin serupa.
Kegagalan Jerman di ajang empat tahunan ini meneruskan tren buruknya sejak edisi Piala Dunia terakhir. Pada Piala Dunia 2018 lalu, Jerman turut tersingkir di fase grup usai menelan dua kekalahan dan hanya mengoleksi tiga angka.