Kerap Diwarnai Kontroversi, Mengapa Piala AFF Tak Pakai VAR?

24 Desember 2021 18:20 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Video assistant referee (VAR). Foto: REUTERS/Carlos Barria
zoom-in-whitePerbesar
Video assistant referee (VAR). Foto: REUTERS/Carlos Barria
ADVERTISEMENT
Sederet keputusan kontroversial dari wasit mewarnai perhelatan Piala AFF 2020 di Singapura. Lantas, mengapa pihak penyelenggara tidak menerapkan teknologi Video Assistant Referee (VAR) untuk mengantisipasi hal tersebut?
ADVERTISEMENT
Setidaknya, hingga kini sudah ada dua pihak yang secara terang-terangan mengeluhkan tak adanya VAR di Piala AFF: Indonesia dan Vietnam.
Pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong, merasa VAR perlu diterapkan setelah Indonesia dirugikan dengan putusan wasit saat berhadapan dengan Singapura 22 Desember silam. Di laga itu, ada satu momen di mana Ricky Kambuaya dilanggar di kotak penalti, namun wasit malah memutuskan free kick untuk Indonesia.
"Sebagai pelatih yang pernah merasakan pertandingan di Piala Dunia, saya menilai VAR memang sangat dibutuhkan," kata Shin dalam konferensi pers virtual, Jumat (24/12).
"Memang sebagai manusia tidak bisa melihat dengan tepat atau baik 100 persen. Tetapi, walaupun para pemain bekerja keras di dalam lapangan dengan 100 persen, bisa saja wasit menghancurkan pertandingannya," tambahnya.
Pemain Timnas Indonesia Asnawi Mangkualam berusaha melewati pemain Timnas Singapura pada pertandingan leg pertama semifinal Piala AFF 2020 di National Stadium, Singapura, Rabu (22/12). Foto: Humas PSSI/via ANTARA FOTO
Senada dengan pernyataan Shin, Pelatih Timnas Vietnam, Park Hang-seo, juga mengeluhkan tak adanya VAR di Piala AFF. Pada Kamis (23/12), Vietnam kalah 0-2 dari Thailand dan laga itu diwarnai beberapa putusan yang merugikan Vietnam.
ADVERTISEMENT
"Saya punya satu rekomendasi untuk penyelenggara Piala AFF. Berkali-kali, kami memiliki masalah dengan wasit. Saat ini kita melihat semua turnamen besar menggunakan VAR," kata Park dalam konferensi pers usai laga melawan Thailand dikutip dari ESPN.
"Saya pikir ini harus berlaku untuk turnamen ini, karena setiap kali setelah pertandingan, ketika saya ditanya tentang wasit, saya tidak tahu bagaimana menjawabnya. Sangat sulit," lanjutnya.
Penerapan VAR di pertandingan sepak bola memang bukanlah 'proyek satu malam'. Butuh kajian yang mendalam untuk memasang teknologi yang satu ini di dalam stadion.
Media Vietnam, Zing News, mewartakan bahwa masalah utama penerapan VAR di Piala AFF adalah ihwal beban biaya yang tinggi.
Kendati AFF tidak merilis kebutuhan dana secara spesifik, penerapan VAR diyakini akan memakan biaya besar dan juga membutuhkan sumber daya manusia yang memadai.
Pelatih Thailand Alexandre Polking saat pertandingan Vietnam vs Thailand pada babak pertama leg pertama semifinal Piala AFF Suzuki di Stadion Nasional Singapura, Kamis (23/12). Foto: Yong Teck Lim/Getty Images
Sekretaris Jenderal Federasi Sepak Bola Thailand, Patit Supaphong, menerangkan begitu kompleksnya jalan yang harus ditempuh untuk menerapkan VAR. Para wasit yang akan mengoperasikan teknologi tersebut juga harus memiliki lisensi terlebih dahulu.
ADVERTISEMENT
''Ada banyak hal yang harus dilakukan untuk menerapkan VAR. Ini bukan soal masalah alatnya saja. Kami harus punya wasit berlisensi, wasit VAR yang akan ada di dalam dan di luar lapangan,'' kata Supaphong.
''Harus kita akui tidak banyak wasit di Asia Tenggara yang mengenal teknologi VAR. Bahkan, turnamen di negara tuan rumah [Piala AFF)], Singapura, juga tidak memakai VAR,'' lanjutnya.
Di Piala AFF 2020, tercatat ada 12 wasit dan 12 asisten wasit yang ditugaskan panitia penyelenggara. Delapan wasit di antaranya berasal dari Asia Barat, dua dari Korea Selatan dan dua dari Asia Tenggara.
Singapura juga hanya memiliki satu wasit berlisensi VAR yakni Muhammad Taqi Aljaafari. Namun, sang pengadil lapangan itu tidak diikutsertakan di Piala AFF 2020.
ADVERTISEMENT