Kerusuhan Arema vs Persib Akhirnya Memakan Korban Jiwa

18 April 2018 20:34 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:09 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rusuh suporter Arema (Foto: ANTARA FOTO/H Prabowo)
zoom-in-whitePerbesar
Rusuh suporter Arema (Foto: ANTARA FOTO/H Prabowo)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Duka kembali menyelimuti sepak bola Indonesia. Setelah seorang Bonek, Micko Pratama, meninggal dunia dalam perjalanan pulang ke Surabaya, kini seorang Aremania harus mengembuskan napas terakhirnya. Adalah Dhimas Duha Romli yang menjadi korban dari kerusuhan pada laga Arema FC vs Persib di Stadion Kanjuruhan, Minggu (15/4/2018).
ADVERTISEMENT
Nama Dhimas sejatinya tak masuk daftar korban yang sempat mendapatkan perawatan tim medis. Pasalnya, usai insiden yang mencederai lebih dari 214 Aremania itu, Dhimas memilih pulang ke rumahnya di Jalan Kepuh I No. 34 Sukun, Kota Malang. Akan tetapi, keesokan harinya, Senin (16/4), pemuda 16 tahun itu mengaku nyeri di dada.
"Perwakilan keluarga korban yang baru melapor ke kantor Arema pada Rabu (18/4) sekitar pukul 13.00 WIB, menceritakan kepada kami jika almarhum Dhimas sempat dibawa ke RSI Aisyiyah dengan keluhan nyeri di dada, setelah itu baru dirujuk ke Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) mulai Selasa (17/4)," ujar Media Officer Arema FC, Sudarmaji, seperti dilansir wearemania.net.
Sudarmadji mengaku pihaknya mendapat kabar bahwa Dhimas kritis pada pukul 12.00 WIB dari media sosial. Pihaknya langsung mengirim staf ke RSSA untuk mengurus semua administrasi dan biaya perawatannya.
ADVERTISEMENT
"Tapi sekitar pukul 15.30 WIB saat saya bersama tim mengunjungi Aremania yang dirawat di RS Wava Husada, ada kabar bahwa almarhum sudah dipanggil Tuhan YME, tentunya kami berduka cita terhadap apa yang menimpa almarhum, semoga segala kebaikan yang dilakukannya diterima Tuhan YME, dan semoga keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan," tambahnya.
Menurutnya, sejauh ini penyebab kematian Dhimas yang diketahuinya dari keluarga adalah karena mengalami sesak napas. Kendati demikian, pihak manajemen klub belum terkonfirmasi dari pihak dokter RSSA terkait apa penyebab sesak napasnya itu.
"Kami malam ini juga setelah sesi latihan di Stadion Kanjuruhan datang ke rumah duka, kami akan menyampaikan bela sungkawa kepada keluarga, sekaligus meminta maaf, tentunya ini tidak kami inginkan, ini kehendak Tuhan YME, dan kami sudah berusaha maksimal memberikan bantuan untuk penyembuhannya," pungkasnya.
ADVERTISEMENT