Kisah Ahn Jung-hwan: Pahlawan Korea Selatan di Piala Dunia 2002, Kini Jadi Artis

6 April 2021 14:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Eks pemain Korea Selatan, Ahn Jung-hwan.
 Foto: FREDERIC BROWN / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Eks pemain Korea Selatan, Ahn Jung-hwan. Foto: FREDERIC BROWN / AFP
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ahn Jung-hwan pernah menjadi pahlawan Korea Selatan sekaligus musuh nomor wahid bagi Italia. Kini, sang pemain sudah lama pensiun dan menikmati hari-harinya sebagai bintang televisi di Negeri Ginseng.
ADVERTISEMENT
Cerita tentang Jung-hwan dimulai saat membela Perugia di Serie A pada 2000/02. Dia menunjukkan penampilan bagus, meski harus menghadapi para pemain Eropa yang secara fisik lebih kuat. Jung-hwan membuat Perugia kaya dengan uang dari turis Korea.
Keberadaan Jung-hwan di Perugia karena peran Serse Cosmi sebagai pelatih. Dia terpikat dengan penampilan Jung-hwan yang fleksibel dan cerdas. Ketika mendapat kesempatan bermain, Jung-hwan tidak pernah menyia-nyiakannya. Dia membawa Perugia menjadi kuda hitam di Serie A.
Awalnya, status Jung-hwan di Stadio Renato Curi adalah pinjaman dari Busan Daewoo Royals. Kemudian, Cosmi merekomendasikan agar Jung-hwan dibeli dengan nilai yang dibicarakan kemudian. Busan sebenarnya sudah setuju menjual Jung-hwan ke Perugia. Tapi, baru akan diresmikan setelah Piala Dunia berakhir.
ADVERTISEMENT
Sialnya, penampilan bagus Korea dan Jung-hwan ternyata memicu banyak kontroversi. Entah tidak suka ada negara Asia yang sukses atau faktor lain, banyak tim Eropa dan Amerika yang mengecam The Taeguk Warriors.
Eks pemain Korea Selatan, Ahn Jung-hwan. Foto: HOI JAE-KU/AFP
Saat melawan Amerika Serikat (AS) misalnya. Jung-hwan merayakan gol dengan meniru gerakan seseorang yang sedang bermain ice skating. Itu menyindir diskualifikasi kontroversial dari atlet Korea, Kim Dong-sung, pada nomor 1500 meter di Olimpiade Musim Dingin 2002. Diskualifikasi itu membuat atlet AS, Apolo Ohno, memenangkan medali emas.
Yang paling monumental saat bertemu Italia. Sejak awal, koreografi suporter tuan rumah telah membuat Gli Azzurri marah. Mereka membuat tulisan "1966" di tribun. Itu mengacu pada kekalahan Italia dari Korea Utara di Piala Dunia 1966.
ADVERTISEMENT
Ketika pertandingan berlangsung, tensi semakin panas. Awalnya, Jung-hwan gagal mengeksekusi penalti. Tapi, kemudian dia berhasil mencetak gol emas di perpanjangan waktu dari sundulan. Gol itu mengirim Korea ke perempat final dan Gli Azzurri harus pulang dengan malu besar.
Italia semakin marah karena kepemimpinan wasit asal Ekuador, Byron Moreno. Dia dikecam fans Italia karena memberi Korea penalti kontroversial di babak pertama, yang untungnya digagalkan Gianluigi Buffon.
Moreno juga menganulir gol Damiano Tommasi karena dianggap offside. Terakhir, dia mengusir Francesco Totti karena diving. Padahal, posisi Moreno sangat jauh dan VAR belum diterapkan.
Eks pemain Korea Selatan, Ahn Jung-hwan. Foto: HOI JAE-KU/AFP
Kemarahan suporter Italia dilampiaskan dengan mendesak manajemen Perugia untuk memecat Jung-hwan. Permintaan tersebut ternyata langsung direspons pemilik Perugia, Luciano Gaucci.
ADVERTISEMENT
Keesokan harinya, Gaucci memutuskan untuk membatalkan kesepakatan dengan Busan dan Jung-hwan, yang sebenarnya sudah terjadi sebelum musim kompetisi 2001/2002 berakhir. "Saya tidak berniat membayarkan gaji kepada seseorang yang telah merusak sepakbola Italia," ucap Gaucci ketika itu, dikutip dari The Guardian.
Ternyata, setelah berpikir lagi, Gaucci kemudian menarik kembali apa yang sudah telanjur diucapkan. Dia menyetujui transfer 1,2 juta pounds untuk mempermanenkan status Jung-hwan dari Busan. Tapi, Jung-hwan sudah telanjur tersinggung dan takut keselamatannya terancam jika kembali ke Serie A. Dia menolak Perugia.
"Saya tidak akan lagi membahas transfer saya ke Perugia, yang menyerang karakter saya, alih-alih memberi selamat kepada saya untuk gol-gol yang saya hasilkan selama Piala Dunia," ucap Jung-hwan, dikutip Four Four Two.
ADVERTISEMENT
Busan juga mengeklaim bahwa mereka belum dibayar oleh Perugia. Kemudian, sejumlah klub Eropa tertarik pada Jung-hwan. Tapi, mereka menarik diri karena konflik yang terjadi dengan Perugia. FIFA akhirnya turun tangan melakukan penyelidikan. Mereka memerintahkan Jung-hwan membayar Perugia USD3,5 juta sebagai kompensasi karena membatalkan kesepakatan yang sudah terjadi.
Ahn Jung-Hwan merayakan golden goal-nya ke gawang Italia. Foto: AFP
Pada akhirnya, Jung-hwan memilih bermain di Jepang. Dia memperkuat Shimizu S-Pulse pada 2002-2003 dan Yokohama F. Marinos (2004-2005). Lalu, kembali ke Eropa bermain di Ligue 1 bersama Metz pada 2005/2006.
Pada 16 Januari 2006, Jung-hwan diundang untuk berlatih dengan Blackburn Rovers. Tapi, dua kali tidak muncul. Justru, pada Februari tahun yang sama Jung-hwan menandatangani kontrak 17 bulan dengan klub Bundesliga, MSV Duisburg. Dia mencetak 2 gol dalam 12 pertandingan dan klubnya terdegradasi dari Bundesliga.
ADVERTISEMENT
Jung-hwan terpilih untuk membela Korea di Piala Dunia 2006. Dia mencetak gol kemenangan 2-1 di pertandingan pembukaan melawan Togo. Tapi, setelah Piala Dunia, Jung-hwan dilepas Duisburg. Dia memilih kembali ke Korea untuk membela Suwon Samsung Bluewings dan Busan IPark. Sempat ke China membela Dalian Shide, Jung-hwan pensiun pada 30 Januari 2012.
Ketika Jung-hwan pensiun, "Korean wave" sedang melanda dunia. Dia lalu banting setir menjadi artis, memiliki acara di televisi, dan secara rutin memerankan dirinya sebagai komentator pertandingan sepak bola.
Sebagai bintang televisi, Jung-hwan menjadi pemeran dalam banyak serial drama populer. Sinetron-sinetron Jung-hwan menceritakan banyak hal, mulai dari kehidupan sehari-hari, percintaan, hingga sepakbola. Sebut saja Buddy into the Wild, Veteran, 4 Wheeled Restaurant Korea, hingga Let's Play Soccer.
ADVERTISEMENT
Uniknya, drama televisi pertama Jung-hwan dijalani saat masih menjadi pemain sepak bola. Pada 2007, dia menjadi bintang tamu dalam sebuah acara televisi di MBS berjudul Radio Star. Sementara acara pertamanya setelah gantung sepatu berjudul Human Condition pada 2012.
Di sela-sela kesibukan membintangi beberapa drama televisi, Jung-hwan juga tidak melupakan aktivitas lamanya di sepak bola. Jung-hwan adalah komentator reguler di MBC. Dia juga menjadi analis ketika Korea tampil di Piala Dunia 2018. Bersama Park Ji-sung, Jung-hwan terlihat mondar-mandir di beberapa Stadion di Rusia.
****