Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Kisah Alexander Pulalo: Dulu Jaya, Sempat Jadi Sopir & Kini Nganggur
24 Agustus 2021 13:15 WIB
·
waktu baca 4 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Alex malang-melintang di kompetisi sepak bola Indonesia selama 1993-2011. Ia tercatat membela delapan klub berbeda: Semen Padang, Pelita Bakrie, PSM Makassar, PSIS Semarang, Persija Jakarta, Persib Bandung, Arema Malang, dan Mitra Kukar.
Selepas pensiun, hidup Alex bak terjun bebas. Pemegang 8 caps Timnas Indonesia senior ini bahkan sempat menjadi sopir di salah satu stasiun televisi swasta nasional.
"Saya sempat kerja di stasiun televisi swasta dari 2012 sampai 2016. Saya kan sehabis dari sepak bola enggak kerjaan dan aktivitas, pas ada tawaran dan lamaran di TV, saya coba dan langsung diterima," kisah Alex ketika berbincang dengan kumparan.
"Sebenarnya, saya itu penginnya kerja di kantornya jadi pegawai, bukan jadi sopir. Cuma, salah masukin lamaran saya waktu itu. Mau enggak mau, ya, sudahlah, dinikmati saja jadi sopir," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Saat menjadi sopir itu, gaji Alexander Pulalo terbilang pas-pasan. Ia bahkan harus bekerja lembur untuk menghasilkan uang lebih banyak.
"Gaji saya sekitar Rp 3-4 juta per bulan kalau masuk lembur. Kalau gaji pokok, paling Rp 2,5-3 juta. Beda jauh sama waktu main di klub," terang eks kapten 'Singo Edan' ini.
Beberapa orang bahkan ada yang bertanya-tanya kenapa Alex mengambil pekerjaan tersebut. Ia mengaku sempat gengsi, tetapi tak ada pilihan lain selain menjalaninya saja.
"Ya, ada rasa gitu (gengsi) ada, sih. Tetapi kan mau bagaimana lagi? Jalani sajalah. Keluarga juga, ya, mau tidak mau harus terima. Kadang ada yang nanya, 'Kok bisa jadi sopir, sih, kamu?'. Saya bilang, 'Ya mau bagaimana lagi? Diterimanya di sini, jalani saja'," ujar Alex.
ADVERTISEMENT
"Kalau nganter [liputan] ke DPR, ketemu sopir dari TV lain, mereka yang kenal pada salam, begitu, sih. Ada yang minta foto dan segala macam," lanjutnya.
Saat ditanya soal kenapa tak memilih jalan karier sebagai pelatih sepak bola, Alexander Pulalo mengatakan ia terkendala biaya. Apalagi, untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari saja sudah sulit baginya.
"Kalau begitu (jadi pelatih), harus sekolah lagi. Biayanya mahal, waktu itu sekitar Rp 30-40 jutaan biaya pendidikan jadi pelatih. Makan saja susah, bagaimana mau bayar itu?" tuturnya.
Alex juga menyebut dirinya tidak pernah mendapat bantuan atau sekadar janji dari Pemerintah atau PSSI. Di sisi lain, ia pun tak mau terlalu mengharapkan.
"Enggak ada. Saya kan enggak mau terlalu mengharapkan ke situ," tegasnya.
ADVERTISEMENT
Meski tak pernah melatih di level nasional, Alex rupanya pernah didaulat menjadi pelatih beberapa sekolah sepak bola (SSB). Ia mulai menekuninya usai keluar dari pekerjaan sebagai sopir stasiun televisi swasta.
"Saya terus resign karena mau dipindahkan dinas ke Bekasi. Saya enggak mau, terlalu jauh, mending saya mengundurkan diri," jelasnya.
"Saya sekarang tinggal di Sawangan, Depok, Jawa Barat. Pas pensiun dari sepak bola pada 2011, saya baru menetap di Sawangan. Saya kan memang beli tanah di Sawangan, terus bangun rumah waktu tahun 2000-an, cuma jarang ditempati. Pas pensiun, baru dipakai."
"Saya itu sebelum pandemi melatih dua SSB. Ada SSB Bintang Fajar di Sawangan dan SSB Evano di Jakarta Selatan. Penghasilannya enggak gede, terbilang kecil, masih gedean jadi supir TV," tambahnya.
ADVERTISEMENT
Selain itu, jika melihat situs web resmi Indonesia Junior League (operator kompetisi sepak bola usia dini), Alexander Pulalo tertulis pernah melatih Parung Soccer School (PaSS) di Kabupaten Bogor pada 2018.
Pandemi corona mengubah segalanya. Ketika ditanya tentang bagaimana caranya mendapat penghasilan selama pandemi, Alex di ujung telepon tampak kebingungan sendiri saat menjawabnya.
"Enggak ada kesibukan, PPKM begini di rumah saja. Tadinya, sibuk melatih-melatih SSB saja. Lapangannya enggak boleh dipakai," katanya.
"Sekarang selama pandemi, yah, gimana... Enggak ada penghasilan, penghasilan dari mana? Sudah berhenti total begini, enggak ada latihan SSB."
"Ya, serabutan saja saya sekarang, apa sajalah saya kerjain, hehe... Paling kadang juga suka ada teman ajak main sepak bola tarkam," pungkasnya.
ADVERTISEMENT