Kisah Bek Belanda yang Tampil di Final Piala Dunia, Kini Main di Klub Amatir AS

8 September 2021 11:01 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bek Belanda Edson Braafheid berpelukan dengan Bek Belanda Giovanni van Bronckhorst di final sepak bola Piala Dunia 2010 Belanda vs Spanyol pada 11 Juli 2010. Foto: THOMAS COEX/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Bek Belanda Edson Braafheid berpelukan dengan Bek Belanda Giovanni van Bronckhorst di final sepak bola Piala Dunia 2010 Belanda vs Spanyol pada 11 Juli 2010. Foto: THOMAS COEX/AFP
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Edson Braafheid menjadi saksi kekalahan menyakitkan Belanda dari Spanyol di Final Piala Dunia 2010. Kini, sang bek mengalami penurunan karier hingga main di tim amatir Amerika Serikat (AS).
ADVERTISEMENT
Braafheid tampil sebagai pemain pengganti pada partai puncak yang dihelat di Soccer City, Johannesburg, Afrika Selatan. Sayangnya, Belanda kalah dengan skor 0-1 dari Spanyol lewat gol semata wayang Andres Iniesta.
Braafheid sendiri tak mampu berbuat banyak kala itu. Menjelang akhir babak kedua perpanjangan waktu, dia nyaris bikin gol bunuh diri ketika bola tidak disengaja mengenai punggungnya. Beruntung, bola jatuh tepat ke pelukan Maarten Stekelenburg.
Braafheid sendiri lahir di Suriname, tapi namanya mulai terkenal di Belanda. Dia tampil ciamik di posisi bek tengah untuk FC Twente, meskipun posisi aslinya adalah bek kiri.
Penampilannya yang bagus di Eredivisie 2007/08 untuk membantu Twente mengamankan tempat di Kualifikasi Liga Champions membuat Braafheid diunggulkan masuk skuad Belanda untuk Euro 2008. Tapi, pada akhirnya dia diabaikan Marco van Basten.
Bek Belanda Edson Braafheid Foto: PATRIK STOLLARZ/AFP
Kegagalan ke Euro 2008 tidak membuat Braafheid lesu. Dia terus bersinar dan direkrut oleh Bayern Muenchen pada musim panas 2009 dengan nilai 1,7 juta pounds (setara Rp33,4 miliar). Saat itu, Die Roten dilatih Louis van Gaal.
ADVERTISEMENT
Dibesut oleh juru taktik yang memiliki kewarganegaraan yang sama tidak membuat Braafheid mudah masuk skuad inti Bayern. Dia terpinggirkan karena dipandang terlalu ringkih untuk sepak bola Jerman.
Bahkan, Braafheid ditarik keluar setelah satu jam di lapangan saat Bayern Muenchen kalah di kandang Bordeaux dengan skor 0-2 pada pentas Liga Champions. Hal tersebut lantas mengakhiri kariernya di Allianz Arena.
Braafheid kemudian hanya bermain 18 menit lagi untuk Bayern sebelum dipinjamkan ke Glasgow Celtic pada sisa musim. Meski karier di Skotlandia ternyata juga tidak menyenangkan, ia justru masuk skuad Piala Dunia 2010 di posisi bek kiri sebagai cadangan Gio van Bronckhorst.
"Ini adalah musim yang sulit bagi saya. Saya belum bermain sebanyak yang saya inginkan, dan sangat sulit bagi saya untuk tetap positif ketika para penggemar mulai bersiul kepada saya di Bayern. Jadi, saya sangat senang ketika tahu nama saya ada di daftar (Piala Dunia)," ucap Braafheid pada Mei 2010, dikutip dari Goal International.
Van Gaal saat melatih Bayern Muenchen. Foto: AFP/Guenter Schiffmann
"Saya akan kembali ke Bayern musim panas ini dan saya pikir itu akan lebih mudah bagi saya kali ini. Tim dalam performa luar biasa akhir-akhir ini dan itu selalu lebih mudah bagi pemain baru."
ADVERTISEMENT
"Saya sudah berbicara dengan Louis dan dia mengatakan kepada saya bahwa saya akan mendapatkan kesempatan lain. Saya ingin sukses di sini dan akan melakukan yang terbaik," imbuhnya.
Di Afrika Selatan, Belanda dalam performa yang luar biasa dengan memenangi semua dari enam pertandingan dalam perjalanan ke final melawan Spanyol.
Namun, Braafheid harus rela menjadi penghangat bangku cadangan. Sebab, Van Bronckhorst bermain setiap detik hingga menit ke-105 di final.
Dengan permainan keras dan masih tanpa gol dari babak pertama hingga perpanjangan waktu, Van Bronckhorst kelelahan. Pria keturunan Maluku itu ditarik keluar dan digantikan Braafheid. Itu berarti Braafheid melihat dari dekat gol kemenangan Iniesta pada menit 116. Bahkan, dialah yang harus disalahkan.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut karena percobaan intersep Braafheid yang mengembalikan bola ke Iniesta di lini tengah, sebelum ditarik ke sisi kanan untuk mencoba menutup Fernando Torres. Akhirnya, bola mencapai Iniesta untuk diselesaikan dengan tembakan melewati Stekelenburg.
Setelah kembali ke Bayern, hubungan Braafheid dengan Van Gaal semakin memburuk. Pelatih Belanda itu mengkritik sang pemain karena mempersingkat pemanasannya saat bermain imbang dengan Borussia Moenchengladbach.
Braafheid bereaksi dengan marah. Akan tetapi, ia kemudian diskors, dan waktunya di Bayern resmi berakhir.
"Hanya dalam keadaan darurat kami akan memasukkan dia ke dalam skuad. Kedua belah pihak tertarik untuk melakukan transfer selama liburan musim dingin," kata Direktur olahraga Bayern, Christian Nerlinger, kepada Abendzeitung.
Braafheid lantas dijual ke Hoffenheim pada Januari 2011. Tapi, dia kembali dipinjamkan ke Twente pada tahun berikutnya. Sang pemain sempat bermain di Lazio dan Utrecht sebelum pindah ke Amerika Serikat.
ADVERTISEMENT
Kini menurut Transfermarkt, Braafheid menghabiskan waktunya di taman-taman dan pantai Florida, Amerika Serikat (AS). Di sana, pria yang saat ini berusia 38 tahun itu bermain di Premier American Soccer League. Itu adalah kompetisi amatir untuk klub-klub lokal di Florida.
Braafheid saat ini bermain Palm Beach Stars. Sebelumnya, ia merumput selama semusim di USL Championship bersama Austin Bold. Itu adalah kompetisi kasta kedua di Negeri Paman Sama di bawah Major League Soccer (MLS).
Secara total, Braafheid tercatat telah mencetak 7 gol dan 14 assist dari 351 pertandingan di semua ajang pada level klub. Bersama Timnas Belanda, ia menorehkan 10 caps.