Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Kisah Bek Medioker yang Dianggap Lionel Messi Lawan Paling Tangguh
16 Agustus 2021 17:21 WIB
·
waktu baca 4 menitADVERTISEMENT
Siapa,sih, bek yang dianggap Lionel Messi paling sulit dilewatinya? Apakah Sergio Ramos, Raphael Varane atau Giorogio Chiellini?
ADVERTISEMENT
Ternyata, bukan ketiganya. Sosok pemain bertahan yang menjadi mimpi buruk Messi di atas lapangan adalah Pablo Maffeo.
Ya, jika Anda mengernyitkan dahi mendengar nama Maffeo, maka hal itu teramat wajar. Pasalnya, Maffeo bukanlah bek terkenal semacam tiga nama yang disebutkan sebelumnya. Bukan pula pemain belakang bernilai mahal seperti Virgil van Dijk atau Aymeric Laporte.
Meski pernah membela Manchester City, pemain yang biasa beroperasi di belakang kanan tersebut bukan sosok yang akrab di telinga para pecinta sepak bola di luar Spanyol.
Menurut catatan Transfermarkt, Maffeo yang kini berusia 24 tahun itu tercatat sebagai pemain tim promosi, Real Mallorca, yang dipinjam dari VfB Stuttgart sejak awal musim 2021/22.
Pemilik nama lengkap Pablo Carmine Maffeo Becerra tersebut sebelumnya juga dipinjamkan ke Huesca dan Girona. Ia bahkan dipinjam Girona sangat lama, yaitu selama empat musim.
Sebagai orang Katalunya keturunan Italia, Maffeo lahir di Sant Joan Despi pada 12 Juli 1997. Itu adalah distrik di pinggiran Barcelona yang menjadi lokasi pusat latihan El Barca, Ciutat Esportiva Joan Gamper, serta Johan Cruyff Stadium, yang digunakan sebagai tempat bertanding Barcelona B.
ADVERTISEMENT
Namun, Maffeo kurang beruntung karena tidak pernah berhasil menembus La Masia meski berkali-kali menjalani seleksi. Akibatnya, ia memilih menyeberang ke Espanyol setelah bermain di klub lokal di Sant Joan Despi, Levante Las Planas. Maffeo diterima akademi Los Periquitos pada 2013.
Tidak butuh waktu lama bagi Maffeo untuk naik kelas. Pada 2013, dia melakukan debut senior untuk tim cadangan Espanyol dalam usia 15 tahun. Maffeo masuk sebagai pemain pengganti dalam kemenangan kandang 1-0 melawan Constancia di Segunda Division B.
Tiga bulan kemudian, Maffeo dan rekan senegaranya, Manu Garcia, pindah ke Inggris setelah menyetujui kontrak dengan Manchester City. Awalnya, dia dimasukkan ke tim U-18 sebelum dinaikkan statusnya ke Elite Development League (U-23).
ADVERTISEMENT
Maffeo membuat debut kompetitifnya untuk Man City pada 24 Agustus 2016 saat mengalahkan Steaua Bucuresti 1-0 di babak playoff Liga Champions. Laga keduanya datang 2 bulan kemudian dalam kekalahan 0-1 di Manchester United pada Piala Liga Inggris.
Sayang, banyaknya pemain hebat di pertahanan Man City membuat Maffeo tersingkir. Pada 2016, setelah menandatangani kontrak baru berdurasi 3 tahun dengan The Citizens, ia dipinjamkan ke Girona.
Saat membela Girona, Maffeo pernah mencatatkan performa yang gemilang. Ia berhasil membuat pemenang enam kali Ballon d'Or, Lionel Messi, mati kutu di laga Girona kontra Barcelona.
Maffeo sepertinya diberi tugas khusus untuk mengawal ketat Lionel Messi. Kinerja Maffeo lantas mendapatkan apresiasi dari Messi. Menurut La Pulga, sang bek merupakan lawan tersulit yang pernah dihadapinya.
ADVERTISEMENT
"Man-marking tidak mengganggu saya. Anda tahu bahwa akan ada pertandingan yang sulit dan mungkin aneh untuk selalu memiliki seseorang di sekitar Anda," ucap Messi kepada Dazn, dikutip dari FourFourTwo.
"Sebenarnya, itu belum sering terjadi pada saya. Itu tidak mengganggu saya, tapi ini aneh. Pablo Maffeo dari Girona (adalah pemain yang paling tangguh). Dia sangat intens!"
“Saya tidak pernah mengeluh. Saya pikir kontak fisik dan tendangan adalah bagian dari permainan. Saya menjadi lebih kesal ketika saya bermain buruk dan akhirnya saya jadi lebih marah," imbuh Messi.
Dalam rekaman seusai laga Girona vs Barcelona terlihat bahwa Messi sempat berencana melakukan pertukaran jersi seusai laga. Akan tetapi, siapa sangka Maffeo justru membuat sang megabintang gigit jari. Ia menolaknya karena alasan khusus.
ADVERTISEMENT
"Siapa yang tidak mau bertukar jersi dengan Messi. Dia adalah salah satu pemain terbaik di dunia. Tapi, saya memiliki pesan dari sahabat saya. Dia menginginkan saya mendapatkan jersi Marc-Andre ter Stegen. Karena itu, saya menolaknya dan lebih memilih bertukar dengan Andre," ungkap Maffeo, dikutip dari Marca.
Meski memiliki tugas berat mengawal Messi, Maffeo ternyata tidak memiliki persiapan khusus. Dia juga tidak tegang atau panik saat berhadapan dengan La Pulga.
Maffeo mengaku biasa-biasa saja sebelum pertandingan. Dia juga menyatakan tidak sungkan melancarkan perang psikologis kepada kapten Argentina tersebut.
"Saya hanya berusaha memberikan performa terbaik ketika pelatih menginstruksikan saya menjaganya. Kami mempelajari secara khusus bagaimana dia bermain. Lalu, pelatih meminta saya menempel Messi ke mana pun dirinya pergi," tutur Maffeo.
ADVERTISEMENT
Dari Girona, Maffeo sebenarnya sempat bergabung dengan VFB Stuttgart ketika kontraknya dengan Man City berakhir. Akan tetapi, lagi-lagi manajemen klub Bundesliga itu meminjamkan dirinya ke La Liga.
Maffeo sempat dipinjamkan ke Huesca pada musim 2020/21. Kini, ia kembali bermain untuk klub Liga Spanyol lainnya, Real Mallorca. Maffeo tercatat telah mengemas 4 gol dan 15 assist dari 182 pertandingan pada level klub. Sang bek juga punya 4 caps bersama Spanyol U-21.