Kisah Bibras Natkho, Kapten Muslim Pertama & Satu-satunya Timnas Israel

23 April 2021 18:56 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Eks kapten timnas Israel, Bibras Natkho. Foto: THOMAS COEX / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Eks kapten timnas Israel, Bibras Natkho. Foto: THOMAS COEX / AFP
ADVERTISEMENT
Bagaimana bisa pemain muslim menjadi kapten di Timnas Israel yang mayoritas penduduknya beragama yahudi? Nyatanya Bibras Natkho berhasil menyandang hal tersebut.
ADVERTISEMENT
Selama ini, Israel dikenal sebagai negara yang masih kental dengan nuansa rasialis. Etnis Yahudi dianggap lebih tinggi derajatnya dari golongan lainnya sehingga mendapatkan keistimewaan.
Negeri di Timur Tengah yang masih berkonflik dengan Palestina tersebut memiliki sekitar 74,2 persen penduduk beretnis Yahudi. Sementara itu, 20,9 persen sisanya berdarah Arab.
Menurut PewResearch, Yahudi juga menjadi agama utama yang dipeluk hampir 81 persen penduduknya, diikuti Islam (14%), Kristen (2%), serta Druze (2%). Ada pula beberapa agama dan aliran kepercayaan lainnya.
Meski demikian, tidak selamanya rasialisme menjadi landasan utama kehidupan sosial di Israel. Meski mayoritas adalah Yahudi, bukan berarti tidak ada ruang bagi agama lain, terutama Islam. Salah satu buktinya ada di sepak bola.
Eks kapten timnas Israel, Bibras Natkho. Foto: JACK GUEZ / AFP
Sebagai bahasa universal yang melampaui sekat-sekat agama, etnis, golongan, sosial, maupun politik; sepak bola ternyata mampu menghilangkan rasialisme dengan keberadaan Bibras Natkho sebagai kapten Timnas Israel. Gelandang yang kini membela Partizan Belgrade itu tercatat dalam sejarah sebagai pesepak bola muslim pertama yang menjadi pemimpin Timnas Israel.
ADVERTISEMENT
Namun, bukan hanya latar belakang agama dan etnis yang membuat pemuda kelahiran Kfar Kama, 18 Februari 1988, tersebut ditunjuk menjadi kapten. Natkho juga memiliki kemampuan bagus sebagai gelandang. Dia mempunyai jam terbang tinggi di lapangan hijau internasional.
Fakta tersebut bisa terlihat dari statistik perjalanan Natkho di lapangan. Tercatat, dia pernah membela berbagai klub. Sebut saja Hapoel Tel Aviv, Rubin Kazan, PAOK Salonika, CSKA Moscow, serta Olympiakos Piraeus.
Kini, dirinya membela salah satu klub elite Serbia, Partizan. Natkho juga tercatat sudah mengoleksi 3 gol dari 76 laga bersama Timnas Israel.
Kepercayaan menjadi kapten pertama kali didapatkan Natkho saat Israel menjalani laga persahabatan versus Rumania, tiga tahun lalu. Penunjukan itu membuatnya bangga. Apalagi, ayahnya, Akram Natkho, berprofesi sebagai Polisi di perbatasan Israel-Palestina, yang meninggal pada 2008 akibat serangan jantung saat bertugas.
Eks kapten timnas Israel, Bibras Natkho. Foto: JACK GUEZ / AFP
"Menjadi kehormatan besar bagi saya menjadi kapten timnas. Apalagi, harapan ini merupakan mimpi terbesar ayah saya. Saya tahu apa yang selalu ayah saya inginkan. Dia selalu menjadi inspirasi dan panutan saya sebagai pemimpin," ucap Natkho saat itu, dikutip dari The Independent.
ADVERTISEMENT
Kerja keras Natkho di bawah pengawasan ayahnya memang berhasil menjadi sosok yang tangguh. Jiwa kepemimpinan selalu ditunjukkan Natkho sejak membela skuad muda Israel maupun di level klub.
Bibras Natkho bukan etnis Yahudi, meski lahir di Kfar Kama. Dia adalah orang keturunan Circassia. Itu adalah adalah etnis dari Kaukasus Utara yang bermigrasi ke Turki ketika Ottoman menguasai wilayah mereka. Lalu, ketika Ottoman kolaps dan wilayah yang sekarang dikuasi Israel menjadi mandat Inggris (British Mandate of Palestine), kakek Natkho bermigrasi.
Berdasarkan sensus, saat ini terdapat sekitar 5.000 orang Circassia di Israel. Mayoritas menetap di dua kota utama, Kfar Kama dan Rehaniya. Meski beragama Islam, warga Circassia memiliki hubungan yang sangat bagus dengan orang-orang Yahudi. Hal itu berbeda dengan warga keturunan Arab yang sering berkonflik dengan Yahudi.
ADVERTISEMENT
"Ini sangat penting untuk komunitas kami. Mereka banyak mendukung dan saya telah merasakan dukungan mereka. Mereka sangat bangga dengan pencapaian saya menjadi kapten timnas dan momen itu sangat bersejarah," imbuh Natkho.
Hebatnya, penunjukan Natkho menjadi kapten The Blue and Whites tidak pernah mendapatkan tantangan dari suporter. Sebab, dia sudah menjadi kapten sejak junior. Natkho adalah pemimpin Israel U-19.
Bibras Natkho dipanggil timnas senior untuk pertama kalinya pada 12 Agustus 2009 melawan Irlandia Utara. Namun, dia tidak tampil. Kesempatan baru datang saat menghadapi Rumania pada 3 Maret 2010. Saat itu dia masuk sebagai pemain pengganti Gil Vermouth. Sementara gol pertama Natkho lahir pada 7 September 2012 melawan Azerbaijan.
"Ayah saya sangat bangga ketika saya dipilih menjadi kapten di tim junior. Saya semakin bangga ketika dipercaya sebagai kapten tim senior. Itu membuat saya berhasil mewujudkan mimpi ayah saya," ujar Natkho.
ADVERTISEMENT
Menariknya, Natkho bukan satu-satunya atlet di keluarga besarnya yang membela Israel. Dia memiliki sepupu, Nili Natkho, yang merupakan pemain basket dan meninggal pada 2004 akibat kecelakaan mobil. Sepupunya yang lain, Amir Natkho, sempat bermain untuk CSKA Moscow. Sedangkan sang paman, Adam Natkho, pernah menjadi pemain FC Kuban Krasnodar di era Uni Soviet.
Menurut catatan Transfermarkt, Natkho berhasil mencatatkan 12 gol dan 7 assist dalam 34 laga di semua kompetisi musim ini. Berkat torehannya tersebut, Partizan tengah menduduki urutan kedua dalam klasemen Liga Serbia dengan torehan 80 poin. Mereka tertinggal 12 poin dari Crvena Zvezda di puncak.
Adapun selama kariernya di level klub, Natkho sudah mengemas 530 pertandingan dengan raihan 94 gol dan 95 assist.
ADVERTISEMENT
****