Kisah Bintang Portugal yang Gagal di Real Madrid, Kini Nganggur di Usia 33 Tahun

6 September 2021 13:15 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gelandang Sporting asal Portugal, Fabio Coentrao. Foto: Miguel Riopa / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Gelandang Sporting asal Portugal, Fabio Coentrao. Foto: Miguel Riopa / AFP
ADVERTISEMENT
Bek Timnas Portugal, Fabio Coentrao, sempat mencapai puncak kariernya saat tampil di Euro 2012. Namun, pemain yang pernah membela Real Madrid itu kini berstatus tanpa klub di umur 33 tahun.
ADVERTISEMENT
Coentrao merupakan bek kiri serba bisa yang memiliki visi bermain yang cukup bagus. Ia mampu menyerang dan bertahan dengan baik. Coentrao memulai karier profesional bareng klub lokal, Rio Ave.
Di sana, Coentrao sukses menembus skuat utama sebagai pemain paling muda dan dianggap sebagai bintang masa depan klub. Ia memiliki hubungan emosional yang kuat dengan Rio Ave.
Bagaimana tidak, ketika orang tuanya harus pindah dari Portugal saat Coentrao masih berusia 13 tahun dan meninggalkannya sendirian untuk mengejar mimpi-mimpinya, pada titik itulah Rio Ave selalu ada untuk mendukungnya.
Penampilan gemilang bikin klub-klub besar mulai menaruh minat pada Coentrao. Setelah serangkaian masa pinjaman, ia resmi dikontrak oleh Benfica pada tahun 2008.
Coentrao pun berhasil menjadi bintang di tim utama. Tak lama berselang, ia bergabung dengan Real Madrid pada 2011 dengan biaya mencapai 26 juta pounds (Rp. 514 miliar saat ini) dengan durasi kontrak enam tahun. Itu membuatnya menjadi bek termahal ketiga dalam sejarah.
ADVERTISEMENT
Cristiano Ronaldo bahkan menyambut dengan suka cita kedatangan Coentrao setelah resmi menyusulnya ke Real Madrid.
"Semua orang tahu Fabio Coentrao. Oleh karena itu, tidak perlu membicarakan kualitasnya. Ia adalah pemain yang sangat kuat dan bisa bermain di beberapa posisi. Ia adalah salah satu pemain terbaik di dunia,” ucap Ronaldo, dikutip dari Goal International.
Ronaldo sang inspirator kemenangan Real Madrid Foto: Michael Dalder/Reuters
Ya, Coentrao diketahui memang pemain yang serba bisa. Ia mampu bermain di posisi bek kiri tetapi juga bisa tampil di lini tengah dan kadang-kadang di bek kanan.
Tetapi di Santiago Bernabeu, Coentrao harus bersaing dengan Marcelo untuk mendapatkan tempat di posisi pilihannya. Ia selalu masuk dan keluar dari starting XI, tidak bisa mendapatkan tempat permanen.
Coentrao sempat ingin dipinjamkan ke Manchester United pada musim 2013/14. Namun, hal tersebut gagal, dan sang pemain segera balik kembali ke ibu kota Spanyol.
ADVERTISEMENT
Pada 2014/15, Coentrao hanya bermain sembilan pertandingan, di bawah asuhan pelatih baru saat itu, Zinedine Zidane. Sang juru taktik telah membuat pilihan bahwa Marcelo adalah pemain utamanya di bek kiri.
Setelah masa pinjaman di Monaco dan Sporting CP, Coentrao akhirnya meninggalkan ibu kota Spanyol untuk selamanya.
Wajah Coentrao tidak pernah benar-benar semringah saat berada di Madrid. Hal ini membuatnya sering menjadi sasaran pers. Memang, selama musim pertamanya Coentrao dikritik ketika muncul foto-foto dirinya sedang merokok.
Namun, Coentrao merasa seringkali hal itu tidak adil buatnya, dengan mengatakan kepada Marca pada tahun 2015, "Jika saya memiliki permainan yang buruk, mereka langsung menyerang saya. Jika saya bermain dengan baik, mereka memberikan pengakuan yang sangat sedikit. Itulah jeleknya media?"
ADVERTISEMENT
Secara total, Coentrao menghabiskan tujuh tahun di Real Madrid sebelum akhirnya pada tahun 2018 kembali ke rumahnya di Portugal, Rio Ave.
Meski reputasinya telah turun pesat, dan secara finansial tidak akan lagi sama, tetapi bagi Coentrao ada hal-hal yang jauh lebih penting untuk dikedepankan.
Dalam wawancara kepada Record, Coentrao mengatakan: "Saya pikir saya perlu bahagia dan saya kehilangan banyak uang untuk mendapatkan kebahagiaan itu di Rio Ave, klub yang selalu bertindak baik dan setia kepada saya. Tidak ada uang yang dapat membayar kebahagiaan. Saya terlahir miskin dan saya tidak keberatan mati miskin.”
Meski sudah berusia 33 tahun, Coentrao masih bisa diandalkan di sayap kiri Rio Ave. Ia sempat pensiun dari sepak bola pada Januari 2020, tetapi kembali bertugas demi membela klub masa kecilnya pada Oktober tahun lalu.
ADVERTISEMENT
Coentrao menulis di Instagram-nya, "Ini adalah titik awal saya di dunia sepak bola. Inilah awal dari jalan yang membawa saya menjalani petualangan yang saya banggakan. Saya menginjak panggung paling terkenal, lapangan paling terkenal. Saya berbagi Olympus dengan para Dewa sepak bola."
“Saya menaklukkan apa yang tidak terpikirkan oleh seorang anak laki-laki yang suatu hari meninggalkan kota ini dan klub ini. Saya kembali dengan semangat yang sama. Senang bisa kembali berada di rumah." tulisnya.
Tapi nasib baik tampaknya belum berpihak pada Coentrao. Ia tidak dapat berbuat banyak saat Rio Ave terdegradasi dari Primeira Liga setelah kalah 5-0 di play-off melawan Arouca.
Menurut catatan Transfermarkt, Coentrao kini sedang nganggur setelah kontraknya dengan Rio Ave selesai. Secara keseluruhan, ia telah berhasil mengemas 27 gol dan 41 assist dari 363 pertandingan di semua ajang pada level klub.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Coentrao juga sukses menorehkan 5 gol dari 52 caps bersama Timnas Portugal.