Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Kisah Callum Gribbin: Selevel Ryan Giggs di Akademi MU, Kini di Tim Gurem
24 Desember 2021 17:18 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Callum Gribbin adalah bintang muda paling mentereng yang datang dari akademi Manchester United (MU ) setelah Ryan Giggs . Namun, ia tak pernah mencapai kesuksesan karena perilakunya.
ADVERTISEMENT
Gribbin menunjukkan kemampuannya pada 2011 silam. Kala itu, ia membela MU U-13 melawan Ajax Amsterdam di Old Trafford dalam pertandingan seremonial untuk Edwin van der Sar.
Di depan puluhan ribu penggemar, Gribbin menampilkan permainan berkelas. Ia mencetak dua gol, di mana salah satunya adalah aksi solo run dari tengah lapangan dan mengecoh kiper sebelum mencetak gol.
"Dia adalah bakat yang tidak nyata. Maksud saya, tidak nyata. Gribbo dengan mudah menjadi pemain terbaik yang pernah bermain dengan saya," kata lulusan akademi MU, Charlie Scott, dikutip dari The Sun.
Gribbin menjadi bagian dari tim United U-21 yang memenangi Liga Inggris U-21 musim 2014/15. Selama di tim U-23, ia tampil dalam 21 laga dengan catatan tiga gol dan dua assist.
ADVERTISEMENT
Meskipun bakatnya di atas lapangan tak terbantahkan, Gribbin memiliki masalah dengan sikapnya. Hal itu menghalangi perkembangannya.
Nicky Butt selaku kepala akademi MU membeberkan kepada The Times tentang seorang anak yang membuang waktu latihan pada 2018 lalu. Meski tak mengucapkan nama, Manchester Evening News mengeklaim Butt berbicara tentang Gribbin.
"Aku marah padanya. Saya berkata, 'Sesi latihan itu lebih penting daripada pertandingan apa pun yang akan Anda mainkan musim ini, U-23, U-19, U-18. Untuk tampil di depan manajer dan menunjukkan seberapa baik Anda sangat berharga,'" cerita Butt.
"Lain kali dia di depan manajer, manajer mengoceh tentang dia," tambahnya.
Pada musim panas 2019, MU akhirnya melepas Gribbin. Selama seminggu terakhirnya di klub, Butt berbicara langsung dengan sang pemain.
ADVERTISEMENT
"Kamu akan berakhir bekerja di McDonald atau kami akan membeli kamu kembali seharga 100 juta pounds (kini setara Rp 1,9 triliun)," kata Butt.
Brighton & Hove Albion adalah klub pertama yang tertarik pada Gribbin. Namun, pindah begitu jauh dari rumah tidak menarik minat anak kelahiran Manchester itu.
Alhasil, Gribbin memilih bergabung dengan Sheffield United. Ia bermain dengan tim U-23 selama semusim dan frustrasi karena kurangnya aksi di tim utama.
Meskipun The Blades berjuang untuk mempertahankan sang playmaker, Gribbin kemudian memutuskan untuk pindah ke klub League Two (divisi empat Liga Inggris), Barrow, pada 2020.
David Dunn selaku manajer Barrow saat itu bersumpah untuk menjadikan Gribbin sebagai jantung timnya. Namun, ia bukan pemain yang dibutuhkan saat klub berjuang untuk bertahan di League Two.
Manajer David Dunn bersumpah untuk menjadikannya detak jantung timnya, tetapi segera mengetahui bahwa dia bukan tipe pemain yang dibutuhkan Barrow saat mereka berjuang untuk tetap bertahan.
ADVERTISEMENT
Alhasil, Gribbin dibekukan. Ia kemudian berlatih dengan sekelompok pemain tanpa nomor skuad dan tidak disertakan dalam sesi latihan tim utama hingga akhirnya pergi pada Juli lalu.
Ia sempat mencari klub dan berlatih bersama Salford City. Namun, baru pada November lalu Gribbin akhirnya memiliki klub, yakni Radcliffe.
Radcliffe adalah klub yang bersaing di Northern Premier League. Itu adalah kasta ketujuh dalam sistem sepak bola Inggris dan diisi oleh tim semiprofesional juga amatir.
Alih-alih berada di depan 75 ribu penggemar di Old Trafford, kini Gribbin hanya bermain di lapangan jelek dengan jumlah penonton tak lebih dari 300.