Kisah Diego Godin: Dulu Hampir Mati Karena Tenggelam, Kini Jadi Legenda Uruguay

24 Juni 2021 12:30 WIB
·
waktu baca 2 menit
clock
Diperbarui 13 Agustus 2021 14:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemain Uruguay, Diego Godin. Foto: REUTERS/Mariana Greif
zoom-in-whitePerbesar
Pemain Uruguay, Diego Godin. Foto: REUTERS/Mariana Greif
ADVERTISEMENT
Selama ada Diego Godin di atas lapangan, Timnas Uruguay boleh tergaransi pertahanannya. Sang pemain menjadi tangguh karena dibentuk oleh alam.
ADVERTISEMENT
Menurut Whoscored, Godin merupakan bek yang hebat dalam duel udara dan memiliki konsentrasi yang bagus. Selain kemampuan teknis, Ia juga memiliki jiwa kepemimpinan yang hebat.
Godin sudah menjadi kapten di klub elite Uruguay, Nacional, di usia 20 tahun. Ban kapten timnas Uruguay juga selalu dikenakan Godin seusai Piala Dunia 2014, melanjutkan peran yang sebelumnya diemban Diego Lugano, partner klopnya di lini belakang La Celeste.
Hingga kini, Godin tercatat sebagai pemain yang paling sering tampil buat Timnas Uruguay dengan 143 caps. Dari jumlah tersebut, ia telah mencetak 8 gol. Godin pun sempat membawa La Celeste memenangi Copa America di musim 2010/11.
Pemain Uruguay, Diego Godin saat pemanasan sebelum pertandingan pada Copa America 2021. Foto: REUTERS/Rodolfo Buhrer
Kehebatan serta jiwa kepemimpinan tinggi yang dimiliki Godin tak hadir begitu saja. Diego Godin lahir pada 16 Februari 1986 di Rosario, Uruguay. Ia merupakan putra dari pasangan Julio Godin dan Iris Lial.
ADVERTISEMENT
Dikisahkan situs thesefootballtimes, Godin kecil pernah mengalami insiden horor. Saat kemping di alam terbuka, waktu umurnya 4 tahun, Ia terpeleset kala mencari ikan di sungai bersama kakaknya. Godin terseret arus deras.
Sang kakak segera berlari untuk memberi tahu orang tuanya. Namun, ketika mereka sampai di tempat kejadian, Godin sudah selamat di pinggir sungai, bertahan dengan menggapai apa saja yang ditemuinya untuk menyelamatkan diri, sedangkan ia belum bisa berenang.
Godin kecil juga seorang pemberani. Walaupun tubuhnya langsing, tapi ia pernah memberi pelajaran kepada seorang teman sekolahnya yang lebih tua dan besar, karena sering mengejek dirinya. Yang dilakukan Godin adalah menunggunya di luar kelas dan mematahkan hidungnya.
Pemain Argentina, Rodrigo De Paul, mengejar Diego Godin dari Uruguay dalam laga Copa America 2021 Argentina vs Uruguay. Foto: REUTERS/Henry Romero
Saat menginjak remaja Godin pernah hampir meninggalkan sepak bola gara-gara dilepas oleh klub pertamanya, Defensor. Namun ia memutuskan tidak menyerah ketika datang tawaran dari Atletico Cerro, meskipun harus berganti posisi, dari gelandang serang bernomor 10 di Defensor, menjadi seorang bek tengah.
ADVERTISEMENT
"Dia menerima tugas itu dengan ikhlas. Awalnya dia tidak yakin bisa bermain di posisi itu, tapi secara teknik dia cukup baik dan bermain bagus di udara," kenang pelatihnya di Cerro.
Alhasil, dengan perawakan tubuh yang kokoh, Godin sulit dikalahkan ketika duel fisik, utamanya dalam situasi satu lawan satu. Ia kerap membuat penyerang lawan frustrasi. Selain itu, pria berusia 35 tahun ini juga memiliki ketenangan luar biasa, pandai membaca permainan, serta lugas dalam menjaga areanya.
Para pemain Atletico Madrid merayakan gol Diego Godin ke gawang Athletic Bilbao. Foto: Juan Medina/Reuters
Berkat kemampuan gemilang yang dimiliki, Godin berhasil menyumbangkan beberapa trofi bergengsi bagi sejumlah klub yang turut membesarkan namanya, Atletico Madrid. Ia meraih trofi La Liga Spanyol, Copa del Rey, Europa League, hingga Piala Super Eropa.
Saat ini, Godin masih aktif bermain untuk Uruguay. Ia tengah tampil di pentas Copa America 2021 bersama La Celeste. Godin telah tampil dalam dua laga awal, di mana Uruguay meraih sekali kalah dan sekali seri.
ADVERTISEMENT
Adapun di level klub, Godin kini memperkuat Cagliari. Ia berhasil mencatatkan satu gol dalam 28 pertandingan Serie A musim lalu.
****