Kisah Eks Kiper MU, Roy Carroll, Berkarib dengan Alkohol hingga Depresi

16 September 2020 15:50 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Roy Carroll, eks kiper Manchester United (MU), kala membela Olympiakos. Foto: PATRIK STOLLARZ / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Roy Carroll, eks kiper Manchester United (MU), kala membela Olympiakos. Foto: PATRIK STOLLARZ / AFP
ADVERTISEMENT
Bicara soal kiper lawas Manchester United (MU), tentunya tak cuma ada nama Peter Schmeichel, Fabien Barthez, hingga Edwin van der Sar; tetapi juga Roy Carroll. Ada yang masih mengingatnya?
ADVERTISEMENT
Kalau fans MU, sih, enggak boleh melupakannya begitu saja, dong. Kiper Irlandia Utara ini dulu adalah deputi dari Fabien Barthez. Pernah pula ada masa Carroll harus bersaing memperebutkan status kiper nomor 1 Red Devils dengan Tim Howard.
Ya, selama empat musim di Old Trafford, Carroll lebih sering menaruh pantatnya di bench MU ketimbang meletakkan kakinya di bawah mistar. Khusus pada musim terakhirnya (2004/05), dia mendapat lebih banyak porsi main (34 laga lintas ajang).
Walau begitu, Carroll menikmati setiap momen kesuksesan yang diraih MU selama dia ada di sana. Masalah justru baru datang ketika kiper kelahiran Enniskillen ini hijrah ke West Ham United.

Cedera yang membenamkan Roy Carroll ke dalam lubang

Roy Carroll. Foto: ATTILA KISBENEDEK / AFP
Cedera adalah musuh semua pemain sepak bola. Enggak cuma pemain lapangan yang membencinya, tetapi juga kiper. Roy Carroll adalah salah satu kiper yang pernah punya pengalaman buruk dengan cedera.
ADVERTISEMENT
BBC Sport pernah memberitakan bahwa kiper penerima penghargaan di bidang kemanusiaan ini mengalami cedera punggung pada Januari 2006. Bukan cedera ringan, melainkan cedera yang memaksanya untuk menjalani operasi.
"Gara-gara cedera, aku bahkan tidak ikut berlatih dan mereka (West Ham United) menyuruhku mengambil cuti dua bulan," kenangnya di UTD Podcast, dilansir Mirror.
Inilah titik terendah dalam hidup Carroll. Cedera membuatnya punya banyak waktu luang, tetapi momen ini justru menggiringnya ke dalam lubang kecanduan alkohol.

Roy Carroll si eks kiper MU vs kecanduan alkohol

Alkohol. Foto: Thinkstock
"Rutinitasku (kala itu) adalah bangun sekitar jam 10 atau setengah [pagi]. Usai bangun tidur, aku minum [alkohol]; begitu juga saat makan siang dan saat minum teh," kisahnya.
Well, ini agak absurd. Bisa dibayangkan? Minuman beralkohol bahkan bisa menjadi pengganti camilan minum teh bagi Carroll. Kembung plus mabuk bukan kombinasi yang asyik, sih, harusnya.
ADVERTISEMENT
Saking sangat kecanduan alkohol, Carroll bahkan sudah tak peduli merek. Ibaratnya, mau itu minuman mahal dan nikmat atau bir murah yang pahit sekalipun, asal ada alkoholnya, dia tenggak pasti.
"Aku minum [alkohol jenis] apapun, sebut saja. Apa yang ada di depanku, aku meminumnya. Aku tidak peduli seberapa buruk atau mengerikan rasanya, aku meminumnya," jelas pemegang 45 caps Timnas Irlandia Utara itu.

Depresi, dukungan keluarga, dan rehabilitasi

Roy Carroll. Foto: Wikimedia Commons/Soccer.ru
Carroll seyogianya tak menikmati kecanduannya ini. Dia tersiksa, tetapi tak bisa berhenti, hingga akhirnya depresi.
Ketika ditanya, apakah sempat kepikiran untuk bunuh diri atau tidak, kiper yang baru pensiun pada 2019 tersebut cuma menjawab, "Siapa yang tahu?". Sebuah jawaban yang menggambarkan bahwa situasinya benar-benar kalut kala itu.
ADVERTISEMENT
Namun untungnya, Carroll sadar untuk memulihkan diri. Sebab, well, kiper yang pernah menjuarai Liga Inggris bareng MU ini masih belum mau buru-buru dikebumikan.
"Istriku tahu bahwa aku dalam keadaan yang buruk. Itu sebabnya aku pergi ke rehabilitasi. aku bahkan tidak tahu seberapa buruk diriku," tutur pria yang kini berusia 42 tahun itu.
"Aku tahu, aku mungkin akan mati jika terus begitu (mengonsumsi alkohol 'gila-gilaan'). Itulah titiknya. Aku hanya harus mengubah diri sendiri dan akhirnya aku kembali ke istriku, memintanya untuk menerimaku kembali," lanjutnya.
Pada akhirnya, Carroll pun membutuhkan dukungan keluarga. Kini, Carroll telah pulih, tetapi kadang 'bisikan-bisikan setan' itu datang lagi.
Tidak selalu, hanya saat kiper yang dulu direkrut MU dari Wigan Athletic ini punya terlalu banyak waktu luang. Makanya, kadang dia sengaja membuat dirinya sibuk agar enggak kepikiran untuk minum minuman beralkohol.
ADVERTISEMENT

Roy Carroll dan kepekaan sosialnya

Roy Carroll saat membela Derby County pada tahun 2008. Foto: Wikimedia Commons
Roy Carroll punya alasan kenapa dia sudi bercerita blak-blakkan soal masa kelamnya ini. Intinya, dia berharap bisa membantu orang yang kini punya masalah sama sepertinya.
Well, kalau untuk kepekaan sosial, terutama kesehatan, ini bukan pengalaman pertama baginya. Tadi kami menulis, Carroll pernah menerima penghargaan di bidang kemanusiaan (Red Cross Humanitarian Award). Dia mendapatkannya pada 2009 karena kepeduliannya pada anak-anak penderita leukimia.
Kini, Carroll mungkin ingin menolong orang-orang seusianya atau yang lebih muda atau yang lebih tua darinya agar terbebas dari kecanduan alkohol dan depresi. Fans MU mestinya bangga padanya.
---
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona.