Kisah Eks MU: Rekan David Beckham hingga Paul Scholes yang Kini Jadi Pendeta

20 Januari 2022 15:34 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Philip Mulryne dari Irlandia Utara dalam pertandingan International Challenge pada 9 Februari 2005 di Belfast, Irlandia Utara. Foto: Bryn Lennon/Getty Images
zoom-in-whitePerbesar
Philip Mulryne dari Irlandia Utara dalam pertandingan International Challenge pada 9 Februari 2005 di Belfast, Irlandia Utara. Foto: Bryn Lennon/Getty Images
ADVERTISEMENT
Bermain untuk Manchester United (MU) bisa jadi impian banyak orang. Namun, karier setelah gantung sepatu tak ada yang tahu. Perjalanan karier tak biasa datang dari Philip Mulryne, rekan David Beckham hingga Paul Scholes yang kini jadi pendeta.
ADVERTISEMENT
Lahir di Belfast, Irlandia Utara, Mulryne yang berposisi sebagai gelandang direkrut oleh MU pada usia 14 tahun. Ia adalah bagian dari skuad pemenang FA Youth Cup 1995 bersama dengan adik Gary Neville, Phil Neville.
Bermain bersama The Red Devils sedari muda, Mulryne bergabung bersama nama-nama beken, seperti David Beckham, Nicky Butt, Paul Scholes, Andy Cole, dan Ole Gunnar Solskjaer.
Namun, pemain kelahiran 1978 itu hanya bergabung bersama tim muda MU dan mencatat 3 laga saja bersama tim senior 'Setan Merah'. Setelahnya, Mulryne hijrah ke Norwich City pada 1999.
Sempat berkelana ke beberapa klub, seperti Cardiff City dan Leyton Orient, Mulryne akhirnya gantung sepatu pada 2008 di King's Lynn FC. Setelah pensiun, pemilik 27 caps bersama Timnas Irlandia Utara ini benar-benar membuat pilihan karier yang tak biasa.
ADVERTISEMENT
Philip Mulryne mengaku tak puas dengan gaya hidup sebagai seorang pesepak bola. Ia sudah menyimpan sejuta tanya di benak dan hatinya mengenai kehidupan yang sesungguhnya saat masih bermain untuk Norwich.
“Saya akan mengatakan itu dimulai pada tahun terakhir saya di Norwich, tidak secara eksplisit, dan saya tidak memikirkannya saat itu, tetapi saya mulai tidak puas dengan seluruh gaya hidup," kata Mulryne kepada situs web Norwich.
“Kami memiliki kehidupan yang indah sebagai pesepak bola dan saya sangat istimewa, tetapi saya menemukan pada akhirnya ada semacam kekosongan. Saya cukup terkejut. Mengapa saya tidak bahagia ketika saya memiliki semua yang diinginkan pria muda?"
“Itu memulai perjalanan saya untuk menjelajahi iman saya lagi, iman yang saya miliki sebagai seorang pemuda. Saya mengambil keputusan untuk pulang ke rumah selama setahun dan benar-benar selama tahun itu segalanya menjadi berbalik," tuturnya.
Gelandang Manchester United Philip Mulryne (tengah) menggiring bola di antara bek Urawa Red Diamonds, Masaki Tsuchashi (kiri) dan Nobuhisa Yamada (kanan) dalam pertandingan persahabatan 22 Juli 1997. Foto: Toshifumi Kitamura / AFP
Mulryne pun menjalani kehidupan yang berbeda dengan menjadi seorang biarawan Dominikan di Gereja Katolik Roma. Sampai pada akhirnya ia ditahbiskan menjadi imam untuk Ordo Dominikan pada 2017.
ADVERTISEMENT
"Bahkan kata agama berasal dari bahasa latin religare--untuk mengikat, untuk mengikat kembali diri Anda sendiri. Itulah yang kami lakukan ketika mengamalkan agama kami kepada Tuhan. Kami mengikatkan diri pada Tuhan dan Dia kepada kami," katanya dalam St Patrick's Podcast.
"Dalam arti tertentu, orang-orang mengikatkan diri mereka ke dalam klub tertentu dan itu merupakan bentuk pemujaan dalam beberapa cara," lanjut Pastor Mulryne.