Kisah Eks MU Titisan Ryan Giggs yang Gagal, Kini Jadi Pebisnis Jam Tangan Mewah

19 Agustus 2021 10:35 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ryan Giggs membela Man United pada musim 2003/04. Sebelumnya dia sempat dirumorkan pindah ke Inter Milan. Foto: AFP/Paul Barker
zoom-in-whitePerbesar
Ryan Giggs membela Man United pada musim 2003/04. Sebelumnya dia sempat dirumorkan pindah ke Inter Milan. Foto: AFP/Paul Barker
ADVERTISEMENT
Ramon Calliste merupakan eks bintang muda Manchester United (MU) yang gagal meski disebut titisan Ryan Giggs. Kini, ia jadi pebisnis jam tangan mewah dengan pendapatan fantastis.
ADVERTISEMENT
Calliste lahir di Cardiff, Wales, 16 Desember 1985. Saat masih aktif bermain, ia pernah merumput bersama beberapa pemain hebat seperti Cristiano Ronaldo dan Wayne Rooney.
Namun, karier Calliste tidak begitu berhasil di Old Trafford. Mantan pemain Cardiff City itu pindah ke Liverpool dan menjadi salah satu pencetak gol terbanyak di tim cadangan The Reds.
Frustrasi dengan kurangnya peluang masuk ke tim utama, Calliste kemudian menerima saran dari manajer Wales saat itu, John Toshack, untuk pindah ke Scunthorpe pada tahun 2006.
Akan tetapi, nasib buruk justru menghampiri Calliste. Saat memainkan pertandingan pramusim pertamanya, ia mengalami dislokasi pada angklenya, retak tulang dan kerusakan parah pada ligamennya.
Setelah terpental di beberapa klub, termasuk Farnborough dan Cambridge City, Calliste sadar bahwa cedera horor yang dialaminya membuatnya tidak akan pernah kembali ke level yang sama lagi.
ADVERTISEMENT
Calliste lantas mengalihkan fokusnya kepada dunia jam tangan, dan pada tahun 2013 dia meluncurkan Global Watches. Itu adalah sebuah perusahaan yang menjual jam tangan mewah seperti Rolex, Audemars Piguet, dan Hublot.
Calliste pun sukses besar. Bisnisnya saat ini dilaporkan menghasilkan uang sekitar 5 juta pounds (Rp 98,8 miliar) per tahun. Dia menjual produknya kepada beberapa pesepakbola, selebritas, dan orang kaya lainnya.
Alessandro Del Piero dibayangi Ryan Giggs. Foto: Getty Images/Allsport/Graham Chadwick
"Ketika saya menyadari bahwa sepakbola tidak akan memberi saya kehidupan yang saya inginkan, saya menyiapkan sesuatu yang lain dan bergerak cepat. Saya mulai terlibat dalam jam tangan melalui kontak yang saya miliki di dunia sepak bola," tutur Calliste, dikutip dari The Sun.
"Begitu saya melihatnya bisa menjadi bisnis yang bagus, saya mendirikan Global Watches pada tahun 2013 dan itu menjadi perusahaan yang sangat kuat yang sekarang menghasilkan jutaan Pound."
ADVERTISEMENT
"Idenya adalah untuk tetap tumbuh dan menjual perusahaan dalam waktu lima atau sepuluh tahun, seperti yang dilakukan Watchfinder baru-baru ini," imbuhnya.
Calliste mengakui bahwa dirinya adalah seorang pemula dalam hal mendirikan bisnis. Tapi kariernya sebagai mantan pemain membantunya memiliki kontak dengan banyak pesepak bola, yang percaya berkat karier bermainnya di masa lalu.
"Saya beruntung sejak awal sangat menguntungkan. Beberapa jam tangan yang kami jual bisa dijual mulai dari 250 ribu pounds (Rp 4,9 miliar)."
"Memiliki sejarah sepak bola membantu saya. Saya berurusan dengan pesepak bola pada awalnya, menjual jam tangan kepada mereka dan saya sudah memiliki kepercayaan itu di sana. Bahkan hari ini, klien online datang dan mereka merasa nyaman membeli dari saya."
ADVERTISEMENT
"Ketika Anda dapat membawa inventaris Anda ke pemain sepak bola, mungkin sepuluh jutaan, itu lebih baik untuk semua pihak. Mereka lebih suka layanan itu dan ini adalah kesempatan yang lebih mudah untuk menjual barang. Saya memiliki hubungan yang baik dengan para pemain dan memastikan mereka dijaga."
Pada hari biasa, Calliste bisa menjual jam tangannya sekitar 50.00o-70.000 pound (Rp 900 juta-1,3 miliar). Kadang-kadang, ia mendapat penjualan 150.000-250.000 Pounds (Rp 3 miliar-5 miliar) per bulan.
"Sangat menyenangkan bagi klien saya untuk menghasilkan uang jika mereka membeli jam tangan dari saya, termasuk jika mereka ingin menjual jam tangan di masa depan."
"Saya melihat diri saya sebagai konsultan. Saya tahu jam tangan luar dalam dan mencoba menasihati mereka tentang apa yang harus dibeli," ucap Calliste.
ADVERTISEMENT
Ke depannya, Calliste berharap dapat membuka lebih banyak toko untuk memastikan Global Watches menjadi toko jam tangan yang terkenal di seluruh dunia. Dia juga mulai masuk ke bisnis properti dan berharap untuk pensiun pada usia 50 tahun.
Melihat kembali karier sepak bolanya, Calliste berbicara tentang bagaimana semuanya dimulai tanpa ada rasa penyesalan.
"Saya diawasi oleh pemandu bakat Manchester United, Tony Hopkins, selama dua tahun ketika saya masih di sekolah menengah di Cardiff."
"Awalnya, saya menandatangani kontrak dengan Coventry, tetapi saya tidak merasa bahagia di sana. Saya dipilih untuk Wales U-19 saat berusia 13 tahun, dan Coventry menghentikan saya bermain."
Sir Alex Ferguson cuma bisa pasrah laga ke-500 dirinya bersama Manchester United berakhir dengan kekalahan. Foto: Getty Images
“Saya keluar dari kontrak itu, kembali ke sekolah dan kemudian saya pergi ke Manchester United pada tahun 2000. Ketika saya sampai di Old Trafford, saya bertemu Sir Alex Ferguson yang merupakan pengalaman yang luar biasa," ujar Calliste.
ADVERTISEMENT
Ramon tidak bermain untuk tim utama MU. Namun, dia tetap berkesempatan berlatih dengan beberapa pemain top.
“Kami tidak selalu berlatih dengan tim utama, tetapi terkadang kami memiliki pertandingan lima lawan lima. Saya bercita-cita untuk berlatih dengan mereka secara permanen, dan itu luar biasa ketika saya mendapatkan kesempatan itu."
"Saya berlatih dengan Rooney dan Ronaldo, yang merupakan pemain besar," kata Calliste.
Wayne Rooney dan Cristiano Ronaldo saat berseragam Manchester United. Foto: ANDREW YATES / AFP
Calliste juga melihat potensi Gareth Bale secara langsung dan dia tahu bahwa pemain sayap Real Madrid itu adalah calon bintang di masa depan.
"Saya ingat ketika melihat Gareth Bale, ketika kami menjalani sesi latihan Wales U-21 di tempat latihan Wrexham. Saya tidak benar-benar tahu siapa dia saat itu, tetapi saya tahu dia pemain Southampton."
ADVERTISEMENT
"Tapi setelah latihan, kami melakukan tendangan bebas dan saya bisa melihatnya berlatih tendangan bebas. Anda bisa melihat sejak saat itu bahwa dia adalah pemain spesial. Sangat menyenangkan bermain bersamanya dan beberapa pemain hebat dunia lainnya," sambungnya.
Terakhir, Ramos juga bercerita soal kariernya dan cedera parah yang dialaminya. Kala itu, ia merupakan pencetak gol utama tim cadangan The Reds dan harus pergi ke Scunthorpe untuk mendapatkan peluang bermain di tim utama.
Pemain Real Madrid Gareth Bale berusaha melewati pemain Deportivo Alaves pada pertandingan Liga Spanyol di Estadio Mendizorroza, Vitoria-Gasteiz, Spanyol. Foto: Vincent West/REUTERS
"Sebenarnya itu tak ingin saya lakukan (pindah), tetapi Toshack mengatakan kepada saya bahwa saya perlu bermain sepak bola kompetitif jika saya ingin masuk ke tim utama Wales."
"Saya pikir, mari lakukan ini dan ambil kontrak. Pramusim saya langsung cedera dan saya tidak pernah benar-benar pulih darinya."
ADVERTISEMENT
"Saya mengalami masalah dengan pergelangan kaki. Saya menemui spesialis secara teratur dan saya mungkin harus menjalani operasi lagi. Jika saya mengalami cedera di Man United dan Liverpool, saya mungkin baik-baik saja."
"Tetapi karena saya menjalani perawatan di Scunthorpe, saya rasa saya tidak mendapatkan perawatan medis yang tepat," ujar Calliste.
Menurut catatan Transfermarkt, Calliste berhasil mengemas 4 caps bersama Timnas Wales U-21. Namun, tidak diketahui secara pasti berapa jumlah gol yang dicetaknya bersama Manchester United.