Kisah Ganso, Gelandang Hebat Brasil Sahabat Neymar yang Melempem di Eropa

23 April 2021 15:57 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Eks gelandang Santos FC asal Brasil, Paulo Henrique Ganso. Foto: YASUYOSHI CHIBA/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Eks gelandang Santos FC asal Brasil, Paulo Henrique Ganso. Foto: YASUYOSHI CHIBA/AFP
ADVERTISEMENT
Masih ingat dengan Ganso? Ketika menyebut namanya, orang akan teringat pada pemain yang berkolaborasi dengan Neymar ketika berseragam Santos maupun Timnas Brasil U-20 dan U-23.
ADVERTISEMENT
Pemilik nama lengkap Paulo Henrique Chagas de Lima itu pernah menjadi pemain muda yang diramalkan bersinar mengikuti jejak Ricardo Kaka dan Alexandre Pato. Tampil bagus saat bersama Santos dan Brasil Junior sepanjang 2009, dia berhasil menarik perhatian banyak klub kaya Eropa.
Pada masa itu, Ganso disebut di banyak media olahraga dunia saat bursa transfer dibuka di Benua Biru. Bersama Neymar, dia disebut menjadi target transfer banyak klub besar seperti AC Milan, Juventus, Inter Milan, Manchester United, Chelsea, Arsenal, Barcelona, hingga Real Madrid.
Kehebatan Ganso saat itu tidak bisa dilepaskan dari rekan satu tim sekaligus sahabat karibnya, Neymar. Ganso dan Neymar menjadi teman dekat ketika sama-sama meniti karier di Santos dan tim junior Brasil.
ADVERTISEMENT
Sayang, takdir berkata lain. Peruntungan Ganso dan Neymar berbeda 180 derajat ketika masuk ke level yang lebih kompetitif. Dengan mentalitas juara yang dimiliki, Neymar menjelma menjadi megabintang. Auranya hanya kalah dari Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo.
Eks gelandang Santos FC asal Brasil, Paulo Henrique Ganso, bersama Neymar. Foto: YASUYOSHI CHIBA/AFP
Sebaliknya, Ganso memang moncer di kompetisi dalam negeri. Tapi, pemain yang kini menginjak usia 31 tahun itu seperti kehilangan taji ketika ingin mengembangkan sayap ke Benua Biru. Ganso tidak mampu memuaskan para pelatih tim Eropa ketika diundang trial. Dia tidak memiliki mental petarung layaknya Neymar.
Bukti lain adalah pilihan klub. Ketika Neymar hijrah ke Barcelona, Ganso justru lebih tertarik bermain di Sao Paolo. Selama lima musim di Estadio Morumbi, dia tampil sebanyak 214 kali dengan torehan 24 gol. Copa Sudamericana 2012 menjadi prestasi terbaik Ganso di Sao Paulo.
ADVERTISEMENT
"Ini adalah mimpi yang menjadi kenyataan. Sejak Sao Paulo menunjukkan minat untuk mengontrak saya, saya ingin menyelesaikan kesepakatan. Saya tidak sabar untuk segera ke lapangan," ungkap Ganso saat itu, di laman resmi Sao Paulo.
Lalu, saat Neymar semakin berkibar di Eropa, Ganso memutuskan menyusul meninggalkan Negeri Samba. Dia mengikuti jejak sahabatnya itu ke Spanyol. Bedanya, dia bermain untuk Sevilla usai direkrut dengan nilai 10 juta euro. Saat itu, muncul rumor Ganso iri pada Neymar.
"Rumor itu membuat saya kesal karena tidak pernah terjadi. Saya kesal karena orang-orang selalu bilang ada kecemburuan di antara kami. Padahal tidak. Sejujurnya, kita memiliki persahabatan sejati. Kami seperti saudara dan teman. Kita tidak pernah membiarkannya mengganggu apa pun," tutur Ganso pada 2012, dikutip dari Marca.
ADVERTISEMENT
Eks gelandang Santos FC asal Brasil, Paulo Henrique Ganso. Foto: YASUYOSHI CHIBA/AFP
Awalnya, Los Rojiblancos berharap banyak pada talenta Ganso. Kedatangan Ganso disambut meriah suporter Sevilla yang sengaja datang ke Estadio Ramon Sanchez Pizjuan dan markas latihan tim. Tapi, seiring waktu, pemain yang berposisi sebagai gelandang serang tersebut tampil mengecewakan.
Pada musim perdana bersama Sevilla (Liga Spanyol 2016/17), Ganso hanya bermain 10 kali dan mencetak 2 gol. Pada musim kedua, dia merumput 11 kali dan mengemas 4 gol di semua pertandingan resmi yang dijalani.
Konon, ketidakmampuan beradaptasi dengan atmosfer sepak bola Spanyol dan kerinduan terhadap kampung halaman membuat Ganso loyo. Apalagi, pada saat itu Sevilla punya pemain-pemain bagus yang membuat kesempatan Ganso masuk starting line-up sangat sedikit.
Hanya dua musim, Sevilla akhirnya meminjamkan Ganso ke klub asal Prancis, Amiens. Di klub papan bawah Ligue 1 tersebut, karier Ganso juga tidak kunjung membaik. Ganso yang berarti “angsa” dalam Bahasa Portugis itu hanya sanggup berlaga 12 kali pada Ligue 1 2018/19.
ADVERTISEMENT
Kecewa berat, Amiens tidak memperpanjang masa peminjaman Ganso dari Sevilla. Dia dipaksa pulang ke Brasil membela Fluminense pada awal tahun 2019. Di klub asal Rio de Janeiro tersebut, Ganso dikontrak 5 tahun dan hanya bermain 8 kali sepanjang 2019.
Kegagalan berkarier di Eropa juga berdampak pada kesempatan memperkuat Brasil. Ganso tidak banyak mendapatkan panggilan membela tim Samba di level senior.
Ganso hanya bermain untuk Brasil selama 3 tahun pada 2010, 2011, 2012. Itu juga dengan jumlah yang sangat minim. Jika ditotal, ia memiliki 8 caps tanpa pernah menjebol gawang lawan.
Ganso juga absen di banyak turnamen internasional. Dia hanya pernah masuk skuad Brasil di Copa America 2011 dan Copa America Centenario, serta Olimpiade 2012. Saat itu, Brasil meraih medali perak.
ADVERTISEMENT
Menurut catatan Transfermarkt, Ganso berhasil mencatatkan 42 gol dan 68 assist dalam 339 pertandingan sepanjang kariernya. Musim ini, ia baru bermain sebanyak 3 laga dengan torehan 1 gol.
****