Kisah Inaki Williams: Anak Pencari Suaka yang Jadi Bintang Athletic Bilbao

23 Maret 2021 10:32 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Marc Cucurella melidungi bola dari Inaki Williams. Foto: AFP/Ander Gillenea
zoom-in-whitePerbesar
Marc Cucurella melidungi bola dari Inaki Williams. Foto: AFP/Ander Gillenea
ADVERTISEMENT
Sebelum menjadi andalan di lini depan Athletic Bilbao, Inaki Williams rupanya memiliki kisah yang cukup mengharukan. Kedua orang tuanya pernah bertarung hidup dan mati demi hidup yang lebih baik, meski itu dilakukan dengan melewati gurun sahara dan kawat berduri.
ADVERTISEMENT
Mengutip These Football Times, Maria Arthuer, ibunda Inaki Williams, bersama suaminya, Felix Arthuer, memutuskan untuk 'bermigrasi' ke Spanyol, mencari penghidupan yang lebih layak. Mereka harus berjudi karena ini tentang hidup dan mati.
Pada 1994, Maria dan Felix nekat berangkat dari Accra, ibu kota Ghana, menuju Melilla, sebuah kawasan berdekatan dengan perbatasan Maroko. Melilla adalah wilayah otonomi milik Spanyol. Tujuan utamanya adalah menuju daratan Eropa.
Adapun Jarak Accra menuju Melilla sekitar 73 jam mengendarai mobil. Namun, pada 1994, menggunakan mobil bukanlah opsi. Jadilah Maria dan Felix, orang tua Inaki Williams kelak, berjalan kaki sejauh 5.000 km.
Maria dan Felix melewati gurun sahara tanpa alas kaki. Parahnya, Maria saat itu dalam posisi mengandung Inaki Williams. Keduanya juga berulang kali menyaksikan orang-orang Afrika yang ingin ke Eropa tak kuat dan akhirnya meninggal dunia dalam perjalanan.
Penyerang Athletic Club, Inaki Williams. Foto: Reuters/Vincent West
Memasuki Melilla juga bukan perkara mudah. Setelah melewati gurun sahara, ada tentara bersenjata dan pagar berduri yang mencegah imigran asing mendapatkan peluang ke Eropa melewati Melilla. Orang tua Inaki Williams, Maria dan Felix yang berusaha memanjat pagar berduri itu akhirnya tertangkap polisi.
ADVERTISEMENT
Dijebloskan ke penjara dalam kondisi mengandung anak pertamanya, yakni Inaki Williams, Maria tak bisa berbuat banyak. Felix sudah berupaya mendapatkan pengacara. Beruntung, pengacara itu punya seribu akal agar kliennya bisa mencapai Eropa.
Sang pengacara yang mengetahui Maria sedang hamil menyuruhnya membuang semua dokumen dan data diri. Felix dan Maria diminta berbohong dengan mengatakan bahwa identitas mereka rusak atau hilang saat dalam perjalanan.
Maria dan Felix lantas berpura-pura berasal dari Liberia yang tengah menghindari perang sipil dengan cara mencari suaka ke Eropa. Singkat cerita, Caritas, sebuah organisasi kemanusiaan, berhasil membantu Maria dan Felix mendapatkan jaminan untuk tinggal dan bekerja di Spanyol.
Perjalanan Maria dan Felix berlanjut. Keduanya mampu sampai di Madrid melalui Malaga. Mereka benar-benar melewati teritori Afrika hingga akhirnya sampai di Bilbao.
Penyerang Athletic Bilbao dari Spanyol Inaki Williams. Foto: ANDER GILLENEA / AFP
Sampai di Bilbao, Maria dan Felix bertemu pendeta bernama Inaki Mardones. Sang pendeta membantu Maria dan Felix dengan memberikan tempat tinggal di Kota Basque. Inaki Mardones menjadi penyelamat Maria dan Felix, membantu keduanya beradaptasi dan meraih penghidupan yang layak si Bilbao.
ADVERTISEMENT
Pada 15 Juni, Felix meminta Inaki Mardones datang ke apartemen. Saat itu, Maria hendak melahirkan anak pertamanya, yang tak lain dan tak bukan, Inaki Williams. Inaki Mardones terkejut bukan main. Ia langsung memanggil taksi dan bergegas ke rumah sakit.
Beberapa jam kemudian, lahirlah anak Maria dan Felix. Merasa berutang pada pendeta Inaki Mardones, Maria dan Felix memberikan nama Inaki Williams sebagai penghormatan kepada sang pendeta tersebut.
Tak ingin merepotkan Inaki Mardones, Maria, Felix, dan anaknya, Inaki Williams, memutuskan untuk pindah ke Pamplona. Tidak mudah buat Maria dan Felix memulai hidup baru. Felix memilih kerja di pertanian, sementara Maria mengambil banyak pekerjaan serabutan.
Inaki Williams kecil tumbuh besar dalam lingkungan pekerja keras. Satu yang berbeda. Kulitnya lebih gelap dibanding anak-anak lain seusianya. Namun, itu tak menghalangi Inaki Williams untuk tetap melakoni hobinya dan mengasah bakatnya, yakni bermain sepak bola.
Pemain depan Athletic Bilbao Inaki Williams merayakan gol. Foto: CRISTINA QUICLER / AFP
"Saat saya berusia 12 tahun, pada satu momen, saya pulang ke rumah. Tidak ada makanan di sana, listrik juga mati karena tidak kuat bayar. Gaji orang tua saya tidak cukup untuk semuanya," ujar Inaki Williams saat sesi wawancara bersama El Pais.
ADVERTISEMENT
"Itu membuat saya sedih. Saya kemudian bertekad untuk membantu ekonomi keluarga. Setidaknya meringankan hidup ibu saya. Dia yang paling bekerja keras dan mengorbankan banyak hal buat keluarga setiap hari," katanya lagi.
Felix bukannya tak bertanggung jawab. Ia mau tak mau terbang ke London demi mendapatkan gaji yang lebih besar. Saat itu, Felix bekerja di sebuah gudang atau pabrik. Inaki Williams, di tempat lain, bermimpi menjadi pesepak bola profesional.
Langkahnya ia mulai dengan bergabung ke Club Natacion Pamplona. Tak butuh waktu lama buat pemandu bakat Athletic Club de Bilbao, Felix Burghui untuk memanggilnya langsung. Burghui adalah sosok yang menemukan Javi Martinez, Iker Muniain, sampai Mikel San Jose.
Pada 2008, atau saat usia adiknya mencapai enam tahun, Inaki Williams dimasukkan ke feeder klub Bilbao, Club Deportivo Pamplona. Di sana, bakatnya ditempa bersama lusinan pemain muda lainnya yang bermimpi bisa lolos ke klub utama Athletic Bilbao.
Penyerang Athletic Bilbao, Inaki Williams. Foto: OSCAR DEL POZO / AFP
Inaki Williams sadar bahwa menunggu tak akan bisa membantu perekonomian keluarganya. Alhasil, ia memilih menjadi wasit untuk laga-laga tim junior. Dari sana, ia bisa memperoleh 10 euro per pekan sembari mengasah kemampuannya bersama Club Deportivo Pamplona.
ADVERTISEMENT
Empat tahun berselang, tepatnya pada 2012, saat usianya sudah memasuki tahap profesional, Athletic Bilbao mengetuk pintu, menawarkan kontrak profesional bersama Athletic Bilbao.
Dilema kembali dihadapi Inaki Williams. Kalau menerima tawaran tersebut, ia harus pindah lagi ke Bilbao dan meninggalkan ibu serta adiknya di Pamplona.
Maria ikhlas, mempersilakan Inaki Williams mengejar mimpinya. "Saya rasa dia sudah dewasa dan berhak menentukan pilihan. Dulu, saya dan suami saya juga melakukan keputusan yang sulit meninggalkan Afrika ke negara ini. Itu semua demi kebaikan, dan saya yakin keputusan anak saya adalah demi kebaikan," kata Maria Arthuer, ibunda Inaki Williams.
Athletic Bilbao adalah klub yang unik. Mereka merupakan tim yang hanya diperkuat oleh pemain yang lahir di Catalonia atau setidaknya memiliki darah Basque. Mereka menolak dicap rasis, tapi menurut mereka ini adalah warisan budaya luhur yang tak boleh luntur.
ADVERTISEMENT
Tentu saja Inaki Williams menyedot anime publik Catalan dan Spanyol ketika pada 2014 resmi melakoni debutnya bersama Athletic Bilbao. Bagaimana tidak, orang tua asli Afrika, tak ada darah Basque sama sekali. Dan yang paling utama, Inaki Williams berkulit hitam.
Penyerang Athletic Bilbao, Inaki Williams. Foto: JOSE JORDAN / AFP
Namun, karena lahir di Pamplona, Inaki Williams dianggap memiliki darah Basque dan Spanyol. "Saya bangga berkulit hitam, saya bangga melihat orang Afrika asli bangga terhadap saya," katanya.
"Saya masih sering mendengar sayup-sayup, 'Pemain berkulit hitam tak boleh bermain untuk Athletic, dia bukan orang Basque'. Oh masih sering. Saya tidak marah, pintu rumah saya terbuka buat mereka."
"Saya memang hitam, tapi saya orang Basque juga. Saya lahir di sini. Mudah-mudahan keberadaan saya tak menutup etnis lain yang punya darah Basque, yang bangga akan identitas Basque, untuk membela Athletic Bilbao suatu saat nanti," imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Menurut catatan Transfermarkt, Inaki Williams berhasil mencatatkan 284 laga dengan torehan 66 gol dan 40 assist untuk Athletic Bilbao. Di musim ini, ia berhasil mengemas 7 gol dan 7 assist dari 35 laga di semua ajang.
Inaki Williams berpotensi meraih dua trofi Copa del Rey bersama Los Leones setelah berhasil membawa mereka ke Final. Adapun Athletic Bilbao akan menghadapi Real Sociedad pada final 2020 dan Barcelona di final 2021.
****