Kisah Jimmy Floyd Hasselbaink: Bomber Tajam Chelsea, Kalah Tenar dari Drogba

28 Juni 2021 14:02 WIB
·
waktu baca 2 menit
clock
Diperbarui 13 Agustus 2021 13:44 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jimmy Floyd Hasselbaink. Foto: AFP/ADRIAN DENNIS
zoom-in-whitePerbesar
Jimmy Floyd Hasselbaink. Foto: AFP/ADRIAN DENNIS
ADVERTISEMENT
Jimmy Floyd Hasselbaink pernah menjadi striker utama Chelsea. Kendati demikian, ia tak lagi menjadi pilihan ketika Didier Drogba mendarat di Stamford Bridge.
ADVERTISEMENT
Hasselbaink lahir di Suriname, dibesarkan oleh ibunya di jalanan Zaandam. Ia sempat menjadi anggota geng dan pernah menjalani masa tahanan selama tiga bulan.
Sepak bola hadir sebagai penyelamat. Olahraga itu memberinya kesempatan untuk melarikan diri dari nasib buruk di sel penjara atau kecanduan obat-obatan.
Jimmy Floyd Hasselbaink saat membela Leeds united. Foto: Instagram/@official_jfhasselbaink
Hasselbaink memulai kariernya dengan AZ Alkmaar dan Telstar di Belanda. Ia kemudian berlabuh ke Leeds United pada 1997 setelah sebelumnya memperkuat tim Portugal, Boavista.
Musim debutnya berjalan dengan manis, Hasselbaink mencetak 22 gol di lintas ajang. Ia juga berhasil membawa Leeds finis di posisi kelima dan masuk kualifikasi Liga Europa.
Musim berikutnya, Hasselbaink tak bisa dihentikan. Ia mencetak 20 gol di seluruh kompetisi, berbagi penghargaan Golden Boot dengan Michael Owen dan Dwight Yorke.
ADVERTISEMENT
Percikan antara Haselbaink dan Leeds segera terjadi ketika sang pemain menuntut kenaikan gaji. Pihak klub menolak dan menjualnya ke Atletico Madrid.
Meskipun mencetak 33 gol di seluruh kompetisi, ia tak mampu berbuat banyak bagi klub. Atletico Madrid terdegradasi pada akhir musim 1999/00.
Jimmy Floyd Hasselbaink. Foto: AFP/ADRIAN DENNIS
Chelsea kemudian merekrut Hasselbaink. Kehadirannya di Stamford Bridge memecahkan rekor transfer saat itu dengan 15 juta poundsterling (kini setara Rp 301,6 miliar).
Sekali lagi, Hasselbaink melakukan debutnya dengan apik. Ia membobol gawang lawan secara konsisten, mengumpulkan 23 gol dan dianugerahi Golden Boot.
Hasselbaink masih berhasil mencetak 15 gol pada 2002/03 dan 18 gol pada 2003/04. Ia dan Eidur Gudjohnsen berhasil menjadi mimpi buruk bagi Liga Inggris.
Kehadiran Hernan Crespo dan Adrian Mutu tetap membuat Hasselbaink tak tergantikan. Itu bertahan hingga Jose Mourinho menjadi pelatih baru Chelsea.
ADVERTISEMENT
Mourinho datang dan mendaratkan Didier Drogba. Striker Pantai Gading itu telah menutup panggung yang dimiliki Hasselbaink untuk naik pentas.
Jimmy Floyd Hasselbaink. Foto: AFP/JIM WATSON
Kontraknya dengan Chelsea kemudian disudahi dan ia pindah ke Middlesbrough dengan status bebas transfer. Hasselbaink tidak akan pernah menghentikan Drogba menjadi ikon The Blues.
Hasselbaink pensiun pada 2008 usai membela Cardiff. Kariernya berakhir dengan rekor 250 gol di level klub. Sebagai seorang bomber tajam, ia hanya memenangi Piala Portugal dan Community Shield.
****