Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Kisah Juru Taktik Young Boys yang Berhasil Tumbangkan MU Secara Dramatis
15 September 2021 15:10 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Kemenangan dramatis Young Boys atas Manchester United (MU ) di laga Liga Champions , Selasa (14/9) malam WIB, mengejutkan para penikmat sepak bola. The Red Devils yang digadang-gadang akan memenangkan pertandingan dengan mudah karena diperkuat banyak pemain bintang akhirnya tumbang oleh klub asal Swiss.
ADVERTISEMENT
Pencapaian mengesankan yang diperoleh Young Boys tentunya tidak terlepas dari peran sang pelatih, David Wagner . Manajer kelahiran Amerika Serikat itu pertama kali memulai karier kepelatihannya dengan dipercaya sebagai juru taktik Borussia Dortmund II pada 2011 sampai 2015.
Namun, kejeniusan David Wagner mulai terlihat ketika ia dipercaya untuk mengasuh Huddersfield Town, empat hari setelah kontraknya dengan Dortmund B berakhir. Di awal masa jabatannya sebagai pelatih, Wagner langsung tancap gas.
Diwartakan website resmi Premier League, Wagner berhasil membawa tim yang bermarkas di Stadion John Smith's naik ke kasta tertinggi Liga Inggris untuk pertama kali dalam sejarah klub. Hal tersebut didapatkan Huddersfield setelah berhasil menumbangkan Reading lewat adu penalti di laga final play-off dengan skor 4-3.
ADVERTISEMENT
Setelah berhasil merangkak naik ke Premier League di musim berikutnya, pria 49 tahun ini berhasil mencatatkan diri sebagai juru taktik terbaik Liga Inggris pada bulan Agustus. Pencapaian tersebut berhasil diraih berkat dua kemenangan tanpa kebobolan dan satu hasil imbang dengan skor kacamata saat melawan Southampton,
Setelah empat tahun menjabat, Wagner pun akhirnya memutuskan untuk meninggalkan Huddersfield pada 14 Januari 2019 karena ia hanya berhasil meraih 11 poin dari 22 pertandingan. Setelah ditinggalkan Wagner, tim berjuluk 'The Terriers' akhirnya terdegradasi saat akhir musim karena berada di posisi juru kunci.
Setelah merasakan pengalaman yang berdarah-darah di tanah Inggris, Wagner akhirnya mulai peruntungan baru yakni bergabung dengan Schalke. Namun, karier kepelatihannya saat menangani Schalke mengalami fase naik turun yang sangat drastis.
ADVERTISEMENT
Diwartakan The Guardian, di tahun pertama Wagner ketika melatih 'Die Koenigsblauen', ia berhasil mengantarkan Schalke ke performa gemilang dengan hanya meraih tiga kekalahan dalam 25 pertandingan pertama. Namun hal tersebut berubah drastis di paruh musim berikutnya ketika Schalke tidak pernah menang dalam 18 laga.
"Ketika membicarakan tentang Schalke, saya membaginya ke dalam dua periode yang berbeda. Periode pertama sangatlah menakjubkan. Saya rasa tim kami hanya kalah tiga kali saja dari 25 pertandingan sehingga bisa bertengger di posisi 3 klasemen," ujar Wagner dikutip dari The Guardian.
"Namun, keadaan berubah drastis pada beberapa pertandingan selanjutnya. Di periode ke dua, kami tidak bisa memenangkan 18 pertandingan," tambah pelatih yang kini memimpin skuad Young Boys.
Menurut Wagner, performa buruk di periode kedua saat membela Schalke itu disebabkan oleh hal-hal yang tidak terduga seperti munculnya pandemi sehingga menyebabkan krisis keuangan, pergantian owner klub & direktur finansial.
ADVERTISEMENT
Setelah mengalami masa-masa sulit, Wagner akhrinya memutuskan untuk meninggalkan Schalke pada September 2020 usai memimpin dua pertandingan awal di musim ketika 'Die Koenigsblauen' terdegradasi.
Sepuluh bulan setelah meninggalkan Schalke, akhirnya Wagner bergabung dengan tim asal Swiss, Young Boys, dengan kontrak sampai 2023. Dipaparkan Yorkshire Post, Wagner kini berhasil membuat Young Boys berada di peringkat keempat Liga Super Swiss dengan dua kemenangan, dua hasil imbang, dan sebuah kekalahan.
Penulis: Hamas Nurhan R T