Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Kisah Lilian Thuram: Anak Jalanan yang Jadi Bek Legendaris Prancis
26 Juli 2021 14:55 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Ruddy Lilian Thuram-Ulien lahir di Guadelope, salah satu negara jajahan Prancis di kawasan Karibia, pada 1 Januari 1972. Pada usianya yang baru sembilan tahun, ia bersama ibunya yang bernama Mariana pindah ke Paris untuk memulai hidup baru.
Sebagian besar hidup Thuram diurus oleh ibundanya. Sang ayah meninggalkannya saat masih bayi. Bakat sepak bola Thuram pun mulai terasah saat bermain di jalanan kota bersama teman sebayanya.
Kendati hidup dengan kesedihan saat kecil, Thuram berhasil mengubah nasibnya. Ia menjelma sebagai salah satu pesepak bola tersukses saat dewasa. Kecepatan, kekuatan, dan keserbabisaannya adalah keunggulannya kala masa jaya.
Lilian Thuram mampu bermain sebagai bek tengah atau bek kanan, bahkan maju sebagai gelandang ketika tim melakukan serangan balik. Tak pelak, banyak klub yang mendambakan jasanya.
ADVERTISEMENT
Thuram sendiri memulai karier profesionalnya sebagai pemain bersama AS Monaco selama periode 1991-1996. Namanya melejit kala mengantarkan Les Monegasques meraih gelar Coupe de France 1990/91 dan menembus final Piala Winners 1991/92.
Setelah lima tahun membela Monaco, Thuram bergabung dengan Parma untuk mengarungi Liga Italia. Saat itu musim 1996/97, usianya masih 24 tahun. Ia lalu menjadi bagian tim legendaris Parma yang menjuarai Piala UEFA 1998/99.
Akhir dekade 1990-an menjadi mimpi indah bagi Thuram karena berhasil menjuarai Piala Dunia 1998 dan Piala Eropa 2000 bersama Timnas Prancis.
Karena posisinya sebagai pemain belakang, sepanjang karier internasionalnya ia hanya mencetak dua gol. Uniknya, keduanya dicetaknya dalam satu pertandingan penting.
Pertandingan tersebut adalah semifinal Piala Dunia 1998 melawan Kroasia. Lilian Thuram tampil mengejutkan di saat barisan penyerang Les Bleus kesulitan membongkar pertahanan Kroasia. Ia memborong dua gol untuk membalikkan ketertinggalan 0-1.
ADVERTISEMENT
Timnas Prancis pun menang 2-1 dan melaju ke final. Kelanjutan ceritanya mungkin sudah cukup familiar bagi kita, Les Blues sukses mengalahkan Brasil 3-0 untuk merebut Piala Dunia perdananya di hadapan para pendukungnya.
Thuram terpilih sebagai pemain terbaik ketiga dalam turnamen tersebut. Ia lalu menjadi andalan Prancis di berbagai turnamen papan atas lainnya, yaitu Piala Eropa (2000, 2004, dan 2008), Piala Dunia (2002 dan 2006), serta Piala Konfederasi FIFA (2003).
Karier klubnya sendiri terus menanjak. Ia pindah ke raksasa Italia, Juventus, pada tahun 2001. Lilian Thuram menikmati lima tahun yang sukses, dengan menjuarai Serie A 2001/02 dan 2002/03.
ADVERTISEMENT
Pindah ke Barcelona seharusnya menjadi lanjutan karier menyenangkan bagi Lilian Thuram. Namun kariernya di Camp Nou terbilang singkat, hanya dua musim dan mencatatkan 41 penampilan tanpa sebiji gol pun. Meski begitu, ia sukses mengantar Barcelona meraih Piala Super Spanyol.
Kejutan terjadi pada 2008. Thuram yang dikabarkan telah menandatangani kontrak satu tahun bersama Paris Saint-Germain (PSG) batal bergabung setelah dirinya didiagnosis menderita kelainan jantung.
"Tim dokter berpikir saya punya masalah jantung, bukan itu masalahnya. Saya tak merasa sakit, tetapi sangat sulit buat saya untuk melanjutkan. Saya ingin bergabung dengan PSG, tetapi memilih untuk tak mengambil risiko," ungkap Thuram dikutip dari Yahoo Sport.
Akibat diagnosis tersebut, Thuram memutuskan pensiun dari sepak bola. Pada 2 Agustus 2008, Lilian Thuram resmi mengumumkan pengunduran dirinya dari sepak bola profesional.
ADVERTISEMENT
Berbeda dengan rekan-rekannya sesama alumni Timnas Prancis , seperti Laurent Blanc dan Didier Deschamps yang menjajal karier sebagai pelatih, Thuram lebih condong melibatkan diri dalam berbagai kegiatan sosial-politik.
Ketika terjadi kerusuhan di Prancis pada 2005, Lilian Thuram sempat ikut demonstrasi menentang Presiden Nicolas Sarkozy yang mengutuk para imigran. Sejak saat itu, ia menjadi wajah pembela para imigran yang dianggap warga kelas dua di Prancis.
Sekarang, pria berusia 49 tahun ini aktif sebagai duta besar UNICEF, sebuah organisasi non-profit di bawah PBB, sambil sesekali muncul di televisi Prancis sebagai komentator.
Menurut catatan Transfermarkt, Lilian Thuram berhasil mengemas 12 gol dan 9 assist dari 675 laga di semua ajang pada level klub. Adapun bersama Timnas Prancis, ia menorehkan 140 caps.
ADVERTISEMENT
****