news-card-video
11 Ramadhan 1446 HSelasa, 11 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45

Kisah Mateja Kezman, Eks Striker Chelsea yang Berakhir Jadi Agen Pemain

7 Februari 2021 14:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Majeta Kezman.
 Foto: CARL DE SOUZA/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Majeta Kezman. Foto: CARL DE SOUZA/AFP
ADVERTISEMENT
Para penggemar Chelsea mungkin sudah tidak asing lagi dengan nama Mateja Kezman. Mantan striker asal Serbia itu kini beralih profesi menjadi agen pemain.
ADVERTISEMENT
Kezman lahir di Belgrade, 12 April 1979. Ia menjadi buah bibir di Eropa pada tahun 2001. Kezman masih berusia 20 tahun, namun sudah menjadi top skorer divisi teratas Serbia (saat itu masih bernama Yugoslavia) dengan 27 gol dari 32 penampilan bersama kesebelasan raksasa Serbia, FK Partizan.
Kemampuan Kezman sudah menjanjikan setahun sebelum itu. Di usia 19 tahun, ia sudah bermain reguler untuk Partizan. Dua musim membela Partizan, Kezman mencetak 43 gol dari 74 pertandingan. Capaian itulah yang membuatnya diboyong raksasa Belanda, PSV Eindhoven.
Di PSV, Kezman berkolaborasi dengan hebat bersama Arjen Robben. Bahkan julukan Batman and Robin sempat disematkan pada keduanya, dengan Kezman sebagai Batman alias tokoh utamanya.
Majeta Kezman. Foto: ODD ANDERSEN/AFP
Dalam empat musim kariernya bersama PSV, Kezman memang semakin menjelma menjadi penyerang yang sangat diperhitungkan di Eropa.
ADVERTISEMENT
Dari empat musim tersebut, tiga musim di antaranya Kezman berhasil menjadi top skorer Eredivisie alias divisi teratas Belanda. Dua trofi Eredivisie dan tiga gelar juara Piala Belanda pun dipersembahkan pemain kelahiran 12 April 1979 ini.
Pada musim 2002/2003, secara sensasional pemain yang lahir di Belgrade ini mencetak 35 gol dari 33 penampilan (mendekati rekor Marco Van Basten yang mencetak 37 gol pada 1987) dan mengantarkan PSV meraih double winners. Kezman pun menjadi pemain terbaik Eredivisie pada musim tersebut.
Beberapa kesebelasan top Eropa pun mulai dikaitkan dengan Kezman. Namun kesebelasan yang berhasil mendapatkan jasanya adalah Chelsea.
Majeta Kezman. Foto: CARL DE SOUZA/AFP
Saat itu, Chelsea sendiri memulai era barunya bersama Roman Abramovich beserta manajer yang kemudian memberikan sederet prestasi untuk The Blues, yakni Jose Mourinho.
ADVERTISEMENT
Kezman diplot sebagai pengganti Jimmy Floyd Hasselbaink yang dilego ke Middlesbrough. Dengan rekam jejaknya yang mencetak 129 gol dari 176 penampilan di PSV, ekspektasi padanya cukup besar.
Apalagi Kezman mengambil alih nomor punggung 9 yang sebelumnya dikenakan Hasselbaink, andalan Chelsea di lini depan dalam empat musim.
Namun ternyata segalanya tak berjalan dengan mulus bagi Kezman. Di Chelsea, Kezman hanya bertahan satu musim sebelum akhirnya meminta dijual ke Atletico Madrid dengan harga yang sama ketika ia dibeli dari PSV senilai 5,3 juta pounds.
Padahal Chelsea berhasil juara liga Inggris saat itu. Penyebab Kezman meminta dijual dikarenakan dalam satu musimnya di Inggris, dari total 41 penampilan, ia lebih sering turun dari bangku cadangan sehingga hanya mencetak tujuh gol.
ADVERTISEMENT
Tapi setelah kegagalannya di Inggris, gol menjadi kurang bersahabat dengan Kezman. Di Atleti, ia hanya bertahan satu musim (10 gol dari 33 penampilan), dan pensiun dari timnas Serbia & Montenegro di usia 27 tahun, terakhir kali ia membela timnas mendapatkan kartu merah di Piala Dunia 2006.
Kezman kemudian berpetualang ke Fenerbahce, Paris Saint-Germain, Zenit St. Petersburg, BATE (Bulgaria) hingga South China (Hongkong). Berpindah-pindahnya Kezman dikarenakan ia bukan lagi mesin gol seperti kala ia membela PSV atau Partizan.
Kezman akhirnya memutuskan pensiun pada usia 32 tahun, usia yang sebenarnya belum terlalu uzur untuk pesepak bola. Keputusan tersebut diambil setelah ia gagal mengeksekusi penalti pada pertandingan South China menghadapi Guangzhou R&F di Liga Champions Asia.
ADVERTISEMENT
Ada kisah unik yang terjadi antara Kezman dengan Indonesia. Pada Mei 2011, South China gagal melaju ke babak sistem gugur Piala AFC, menyusul kekalahan 2-4 dari Persipura Jayapura.
Usai kekalahan itu, Kezman mengatakan kepada media bahwa Piala AFC adalah kompetisi yang aneh dan agak bodoh. Ia menuding cuaca panas dan perjalanan panjang ke Jayapura menjadi salah satu faktor yang membuat timnya tidak bisa melaju lebih jauh.
Kezman pernah menjabat sebagai direktur sepak bola di tim Serbia, FK Vojvodina tak lama setelah pensiun dan kemudian menjadi agen pemain hingga kini.
Beda dengan banyak mantan pemain yang menjadi pelatih, dia ternyata memiliki passion dalam bernegosiasi. Bahkan, Kezman tercatat sebagai agen pemain andalan Lazio, Sergej Milinkovic-Savic.
ADVERTISEMENT
****