Kisah Midun Gowes Malang-Jakarta dengan Keranda demi Keadilan Korban Kanjuruhan

5 Agustus 2023 8:24 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Miftahudin Ramli alias Midun mengayuh sepeda Malang-Jakarta demi mencari keadilan bagi korban Tragedi Kanjuruhan. Foto: Farusma Okta Verdian/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Miftahudin Ramli alias Midun mengayuh sepeda Malang-Jakarta demi mencari keadilan bagi korban Tragedi Kanjuruhan. Foto: Farusma Okta Verdian/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Miftahudin Ramli alias Midun telah membulatkan tekadnya. Pria 53 tahun itu nekat bersepeda (gowes) dari Malang ke Jakarta mulai Kamis (3/8). Tujuannya satu: Mencari keadilan bagi korban dan keluarga korban Tragedi Kanjuruhan.
ADVERTISEMENT
Midun boleh jadi beruntung karena dia maupun kerabatnya tidak ada yang menjadi korban jiwa Tragedi Kanjuruhan pada 1 Oktober 2022. Namun, rasa simpatinya terhadap korban dan keluarga mereka membuat hatinya tergerak melakukan perjalanan ini, yang ia namai sebagai 'Ladub Berkendara Menolak Lupa'.
"Ya sekadar ekspresi prihatin saja untuk mengisi liburan, biasa kan ambil cuti untuk liburan, biasanya kan memang kalau 17-an saya sering jalan, upacara di mana gitu, upacara kemerdekaan," terang Midun saat diwawancarai kumparan.
"Targetnya, sih, ingin 17 Agustus sampai di Jakarta, tapi saya enggak ngoyo-lah [tidak memaksakan diri], menyesuaikan keadaan saja, keadaan fisik dan lain sebagainya," tambah pria yang sehari-hari bekerja di Dinas Pariwisata Kota Batu itu.
Miftahudin Ramli alias Midun mengayuh sepeda Malang-Jakarta demi mencari keadilan bagi korban Tragedi Kanjuruhan. Foto: Tim Gabungan Aremania
Tadinya, Midun hampir hendak berjalan kaki saja dari Malang ke Jakarta. Akan tetapi, karena ada teman-teman yang mendukung aksinya ini, ia memutuskan mengayuh sepeda.
ADVERTISEMENT
"Iya, karena saya ndak punya sepeda, itu teman-teman yang mendukung men-support. Memang suka jalan, kalau setiap tahun memang seringlah, upacaranya biasanya kan di gunung, di hutan, sering ikut acara-acara itu," terang Midun.
"Cuma karena kejadian itu [Tragedi Kanjuruhan], saya bernazar punya maksud, punya hajat, ah, nanti untuk Agustus tahun 2023 untuk melakukan ekspedisi antarstadion. Kalau dulu kan antargunung, sekarang antarstadion," sambungnya.
Ya, di setiap kota yang ia singgahi, Midun akan mampir di stadion-stadion. Rutenya mengawali dari Stadion Kanjuruhan, Gajayana, Gelora Delta Sidoarjo, Gelora Bung Tomo Surabaya, juga Gelora Joko Samudro Gresik.
Midun juga akan melewati Lamongan, Tuban, Rembang, Pati, Kudus, Demak, Semarang, Kendal, Batang, Pekalongan, Pemalang, Tegal, Brebes, Cirebon, Indramayu, Subang, Karawang, Bekasi, hingga akhirnya sampai di Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta. Di setiap kota akan ada suporter masing-masing tim setempat yang akan mengawalnya.
Miftahudin Ramli alias Midun mengayuh sepeda Malang-Jakarta demi mencari keadilan bagi korban Tragedi Kanjuruhan. Foto: Farusma Okta Verdian/kumparan
Dan juga, sepeda yang dipakai Midun bukan sepeda biasa. Ada keranda yang menghiasi bagian belakang sepedanya. Itu memiliki makna mendalam, yakni terkait 135 orang yang meninggal di Tragedi Kanjuruhan usai laga Arema FC vs Persebaya di Liga 1 itu.
ADVERTISEMENT
Midun juga cukup mengikuti perkembangan penegakan keadilan terkait Tragedi Kanjuruhan. Ia merasa miris ketika ada aparat yang divonis bebas dengan alasan gas air mata, salah satu pemicu banyaknya korban jiwa, tertiup angin.
"Makanya di situ, kan, ya mungkin tujuan utamanya kita semua mestinya beristigfarlah dengan penuh menundukkan kepala, menyadari kesalahan kita masing-masing, ya, bermuhasabah, mawas diri," lanjutnya.
Miftahudin Ramli alias Midun mengayuh sepeda Malang-Jakarta demi mencari keadilan bagi korban Tragedi Kanjuruhan. Foto: Farusma Okta Verdian/kumparan
Untuk melakukan aksinya ini, Midun tidak mau menyusahkan siapa pun. Ia mengaku bahwa dirinya menggunakan uang pribadi.
"Dananya dari dana pribadi. Saya memang enggak minta sumbangan ke siapa-siapa," ucap Midun.
"Saya bikin kaus, kemudian saya tawarkan monggo [silakan], manawi kerso, kalau mau, yang penting kan doa restunya, untuk harganya terserah, saya enggak mematok harga, yang jelas adalah ngumpulin-ngumpulin beberapa bulan yang lalu untuk persiapan ini," imbuhnya.
Miftahudin Ramli alias Midun mengayuh sepeda Malang-Jakarta demi mencari keadilan bagi korban Tragedi Kanjuruhan. Foto: Farusma Okta Verdian/kumparan
Miftahudin Ramli alias Midun mengayuh sepeda Malang-Jakarta demi mencari keadilan bagi korban Tragedi Kanjuruhan. Foto: Farusma Okta Verdian/kumparan
Sejumlah wartawan menemuinya di Stadion Kanjuruhan pada Kamis (3/8) malam WIB. Di situ, Midun mengutarakan bahwa dirinya tidak terlalu berharap bisa bertemu Presiden Jokowi ataupun Erick Thohir selaku Ketum PSSI.
ADVERTISEMENT
"Ke Jakarta saya hanya kepikiran ke GBK. Kalau targetnya di 17 Agustus bisa masuk istana, menyampaikan langsung ke presiden, siapa yang tidak ingin begitu. Tapi saya enggak target itu, itu kalau ketemu itu bonus," ujarnya.