Kisah Mursyid Effendi Suka Blusukan, Bertemu Evan Dimas saat Masih 10 Tahun

14 Desember 2021 18:31 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemain Timnas Indonesia Evan Dimas berusaha melewati hadangan pemain Timnas Vietnam Que Ngoc Hai pada pertandingan Grup G Kualifikasi Piala Dunia 2022 zona Asia di Stadion Al Maktoum, Dubai, Uni Emirat Arab, Senin (7/6).  Foto: Humas PSSI/HO/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Pemain Timnas Indonesia Evan Dimas berusaha melewati hadangan pemain Timnas Vietnam Que Ngoc Hai pada pertandingan Grup G Kualifikasi Piala Dunia 2022 zona Asia di Stadion Al Maktoum, Dubai, Uni Emirat Arab, Senin (7/6). Foto: Humas PSSI/HO/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Mursyid Effendi kadung dikenal sebagai pelaku 'Sepak Bola Gajah' di Piala AFF 1998. Akan tetapi, mungkin tak banyak orang sadar bahwa legenda Persebaya ini juga sosok penting dalam pengorbitan pesepak bola muda berbakat Indonesia, termasuk Evan Dimas.
ADVERTISEMENT
Hal itu berakar dari kebiasaan Mursyid yang suka blusukan, layaknya Indra Sjafri dalam mencari pemain muda berbakat. Mursyid mengaku sudah mulai blusukan sejak 2012, ketika ia menjabat sebagai pelatih PON Remaja Jawa Timur.
Pria yang kini melatih Persiga Trenggalek itu mencari bakat-bakat terpendam dalam lingkup Jawa Timur, dari Banyuwangi hingga Madiun.
Tidak mau pilih pemain yang ecek-ecek, Mursyid mengaku bahwa ia sangat objektif dalam mencari bintang muda. Konsistensi Mursyid dalam mempertahankan idealismenya terbukti ketika ia menolak banyak orang tua yang 'menitipkan' anaknya untuk diorbitkan.
Eks pemain timnas sepak bola Indonesia, Mursyid Effendi Foto: @officialpersiga
Ada kalanya, Mursyid Effendi diberi banyak 'amplop' yang isinya tidak sedikit sebagai bahan sogokan. Meskipun begitu, sosok yang mengakhiri karier bermainnya di Persiku Kudus ini langsung mengembalikannya sebab tak ingin merusak integritasnya.
ADVERTISEMENT
Mursyid tetap membawa 'bakat-bakat' titipan itu untuk mengikuti seleksi. Namun, hal tersebut boleh dibilang sebagai kedok untuk menghargai sebab Mursyid langsung mencoret mereka beberapa saat kemudian.
"Saya kan keliling, sebelum Indra Sjafri melakukan hal itu, saya sudah melakukan keliling kota di Jawa Timur [mencari bakat-bakat] sejak 2012 dan 2013, mulai Banyuwangi sampai Tuban, lalu Madiun," kisahnya kepada kumparan.
eks pemain timnas sepak bola Indonesia, Mursyid Effendi. Foto: @officialpersiga
Bicara soal Evan Dimas, Mursyid Effendi bertemu kapten Timnas Indonesia di Piala AFF 2020 itu saat usianya masih 10 tahun di SSB Mitra Surabaya. Kala itu, ia hanya memantau perkembangan Evan tanpa keterlibatan langsung.
Mursyid mulai turun tangan ketika Evan yang berumur 16 tahun membela tim Porprov (Pekan Olahraga Provinsi) Surabaya. Gelandang kreatif itu menjadi buah bibir para mantan pesepak bola nasional karena bergabung di tim Porprov, padahal usianya masih sangat belia.
ADVERTISEMENT
"Evan Dimas mulai usia 10 tahun sama saya di SSB Mitra Surabaya. Sampai usia 15 atau 16 tahun, dia main di Porprov Surabaya. Dia menjadi pemain kontroversi di Persebaya. Di Persebaya, bukan di Jawa Timur. Kenapa? Karena masih muda, kok, sudah main di Porprov. Itu yang protes siapa? Mantan-mantan pemain sepak bola," terangnya.
"Saya bilang gini, 'Kapan bisa muncul Yusuf Ekodono yang baru? Kapan bisa muncul Bejo Sugiantoro lainnya? Kapan bisa muncul Pele-Pele lainnya? Kapan bisa muncul Maradona-Maradona lainnya? Yang usia 17 dan 18 tahun sudah main senior'," tambahnya.
Pemain Timnas Indonesia Evan Dimas berusaha melewati hadangan pemain Timnas Vietnam Que Ngoc Hai pada pertandingan Grup G Kualifikasi Piala Dunia 2022 zona Asia di Stadion Al Maktoum, Dubai, Uni Emirat Arab, Senin (7/6).  Foto: Humas PSSI/HO/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Pemain Timnas Indonesia Evan Dimas berusaha melewati hadangan pemain Timnas Vietnam Que Ngoc Hai pada pertandingan Grup G Kualifikasi Piala Dunia 2022 zona Asia di Stadion Al Maktoum, Dubai, Uni Emirat Arab, Senin (7/6). Foto: Humas PSSI/HO/ANTARA FOTO
Mursyid amat mengupayakan karier Evan Dimas bisa melesat. Ia juga mengambil peran dalam perekrutan Evan Dimas di Persebaya. Ia mengaku bahwa negosiasi yang dilakukan 'Bajul Ijo' terhadap Evan senilai Rp 2,5 miliar itu tak terlepas dari keterlibatannya.
ADVERTISEMENT
"Sampai Evan bisa teken kontrak miliaran rupiah, itu saya juga yang notok (bantu). Anak itu bergabung dengan Persebaya saat era La Nyalla. Saya terlibat dalam proses negosiasi sampai muncul kesepakatan kontrak 3 tahun dengan mahar Rp 2,5 miliar," tandasnya.
Selain Evan, Mursyid juga menemukan sosok Andik Rendika Rama. Ia masih ingat betul bagaimana awal dirinya membantu pemain yang kini membela Madura United tersebut.
"Rendika Rama, anaknya orang enggak punya, sebelum dia ke Persija, itu saya juga yang notok [buat main di Deltras Sidoarjo] sampai bertengkar dengan anaknya Bupati Sidoarjo. Dulu enggak ada yang berani sama bupati itu, kalau saya waduh, pokoknya sing kuoso aja, tak labrak," kenang Mursyid Effendi.
Pemain Madura United, Andik Rendika Rama (kiri). Foto: Dok. Madura United
"Masalahnya waktu itu Rendika Rama pas mau ke Deltras, disuruh tanda tangan jam 1 atau jam 2 malam. Gila, enggak? Saya sebagai ‘bapaknya’ apa enggak ngamuk?"
ADVERTISEMENT
"Saya datangi anaknya bupati, 'Kamu anaknya bupati, saya juga anaknya bupati, malahan anak wali kota'. Ini ‘wali kota’ maksudnya anaknya ibuku. Ibuku kan wali kota rumah tanggaku ndewe (tetangga saya sendiri). Belum tahu dia siapa Mursyid Effendi, enggak peduli saya, enggak berani dia, tergagap-gagap," imbuhnya.
Rendika membela Deltras Sidoarjo selama 2012–2014. Sang bek kiri lalu pindah ke Persela pada 2015, baru ke Persija pada 2016. Sejak 2017, ia membela Madura United.
Kini, karena melatih Persiga Trenggalek, Mursyid lebih berfokus pada pembibitan pemain di daerah sana. Ia mengaku bahwa ada sejumlah eks anak asuhnya yang dikontrak klub Liga 1 dan Liga 2.
Eks pemain timnas sepak bola Indonesia, Mursyid Effendi (tengah) foto bersama dengan anak latihnya Foto: @officialpersiga
"Saya juga membikin prestasi anak-anak Trenggalek. Sejak saya pegang Persiga, banyak anak-anak dari Trenggalek main di Liga 1 dan Liga 2. Contohnya, ada Indra Adi Nugraha, kiper Bhayangkara FC. Terus ada Alvin, gelandang Badak Lampung, mainnya istimewa," jelasnya.
ADVERTISEMENT
"Saya sampai nangis lihat si Alvin itu. Dia kan dari Sidoarjo, anak orang enggak punya, seleksi di Sidoarjo ditaruh di tim kedelapan [padahal mainnya bagus]. Lucunya, saya ketemu dia itu di Pasuruan [saat blusukan cari pemain berbakat]," jelasnya.
Indra sempat membela Persiga selama 2014–2017, lalu dikontrak Bhayangkara FC pada 2018. Alvin sendiri baru gabung Badak Lampung FC dari Sriwijaya FC per Juli 2021 dan telah mencatatkan dua assist di Liga 2 musim ini.
Penulis: Hamas Nurhan R T