Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Kisah Peri Sandria yang Kini Sibuk Jadi Bendahara Pembangunan Musala
27 Agustus 2021 13:56 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Pada Liga Indonesia 1994/95, Peri mencetak 34 gol kala membela Mastrans Bandung Raya. Rekor jumlah gol terbanyak dalam semusim ini sempat tak terpecahkan, hingga akhirnya Sylvano Comvalius mencetak 37 gol pada Liga 1 2017.
Meski demikian, 'haram' rasanya mencoret nama Peri dari sejarah besar sepak bola Indonesia. Apa kabar pria kelahiran Binjai, Sumatera Utara, itu sekarang?
Pandemi corona rupanya cukup berdampak pada Peri. Sempat menjadi pelatih beberapa klub, pria yang kini tinggal di Kebagusan, Jakarta Selatan, ini sekarang sedang sibuk menjadi bendahara pembangunan musala.
"Sekarang, sih, belum ada kegiatan. Sekarang, ini saya di musala, sedang ada rapat di musala ini," terang Peri Sandria di ujung telepon saat dihubungi kumparan.
Sebelum pandemi corona, Peri pernah melatih beberapa klub Ind0nesia. Tercatat, pria kelahiran 23 September 1969 ini pernah melatih PS Siak Riau (2008-2010 dan 2012-2013), Persipon Pontianak (2010-2012), sempat menjadi asisten Dejan Antonic di Pelita Bandung Raya (2014), hingga terakhir membesut PS Marinir.
ADVERTISEMENT
Sebenarnya, PS Marinir senang dengan kinerja Peri sebagai pelatih. Sebab, eks bomber Mastrans Bandung Raya itu berhasil membawa tim itu menjuarai Poral (Pekan Olahraga Angkatan Laut) 2018, kompetisi sepak bola bergengsi di lingkup TNI Angkatan Laut.
"Ini lebih bergengsi dari liga soalnya pejabat-pejabat yang punya bintang pada nonton," terang Peri ketika ditanya soal kisahnya di PS Marinir dan Poral.
Pada 2018, saya bawa mereka jadi juara Poral. Kami kalahkan tim yang tadinya enggak pernah kalah di final, Mabesal (Markas Besar Angkatan Laut), yang komposisinya ada pemain-pemain Liga 1 dan Liga 2. Kalau PS Marinir kan memang marinir asli. Almarhum Daryono saja itu yang top kiper kami waktu itu."
"Memang lebih enak melatih tentara daripada klub-klub liga. Tekanannya enggak terlalu besar," tambahnya.
ADVERTISEMENT
Kemudian, pandemi corona membuat Peri Sandria terpaksa menganggur. Kini, ia mengaku sedang menjadi bendahara untuk pembangungan musala di daerahnya.
"Sebenarnya, sih, kemarin sudah ada kontak-kontak [lagi dengan PS Marinir]. Saya disuruh sabar saja dulu [selama tidak ada kompetisi]," ungkapnya.
"Sekarang kesibukannya latihan-latihan sama teman-teman saja. Pemasukan dari tarkam saja kalau ada. Juga ini, saya sibuk-sibuk urus pembangunan musala, saya ditunjuk jadi bendahara, harus lincah-lincah cari uang sana-sini," tandasnya.