Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Kisah Rivaldo: Dulu Kurang Gizi dan Kaki Bengkok, Kini Legenda Brasil
23 Juni 2021 15:21 WIB
·
waktu baca 3 menitDiperbarui 13 Agustus 2021 14:11 WIB

ADVERTISEMENT
Rivaldo dibesarkan di daerah kumuh Recife, Pernambucano, Brasil, hingga populer sebagai pesepak bola. Pemain kidal ini merupakan salah satu yang terbaik pada masanya.
ADVERTISEMENT
Rivaldo merupakan putra dari pasangan Romildo Ferreira dan Marlucia Salomao Borba. Saat kecil, kehidupannya sangat sulit untuk mendapatkan makanan sehat. Jangankan makanan sehat, bisa rutin makan saja sudah menjadi sesuatu yang mewah bagi Rivaldo.
Karena tingkat kemiskinan yang begitu tinggi, Rivaldo bahkan pernah mengalami kekurangan gizi. Dia bahkan sempat mengalami kaki bengkok dan kehilangan beberapa gigi karena pembusukan usai tidak menerima cukup asupan makanan.
Di tengah-tengah kesulitan yang dihadapi, Rivaldo tetap menyempatkan untuk bermain bola seperti kebanyakan bocah Brasil lainnya. Namun karena keadaan dan kondisi fisiknya yang tidak memadai, ia hampir kehilangan mimpi besarnya.
Meski berhasil tergabung dengan tim lokal, Rivaldo sempat diragukan oleh pelatih. Ia dinilai lemah dan memiliki kaki yang tak terlalu kuat. Keadaannya semakin diperparah setelah sang ayah tewas dalam sebuah kecelakaan.
ADVERTISEMENT
Hidup Rivaldo sempat terganggu karena sang ayahlah yang selama ini mendorongnya untuk menjadi pesepak bola hebat. Namun dengan sedikit paksaan dan tekad yang kuat, Rivaldo bergabung dengan Santa Cruz. Selama periode 1991-1993, ia sudah membela beberapa klub lainnya seperti Moga Mirim dan Corinthians.
Pada tahun 1994, karier Rivaldo mulai meningkat setelah bergabung dengan Palmeiras. Setelah memperkuat Palmeiras akhirnya Rivaldo memutuskan berkarier di Eropa.
Klub pertama yang beruntung mendapatkan pemain berbakat ini adalah Deportivo La Coruna. Di musim 1996/97, Rivaldo berhasil membawa timnya itu menduduki posisi ketiga.
Dinilai memiliki kemampuan spesial, Rivaldo diplot sebagai pengganti Ronaldo de Lima yang hengkang dari FC Barcelona. Dengan mahar sekitar 23,5 juta euro, ia resmi mendarat di Camp Nou pada musim kompetisi 1997/98.
ADVERTISEMENT
Kedatangannya di Barcelona benar-benar menuai pujian. Ia menjadi idola baru para pendukung tim Catalan dan sukses menyumbangkan trofi Piala Super Eropa, la Liga, serta Copa del Rey.
Pada musim keduanya, Rivaldo kembali mengantar Barca juara La Liga. Secara keseluruhan, Rivaldo terlibat dalam 48 partai dengan menghasilkan 29 gol.
Di musim 1999/00, Barca mulai mengalami penurunan performa. Rivaldo juga sempat terlibat konflik dengan Van Gaal karena menolak untuk ditaruh pada posisi yang tidak diinginkan.
Meski sinar Blaugrana mulai redup kala itu, Rivaldo tetap menunjukkan konsistensinya. Ia bahkan menyabet gelar Ballon D’or dan top skor Liga Champions.
Selain moncer bersama Barca, Rivaldo juga sukses menyumbangkan trofi Piala Dunia bagi Timnas Brasil pada 2002. Meski terlibat sedikit kontroversi, ia tetaplah sosok penting dalam kesuksesan tim samba.
ADVERTISEMENT
Selepas memperkuat Barcelona, Rivaldo pergi ke Italia untuk bergabung dengan AC Milan. Meski kemampuannya dianggap menurun, ia tetap mampu menyumbangkan gelar Liga Champions Eropa, Coppa Italia dan Piala Super Eropa.
Setelah berseragam merah hitam, Rivaldo sempat membela beberapa klub, salah satunya Olympiakos. Klub Brasil, Mogi Morim adalah tim terakhir yang dibela oleh Rivaldo, pria yang saat ini berusia 49 tahun telah akhiri masa emasnya sebagai pemain pada tahun 2014 silam.
Selama 23 tahun kariernya, Rivaldo telah gelontorkan 234 gol dan 90 assist dalam 534 pertandingan di level klub. Dalam balutan seragam timnas Brasil, ia punya 74 caps dan bikin 34 gol. Selain Piala Dunia, Rivaldo memberikan satu Piala Konfederasi dan satu Copa America untuk Selecao.
ADVERTISEMENT
Setelah resmi pensiun, Rivaldo akan selalu dikenang sebagai salah satu legenda sepak bola dunia. Prestasinya selama merumput di lapangan hijau sukses mengantarnya dalam daftar 100 pesepak bola terbaik sepanjang sejarah.
****