Kisah Rogerio Ceni: Sempat Ingin Diaborsi, Kini Jadi Kiper yang Cetak 132 Gol

10 Juni 2021 14:14 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rogerio Ceni. Foto: DANIEL KFOURI / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Rogerio Ceni. Foto: DANIEL KFOURI / AFP
ADVERTISEMENT
Mungkin sudah sewajarnya bagi seorang striker bisa mencetak ratusan gol. Akan tetapi, mantan penjaga gawang Sao Paulo, Rogerio Ceni, berhasil mencatatkan namanya di papan skor sebanyak 132 kali.
ADVERTISEMENT
Akan tetapi, perjalanan Ceni yang luar biasa hampir berakhir bahkan sebelum dimulai. Ketika ibunya mengandung, kehamilan tersebut berisiko tinggi dan dokter menyarankan untuk melakukan aborsi.
Dengan dukungan suaminya, ibu Ceni tak mengindahkan saran dokter dan Rogerio Ceni lahir pada 22 Januari 1973 silam di negara bagian Parana, Brasil Selatan.
Rogerio Ceni. Foto: LUIS ACOSTA / AFP
Saat masih belia, ia dan keluarganya pindah ke barat Brasil, yakni kota Sinop di Mato Grosso. Di sana, sang ayah mengajarinya cara bermain sepak bola.
Ceni mulai bermain di tim lokal, Sinop FC. Pada awalnya, ia berganti-ganti posisi antara kiper dan bek sayap. Berkat pengaruh ayahnya, ia kemudian berfokus di bawah mistar.
Pada usia 16 tahun, Ceni mendapat tawaran untuk menjadi kiper ketiga Sinop FC. Sang ayah menolak tawaran tersebut lantaran ia telah mendapat pekerjaan di sebuah bank.
ADVERTISEMENT
Namun, setahun berikutnya terjadi restrukturisasi di bank tersebut dan Ceni kembali menjadi pengangguran. Ketika tawaran Sinop FC datang lagi, sang ayah langsung menerimanya.
Ceni menghabiskan sebagian musim pertamanya sebagai kiper ketiga dan karenanya tidak tampil. Ia baru duduk di bangku cadangan usai kiper utama, Marilia, mengalami cedera di pertengahan musim.
Penjaga gawang cadangan kemudian menjadi starter, namun pergelangan tangannya patah akibat benturan. Ceni kemudian masuk dan menunjukkan penampilan yang solid dan cukup untuk meyakinkan pelatih.
Rogerio Ceni. Foto: MAURICIO LIMA / AFP
Ceni pertama kali diturunkan sebagai starter saat Sinop FC berusaha merebut gelar negara bagian Mato Grosso untuk pertama kalinya dalam sejarah. Ia menyelamatkan penalti di detik-detik terakhir untuk mempertahankan keunggulan 1-0.
Ia mempertahankan statusnya sebagai kiper utama selama sisa musim dan klub melanjutkan untuk mengeklaim gelar negara bagian pada musim tersebut.
ADVERTISEMENT
Musim berakhir, Ceni kembali menjadi pengangguran. Akan tetapi, ia kemudian mendapat kesempatan untuk uji coba di Sao Paulo berkat kegigihan ayahnya. Ia kemudian bermain untuk tim U-20.
Pada 1992, tim U-20 Sau Paulo keluar sebagai runner-up di Copa Sao Paulo de Futebol Junior, namun Ceni masih menjadi pilihan kedua di level ini.
Usai turnamen tersebut, Ceni menjadi kiper ketiga dan mulai berlatih bersama tim utama Sao Paulo. Baru pada 1997, ia mendapatkan perannya sebagai kiper utama dan memainkan 70 laga sepanjang musim tersebut.
Pada musim itu juga Ceni memberikan demonstrasi pertama kepada publik Brasil bahwa ia mampu memasukkan bola ke gawang dengan kakinya sehebat ia menahan bola yang mengarah ke gawangnya.
Rogerio Ceni. Foto: DANIEL KFOURI / AFP
Pelatih Muricy Ramalho melihat kemampuan Ceni untuk melakukan tendangan bebas selama latihan dan mendorongnya untuk terus melakukan latihan sampai ia ditunjuk sebagai spesialis bola mati.
ADVERTISEMENT
Saat melawan Uniao Sao Joao di Campeonato Paulista 1997, Sao Paulo mendapatkan pelanggaran di tepi kotak penalti. Ceni melangkah dan semua orang terkejut.
Bola melaju ke sudut gawang dan yang terlihat kemudian adalah kegembiraan seorang kiper yang mencetak gol melalui bola mati untuk pertama kalinya.
Sisanya terukir dengan baik dalam sejarah. Gol demi gol berhasil diciptakan melalui kakinya dan Ceni adalah penjaga gawang dengan catatan gol terbanyak.
Ceni menghabiskan 25 tahun bersama Sao Paulo sebelum menggantung sarung tangannya pada 2015 lalu. Ia mengakhiri kariernya dengan 1238 penampilan dan 132 gol yang 61 di antaranya lewat tendangan bebas sementara 70 lainnya dari titik putih.