Kisah Samir Nasri: Kariernya Rusak Usai Disuntik di Klinik Kesehatan

27 September 2021 14:05 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Samir Nasri (kanan) pada laga pramusim di AS. Foto: Reuters/Harrison McClary
zoom-in-whitePerbesar
Samir Nasri (kanan) pada laga pramusim di AS. Foto: Reuters/Harrison McClary
ADVERTISEMENT
Samir Nasri mengumumkan pensiun sebagai pesepak bola profesional. Keputusan itu terbilang terlalu dini, mengingat usianya baru 34 tahun. Ada momen ia menceritakan rasa kecewanya terseret kasus doping usai menjalani pengobatan di sebuah klinik kesehatan.
ADVERTISEMENT
"Mantan gelandang Arsenal dan Manchester City, Samir Nasri, telah mengumumkan pengunduran dirinya dari sepak bola pada usia 34 tahun," tulis laporan Mirror.
Pemain berpaspor Prancis itu sempat memberikan sebuah pernyataan saat diwawancarai media Prancis, Le Journal du Dimanche. Ia menceritakan apa yang terjadi dari klinik kesehatan di AS yang membuatnya terkena kasus doping pada musim 2016/17.
"Sebuah episode yang sangat menyakiti saya dan mengubah hubungan saya dengan sepak bola, skorsing saya," kata Nasri pada saat itu.
“Saya menganggap itu lebih dari tidak adil. Saya tidak menggunakan produk doping. Itu suntikan vitamin karena saya sakit. Itu merusak karier saya,” imbuhnya.
Samir Nasri saat berlaga bersama Sevilla. Foto: CRISTINA QUICLER / AFP
Jika mundur ke belakang saat kasus tersebut bermula, Samir Nasri yang tengah berlibur di Los Angeles, AS, pada Desember 2016 mengalami sakit kepala hingga muntah-muntah. Ia akhirnya menemukan sebuah klinik swasta bernama Drip Doctors.
ADVERTISEMENT
"Saya sedang berlibur bersama keluarga. Saya jatuh sakit, saya terkena virus. Saya tidak keluar kamar, saya menderita muntah-muntah, sakit kepala hebat, saya kosong," katanya kepada L'Equipe.
"Saya menelepon seorang teman dan menyuruhnya untuk mencarikan saya dokter. Dia tidak bisa, tetapi berkata kepada saya, 'Ada klinik, itu akan membuat Anda lebih baik'," sambung Nasri.
Nasri pun mendapat pengobatan seharga USD 200 (setara Rp 2,8 juta) dari Drip Doctors. Hanya, ia ternyata diberi 500 mililiter hidrasi dalam bentuk air steril yang mengandung komponen mikronutrien.
Namun, itu menjadi masalah karena dosisnya 10 kali lebih besar dari yang diizinkan oleh Badan Anti-Doping Dunia (WADA) dan peraturan anti-doping UEFA. Buntutnya, Nasri yang saat itu merumput bersama Sevilla dihukum larangan bermain 6 bulan.
Samir Nasri menjejak kembali di Premier League. Foto: REUTERS/David Klein
"Saya hancur karena saya pikir saya akan dilarang selama dua tahun. Saya tidak ingin bermain lagi setelah itu," jelas Nasri di akun Instagram miliknya pada tahun lalu.
ADVERTISEMENT
“Saya bahkan mengatakan kepada [Jorge] Sampaoli untuk meninggalkan saya, tetapi dia selalu ingin saya bermain. Saya tersesat, cemas, dan marah dengan segalanya. Saya tidak menunjukkannya di lapangan, tetapi sepak bola sudah berakhir untuk saya," imbuhnya.
Selepas dari Sevilla, Nasri sempat bermain untuk klub Turki, Antalyaspor, kemudian kembali ke Inggris bersama West Ham, dan terakhir bermain bersama Anderlecht pada musim 2019/20. Ia pun menganggur setelahnya.
Saat masa jayanya, Samir Nasri pernah merumput bersama Arsenal dan Manchester City. Bahkan, ia sanggup menghadirkan dua trofi Liga Inggris dan satu Piala Liga dalam masa bakti lima tahun di Etihad Stadium.